Home » Kesehatan » Berbagai Alternatif Pembalut bagi Perempuan

Berbagai Alternatif Pembalut bagi Perempuan

Delima Purnamasari

Kesehatan

Alternatif pembalut bagi perempuan

Bincangperempuan.com- Menstruasi adalah proses yang normal dan sehat secara biologis. Kebersihan saat periode ini mesti diperhatikan sebagai usaha untuk menjaga kesehatan organ reproduksi perempuan. Gatal, bau tak sedap, rasa lembab, sampai iritasi kerap menghampiri. Oleh sebab itu, pengetahuan akan berbagai jenis pembalut begitu penting demi bisa menyesuaikan dengan kebutuhan dan kenyamanan tiap-tiap perempuan. 

Siklus teratur ini terkait dengan kematangan seks, kesuburan, kesehatan tubuh, bahkan pembaruan tubuh itu sendiri. Menstruasi menjadi tanda dari kesehatan telur dan kelanjutan fungsi uterus. Sayangnya, mitos-mitos tentang menstruasi di masyarakat menjadikan periode bulanan yang dialami perempuan sarat dengan beban sejarah dan kultural. Rahim direkonstruksi sebagai sumber persolan yang mesti dihadapi perempuan. 

Menstruasi menjadi bentuk eksklusi bagi kaum perempuan. Mereka dipisahkan dari interaksi sosial dan diisolasi dari lingkungan yang suci karena dianggap kotor. Dengan kata lain, fungsi biologis ini dijadikan sebuah mekanisme sistematis untuk mengekang perempuan. Menstruasi jadi lebih bersifat politis karena digunakan oleh pihak lain dalam struktur kekuasaan yang rumit. Perempuan kehilangan otoritas, bahkan atas tubuhnya sendiri.

Hadirnya pembalut wanita dalam berbagai bentuknya menjadi tanda penting dalam pergulatan kekuasaan ini. Produk dan iklan tentang pembalut menegaskan adanya penolakan bahwa perempuan menstruasi tidak mampu bergerak aktif dan berprestasi dalam ranah publik. 

Baca juga : Memperjuangkan Kesehatan Reproduksi Perempuan

Bincang Perempuan merangkum jenis-jenis pembalut yang bisa digunakan perempuan berserta kelebihan dan kekurangannya. Lima di antaranya adalah sebagai berikut:

Pembalut sekali pakai

Pembalut sekali pakai
Pembalut sekali pakai (Foto: Freepik)

Ini adalah produk sanitasi yang paling populer digunakan oleh perempuan Indonesia. Penggunaan produk ini cukup mudah karena hanya perlu ditempelkan pada celana dalam. Jenis ini juga terbagi lagi sesuai dengan fase pendarahan yang dialami. Mulai dari reguler, pembalut malam, liner, sampai pembalut bersalin. Ada berbagai ukuran dengan daya serap yang berbeda-beda. Beberapa produk memiliki sayap atau lipatan pada bagian sisi untuk membantu mencegah kebocoran. 

Pembalut ini digunakan sekali pakai sehingga perlu diganti tergantung seberapa deras darah menstruasi. Dalam satu hari, standar baik untuk menggantinya adalah setiap 3-4 jam. Oleh sebab itu, pembalut ini kerap dikaitkan dengan persoalan lingkungan. 

Produknya memang tipis, tetapi masih cenderung terlihat saat perempuan mengenakan celana ketat atau pakaian jenis tertentu. Beberapa perempuan menjadi kurang nyaman akan hal ini. Selain itu, banyak perempuan dengan kulit sensitif mengeluhkan lecet dan iritasi ketika menggunakannya. 

Pembalut kain

Pembalut kain
Pembalut kain (Foto: Pexels)

Pembalut ini terbuat dari bantalan kapas dan kain yang lembut dengan berbagai corak. Bentuknya tidak jauh berbeda dengan pembalut sekali pakai, bahkan ada beberapa jenis yang juga memiliki sayap. Cara penggunaannya adalah dengan menyelipkan kancing/penjepit pada celana dalam. Produk ini mulai dilirik karena lebih aman bagi kesehatan dan ramah lingkungan. Pembalut kain bisa digunakan berkali-kali, bahkan hingga 2-3 tahun. Akan tetapi, harga awalnya relatif lebih mahal jika dibandingkan pembalut sekali pakai. 

Walaupun demikian, proses pencucian pembalut ini membuat banyak perempuan malas menggunakannya. Pencucian dan pengeringannya juga harus benar untuk mencegah jamur tumbuh. Apabila tidak segera dicuci ataupun pencuciannya tidak bersih, akan meninggalkan noda. Produk ini menjadi tidak praktis dibawa saat perjalanan jauh, apalagi jika kondisi toilet tidak memadai.

Tampon

Tampon
Tampon (Foto: Pexels)

Pembalut ini merupakan bantalan kapas berbentuk seperti kapsul dengan tali kecil pada bagian ujungnya. Penggunaannya adalah dengan dimasukan dalam vagina sehingga tidak menimbulkan bentuk pembalut. Sedangkan cara melepasnya, dengan cara menarik talinya. 

Baca juga : Apa Itu Premenstrual Syndrome ? Bagaimana Gejalanya ?

Ukurannya yang kecil cocok digunakan bagi perempuan yang aktif bergerak. Walaupun demikian, jika benangnya terputus maka tampon akan tertinggal di liang vagina sehingga perlu perlu pertolongan medis untuk mengeluarkannya. Penggantian tampon dapat dilakukan setiap 4-6 jam sekali. Apabila terlalu lama menggantinya maka akan meningkatkan risiko terkena toxic shock syndrome (TSS).

Infeksi yang disebabkan oleh bakteri staphylococcus aureus yang masuk ke aliran darah dan memproduksi racun yang dapat mengancam nyawa. Proses pemasangan tampon yang berisiko melukai dinding vagina juga dapat menjadi jalan masuk bagi bakteri. 

Menstrual cup

Menstrual cup
Menstrual cup (Foto: Freepik)

Produk sanitasi ini berupa silikon yang mudah dilipat karena penggunaannya dimasukkan ke dalam vagina. Bentuknya yang seperti gelas berfungsi untuk menampung darah menstruasi dan dapat bertahan selama 6-12 jam. Produk ini dapat digunakan berulangkali dengan cara mencucinya sehingga lebih ramah lingkungan.

Penggunaan menstrual cup tidak menimbulkan bau, lebih tahan lama, dan lebih aman. Meski begitu, biasanya pengguna baru akan relatif kesulitan ketika memasangnya, apalagi ada sensasi mengganjal dan kurang nyaman. Produk ini tidak mengandung bahan kimia, pemutih, atau serat yang menyebabkan alergi sehingga lebih disukai. Terlebih, kemungkinan bocornya 0,5 kali lebih jarang. 

Menstrual disc

Menstrual disc
Menstrual disc (Foto: Period Shop)

Produk ini mirip dengan menstrual cup, tetapi memungkinkan untuk ditempatkan lebih dekat dengan leher rahim. Dengan demikian, semakin mengurangi risiko kebocoran darah. Tidak adanya tarikan pegangan seperti menstrual cup juga membuat produk sanitasi jenis ini tidak mengganggu dan lebih nyaman digunakan. 

Menstrual disc dapat menampung darah hingga 75 mililiter dan digunakan sampai 12 jam. Alat ini terbuat dari silikon berstandar medis sehingga menghindarkan dari kemungkinan mengubah pH vagina atau mengembangkan infeksi. Walau demikian, melepaskan menstrual disc memang sedikit lebih sulit karena pengguna mesti memasukan jari ke dalam vagina sembari mengendurkan otot dasar panggul. Jari perlu dikaitkan di bawah tepi cakram lalu ditarik secara perlahan.

Setiap perempuan harus terhindar dari period poverty. Salah satunya dengan terjaminnya akses produk-produk menstruasi. Tidak terpenuhinya hak ini berarti memisahkan partisipasi perempuan dalam ranah-ranah publik. Oleh sebab itu, penggunaan pembalut pengganti, seperti kain lap atau tisu toilet sudah semestinya bisa dihentikan. (**)

Sumber :

  • Irwan Abdullah, 2002. “Mitos Menstruasi: Konstruksi Budaya Atas Realitas Gender”, dalam Humaniora Volume XIV No 1/2002.
  • Artika Rachmi Farmita, 2022. “Pakai Pembalut atau Menstrual Cup? Ini Kelebihan dan Kekurangannya”, dalam Kompas.com
  • Alodokter, Kenali Toxic Shock Syndrome, Kondisi Bahaya Akibat Infeksi Bakteri.
  • Caitlin Geng, 2021.”What to know about period poverty”, dalam medicalnewstoday.com.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Artikel Lainnya

Membangun Kesehatan Fisik dan Mental untuk Ibu dan Janin

Melawan Tabu Pap Smear Meningkatkan Kesadaran Kesehatan Perempuan

Pap Smear: Saatnya Perempuan Peduli Kesehatan Diri!

KB Suntik, Alat Kontrasepsi yang Paling Banyak Digunakan di Bengkulu

1 Comments

  1. Hallo, saya merasa sangat membantu atas pembahasan artikel terkait alternatif pembalut yang mana sangat banyak digunakan oleh khususnya wanita dengan adanya pembahasan ini akan lebih banyak orang yang mengetahui alternatif lain selain pembalut sekali pakai yang akan membuat lingkungan tercemar mungkin akan segera beralih ke pembalut kain yang lebih ramah lingkungan

    Reply

Leave a Comment