Home » News » FOMO: Tren Baru Boneka Labubu Digemari Para Kidult

FOMO: Tren Baru Boneka Labubu Digemari Para Kidult

Zefanya Preticia

News

Lisa Black Pink dan boneka Labubu

BincangPerempuan.com– Di era digital saat ini, Fear of Missing Out (FOMO) telah melampaui berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam dunia mainan. Salah satu contoh terbaru adalah tren boneka Labubu yang tengah menggema di kalangan kidult (adult kid). 

Boneka ini, yang awalnya dirancang untuk pasar anak-anak, kini menjadi koleksi populer di kalangan dewasa berkat kekuatan media sosial dan dorongan FOMO. Kali ini, BPer’s bakal membahas mengapa boneka Labubu menjadi begitu digemari serta menjelaskan dampaknya terhadap pasar mainan. 

Konteks pemasaran dan belanja, FOMO sering dimanfaatkan untuk mendorong penjualan. Misalnya, penawaran terbatas, diskon, atau produk edisi terbatas sering kali dirancang untuk menciptakan rasa urgensi dan mengatasi FOMO. Ini bisa menyebabkan konsumen membuat keputusan pembelian impulsif. 

Menilik secara sosial, FOMO juga dapat memengaruhi hubungan sosial. Rasa tidak puas dengan kehidupan seseorang yang dapat menyebabkan konflik, stres, atau bahkan perasaan terasing dari kelompok sosial. 

Baca juga: Saatnya Mengakhiri Stigma Menstruasi

Apa itu boneka labubu?

Labubu adalah sebuah karakter hasil karya seniman Hong Kong, Kasing Lung, yang diciptakan pada 2015. Boneka Labubu kemudian diproduksi oleh Pop Mart, sebuah perusahaan mainan asal China. Labubu, yang dikenal dengan desain bonekanya yang lucu dan imut. Ukuran tubuhnya yang kecil, telinga yang besarnya mencuat, dengan mata besar dan ekspresi yang beragam, boneka ini menonjol karena mata lebar banget, raut wajah yang terkesan geram, giginya yang mencuat keluar, memberikan kesan nakal tapi lucu bagi penggemarnya. 

Gaya desain Labubu mencampurkan unsur-unsur budaya Timur dan Barat dengan sedikit sentuhan surealis yang khas dari Kasing Lung. Sering kali, Labubu ditempatkan dalam situasi aneh atau fantasi, seperti berpetualang di hutan mistis atau bertemu makhluk-makhluk ajaib. Hal-hal ini bikin Labubu kelihatan makin unik dan menarik buat dikoleksi.

Baca juga: #MarriageIsScary: Perempuan Mengungkap Kecemasan di Balik Pernikahan

Mengapa Labubu dibilang unik dan tenar saat ini? 

Boneka Labubu dikenal dengan desain yang ceria dan penuh warna. Setiap boneka memiliki karakteristik yang berbeda, menjadikannya menarik bagi berbagai kalangan. Desain ini sangat cocok dengan preferensi visual banyak kidult yang menghargai estetika kawaii. 

Selain itu juga, media sosial memainkan peran dalam penyebarluasan tren ini. Hashtag seperti #Labubu dan #LabubuDolls sering muncul di platform seperti Instagram dan TikTok, memungkinkan penggemar untuk berbagi foto dan video boneka mereka. Hal ini menciptakan viral, dimana semakin banyak orang merasa terdorong untuk memiliki boneka Labubu agar tidak merasa tertinggal (left out). 

Strategi pemasaran dari Boneka Labubu ini juga terbilang eksklusif dikarenakan Labubu sering luncurkan edisi terbatas dan kolaborasi dengan merek lain. Hal inilah yang meningkatkan daya tarik para pembeli untuk berbelanja boneka Labubu ini. Edisi khusus yang dirilis dengan jumlah terbatas seringkali memicu perasaan urgensi di kalangan kolektor dan penggemar, mendorong mereka untuk membeli sebelum kehabisan.

Pada bulan April, penyanyi Blackpink asal Thailand, yaitu Lisa berbagi foto di Instagram dirinya dengan Labubu, yang menyebabkan lonjakan popularitas mainan tersebut di Asia Tenggara. Viralnya boneka tersebut membuat toko utama boneka tersebut mengalami antrian yang panjang, dan produk langsung terjual habis selama siaran langsung. 

Mainan Labubu yang awalnya dijual seharga 99 yuan ($13,6) di Tiongkok kini dijual seharga 2.590 Baht Thailand (512 yuan) di Thailand. Karena popularitas Labubu, banyak wisatawan Thailand di Tiongkok membeli mainan tersebut sebagai oleh-oleh untuk teman-teman mereka di kampung halaman. 

Menurut Global Times, terdapat seorang wanita bernama Xiao Tong yang bekerja di Perusahaan Bangkok, ia mengatakan bahwa acara undian berhadiah yang diselenggarakan oleh perusahaan, hadiah pertamanya adalah sebuah telepon pintar dan hadiah ketiga adalah Labubu. Dikatakan bahwa banyak rekan kerjanya di Thailand berharap untuk memenangkan hadiah ketiga, yaitu Boneka Labubu. 

Apa sih dampak Labubu terhadap pasar mainan? 

Tren Labubu telah menimbulkan dampak signifikan terhadap pasar mainan. Menurut laporan dari The Toy Association, pasar mainan koleksi global diperkirakan mencapai USD 24,4 miliar pada tahun 2024 dan mengalami pertumbuhan secara signifikan yang dipengaruhi oleh koleksi edisi terbatas seperti Labubu. Segmen pasar semakin penting dikarenakan banyak digemari oleh para kolektor dewasa. 

Selain itu juga, dampak dari FOMO membeli boneka Labubu ini membuat adanya peningkatan atau lonjakan pada penjualan online boneka Labubu pada platform e-commerce. Data dari Statistik menunjukkan bahwa penjualan mainan online meningkat dari 15% pada tahun 2023, dan kontribusi penjualan terbesar yaitu dari tren koleksi boneka seperti Labubu. Tidak hanya itu saja, kesuksesan boneka Labubu juga memengaruhi desain dan strategi pemasaran mainan lainnya. Banyak perusahaan mainan kini berfokus pada pembuatan edisi terbatas dan kolaborasi untuk menarik perhatian konsumen dewasa.

Nah, kesimpulannya nih BPer’s, fenomena FOMO yang dihadirkan oleh boneka Labubu menunjukkan betapa kuatnya pengaruh media sosial dan desain yang menarik dalam mengubah pasar mainan. Tren ini menggambarkan bagaimana keinginan untuk terhubung dengan barang yang sedang populer dapat sangat memengaruhi keputusan beli, terutama di kalangan orang dewasa yang masih suka mainan. Dengan pesatnya pertumbuhan pasar mainan koleksi dan dampaknya pada strategi pemasaran, Labubu menjadi contoh nyata tentang bagaimana tren sosial bisa berdampak besar pada industri secara keseluruhan.

Sumber: 

  • Jinruo, Zhang; Mengyang, Ma, 2024. “Chinese trendy toys increasingly popular in Southeast Asia”, diakes dalam The Global Times
  • The Toy Association Report, 2024. “Global Toy Market Report 2024.” diakses dalam Toy Association
  • Statista, 2023. “Online Toy Sales Growth Statistics 2023.” diakses pada Statista
  • Media Sosial Analitik, Data hashtag dan engagement di Instagram dan TikTok menunjukkan lonjakan popularitas boneka Labubu selama tahun 2023-2024.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Artikel Lainnya

Cahaya Perempuan Women Crisis Centre

Lewat ‘Sasi’, Perempuan Papua Melindungi Laut

International Widows Day: Menjadi Ibu Tunggal yang Berdaya

Perempuan di Garis Depan Perdamaian

2 Comments

  1. boneka labubu ini sudab mulai meranah ke lingkungan saya dan kebanyakn teman2 sya beli karna biar sama dengan lalisa, artikel ini cukup insightful, saya suka👍

    Reply

Leave a Comment