Bincangperempuan.com- Berdasarkan catatan Women’s Health, perempuan sebagai penderita lupus mencapai indeks 90 persen. Merujuk Pusat Data dan Informasi (PUSDATIN) Kementerian Kesehatan 2016 ada 2.166 pasien perempuan yang didiagnosis lupus. Angka ini belum termasuk dengan kasus yang tidak dilaporkan karena kebanyakan orang tidak menyadari bahwa mereka menderita lupus.
Lantas, apa itu lupus? Lupus eritematosus merupakan penyakit autoimun kronis yang dapat menyebabkan peradangan pada kulit, sendi, ginjal, dan otak. Lupus biasanya dialami perempuan berusia 15-50 tahun.
Jurnal ilmiah berjudul ‘Annals of the Rehumatic Disease’ mengungkapkan jika perempuan berisiko mengidap lupus karena kromosom gen yang dimiliki. Kondisi ini membuat sistem imun justru menyerang sel, jaringan, dan organ tubuh penderitanya. Akibatnya, penderita mudah terserang infeksi yang akan menyebabkan perandangan akut pada bagian tubuh tertentu.
Jenis-jenis penyakit lupus
Ada empat jenis penyakit lupus yang sering dialami perempuan
- Systemic lupus erythematosus. Jenis penyakit lupus ini sering dialami dan lebih berbahaya dari jenis penyakit lupus lainnya. Umumnya, jenis penyakit lupus ini menyerang berbagai jaringan seperti sendi, otak, ginjal, paru-paru hingga jantung.
- Lupus neonatal. Jenis lupus ini menyerang bayi perempuan karena antibodi ibu yang lemah saat hamil. Jenis lupus ini menyebabkan bayi memiliki masalah hati, kelainan jantung, hingga memiliki jumlah sel darah yang rendah.
- Cutaneous lupus erythematosus. Lupus jenis ini menyerang kulit penderitanya. Penderita penyakit lupus jenis ini akan mengalami ruam discoid atau kondisi dimana kulit bersisik dan mengalami kemerahan tapi tidak terasa gatal. Ruam ini dapat muncul di wajah, mulut, hidung, dan area lainnya yang terpapar sinar matahari.
- Lupus yang disebabkan oleh obat-obatan. Obat-obatan tertentu yang dikonsumsi dapat memunculkan peradangan kronis pada penderita lupus.
Penyebab penyakit lupus
Hingga saat ini belum ada penelitian yang menemukan penyebab pasti dari penyakit lupus. Namun sejauh ini sistem kekebalan tubuh yang menyerang sel, jaringan, dan organ tubuh manusia menjadi penyebab penyakit lupus.
Baca juga: Jangan Ada Lagi Kekerasan Seksual di Lingkungan Kerja
Akan tetapi, ada beberapa faktor yang dinilai dapat menjadi penyebab seseorang menderita penyakit lupus.
- Faktor genetik. Faktor ini menjadi penyebab terbanyak yang dialami oleh penderita penyakit lupus. Genetik meningkatkan risiko anggota keluarga lainnya menderita penyakit yang sama. Hal ini dikarenakan variasi genetik yang diwariskan kepada keturunan akan mempengaruhi kekebalan tubuh seseorang.
- Hormon. Hormon estrogen menjadi hormon yang banyak dihasilkan dan digunakan oleh perempuan. Sebenarnya hormon ini membantu sistem kekebalan tubuh perempuan lebih kuat dari laki-laki. Akan tetapi, pada kondisi penderita lupus justru berbalik menyerang tubuh sehingga memiliki risiko penyakit autoimun yang tinggi.
- Sinar matahari. Paparan sinar matahari langsung dapat meningkatkan risiko menderita penyakit autoimun. Hal ini dikarenakan sinar matahari langsung dapat memicu pembentukan auto-antibodi yang menyerang tubuh sendiri.
- Infeksi dan obat-obatan. Infeksi dan obat-obatan tertentu dapat memicu lupus atau gejala awal pada penderita.
Gejala penyakit Lupus
Pada umumnya, penyakit lupus ditandai dengan demam, bercak pada kulit, peradangan sendi hingga kondisi badan yang melemah. Gejala ini tidak sepenuhnya menandakan bahwa seseorang menderita penyakit lupus. Penyakit lupus dan flu memiliki gejala yang hampir sama. Hal ini lah yang menjadikan dokter sulit mendiagnosa gejala awal pada penderita lupus.
Akan tetapi, ada beberapa gejala penyakit lupus yang umumnya dirasakan oleh wanita. Gejala-gejala ini diantaranya:
- Demam. Biasanya, demam yang dialami oleh penderita lupus melebihi 38 derajat celcius. Hal ini merupakan bentuk respons tubuh terhadap infeksi dan peradangan yang menyerang.
- Rambut rontok. Gejala ini dialami oleh sebagian penderita lupus karena kondisi kesehatan yang semakin menurun. Kerontokan rambut menandakan bahwa peradangan di kulit kepala yang biasanya disebabkan oleh rendahnya kadar tiroid.
- Sesak napas. Sesak napas yang dialami oleh penderita lupus disebabkan oleh peradangan pada selaput yang melapisi jantung dan paru-paru.
- Nyeri otot dan pembekakan sendi. Gejala ini biasanya muncul saat bangun tidur. Penderita lupus akan mengalami pembekakan pada bagian pergelangan tangan atau jari-jari.
- Kejang-kejang. Kejang-kejang yang dialami oleh penderita penyakit lupus disebabkan oleh infeksi yang menyerang otak.
- Penurunan berat badan yang drastis. Sama halnya dengan penyakit kronis lainnya, penyakit lupus dapat menyebabkan penderitanya mengalami penurunan berat badan yang drastis. Hal ini disebabkan karena penyakit lupus memengaruhi beberapa hormon di dalam tubuh.
- Ruam yang mirip kupu-kupu. Pada perempuan yang menderita lupus, kemunculan ruam di wajah atau anggota tubuh lainnya menjadi gejala awal yang harus diwaspadai. Kondisi ini disebabkan oleh sensitivitas kulit terhadap cahaya.
Cara mengobati penyakit lupus
Seseorang yang menderita penyakit lupus memerlukan penanganan yang tepat dalam pengobatannya. Langkah pertama yang dapat dilakukan adalah mendatangi dokter untuk mendapatkan beberapa obat yang tepat berdasarkan gejala yang dialami.
Baca juga: Perempuan Pekerja Seni, dan Beban Ganda yang Kerap Diabaikan
Selanjutnya, melakukan gaya hidup sehat seperti olahraga secara rutin, tidak merokok, istirahat yang cukup, mengonsumsi makanan sehat dapat membantu untuk mengurangi gejala dan efek yang ditimbulkan dari penyakit lupus.
Selain itu, memahami kondisi tubuh menjadi cara yang efektif untuk mengenali gejala lupus sedini mungkin. Hal lain yang dapat dilakukan adalah menghindari paparan sinar matahari yang berlebihan karena dapat meningkatkan resiko gejala lupus seperti ruam di kulit. Apabila diharuskan untuk keluar rumah, menggunakan tabir surya dapat membantu untuk melindungi kulit dari sinar matahari langsung. (**)
Sumber:
- Hillary Sekar Pawestri, 2023. “Lupus”, dalam hellosehat
- Widya Citra Andini, 2023. “10 Gejala Lupus Pada Wanita yang Perlu Diwaspadai”, dalam hellosehat