Home » Tokoh » Zapuri, Selamatkan Perempuan dari Jerat Rentenir Lewat Kopwan Rinjani

Zapuri, Selamatkan Perempuan dari Jerat Rentenir Lewat Kopwan Rinjani

Bincang Perempuan

Tokoh

“Dulu rentenir jadi momok disini,” tutur Zapuri. Pensiunan ASN Pemda Kota Bengkulu tersebut mengawali ceritanya pada tim Bincang Perempuan, belum lama ini.

Kebutuhan rumah tangga yang mendesak, uang yang tidak selalu ada di rumah, membuat beberapa ibu rumah tangga terpaksa berurusan dengan renternir.  Akses pinjaman mudah namun bunga mencekik leher, jelas tidak bisa dihindari.  

“Sekitar tahun 1990-an. Tidak ada pilihan. Kondisi ekonomi sangat sulit. Banyak ibu-ibu yang terpaksa terjerat rentenir. Bunganya lebih dari 10 persen. Rata-rata ibu rumah tangga. Ketika sudah terjebak dengan pinjaman sudah susah itu,” imbuhnya.

BUNGA RENDAH : Membebaskan ibu rumah tangga yang terjerat rentenir melalui koperasi berhasil dilakukan Zapuri melalui Kopwan Rinjani Maju Bersama. (foto : jiafni rismawati/bincangperempuan.com)

Prihatin dengan kondisi yang terjadi, Zapuri bersama beberapa ibu-ibu lainnya di Kelurahan Jembatan Kecil, Kota Bengkulu bersepakat mendirikan usaha pinjaman dana dengan bunga yang minim. Saat itu masih berbentuk pra koperasi Koperasi Wanita (Kopwan) Rinjani Maju Bersama

“Tidak ada tujuan lain, kecuali untuk mengurangi rentenir. Dulu disini banyak rentenir. Pinjam uang sedikit, misalnya Rp 100 ribu itu bisa bayarnya sampai Rp 200 ribu dalam 40 hari. Makanya kita bentuk koperasi ini,” ungkap Zapuri, yang kerap disapa Nek Puri.

Pra koperasi dimulai dari tingkat terkecil yakni kelompok RT. Berselang waktu, keberadaan pra koperasi ditingkat RT dirasa mampu mengatasi persoalan rentenir, akhirnya muncul gagasan untuk membentuk koperasi berbadan hukum.

“Akhirnya dari 10 kelompok koperasi di tingkat RT itu, kami membuat kelompok Koperasi Rinjani Maju Bersama. Pengurusnya perwakilan dari setiap RT,” lanjut Zapuri yang sampai saat ini masih dipercaya menjadi Ketua Kopwan Rinjani Maju Bersama.

Kepengurusan koperasi yang dibentuk dengan memberdayakan perwakilan tiap RT, dirasakan cukup ampuh. Khususnya bila ada masalah terkait pembayaran dan peminjaman, maka akan ditangani langsung di kelompok masing-masing.

Mulanya, Kopwan Rinjani Maju Bersama mendapatkan suntikan dana dari Pemda Kota Rp 200 juta. Dana bergulir tersebut saat ini sudah selesai proses pengembaliannya. “Alhamdulilah omzet kita saat ini sudah mencapai Rp 2 miliar,” kata mantan Lurah Jembatan Kecil ini.

Resmi berbadan hukum sejak tahun 2008, di tangan Zapuri, Kopwan Rinjani Maju Bersama berhasil mengkantongi sejumlah penghargaan. Seperti predikat kopwan terbaik di Kota Bengkulu. Selain itu Kopwan Rinjani Maju Bersama juga mendapatkan bantuan mobil operasional dari Pemda Kota Bengkulu lantaran sukses mengelola dana Satu Miliar Satu Kelurahan (semisake).  Zapuri sendiri juga pernah meraih penghargaan perempuan inspiratif dari salah satu organisasi perempuan sayap partai di Bengkulu.   

Sebagai koperasi induk dari 10 RT yang ada, pemberlakukan bunga di Kopwan Rinjani Maju Bersama berbeda-beda, tergantung dengan RAT setiap RT. Ada bunganya 1,5 persen, ada pula yang hanya 2 persen. Plafon pinjaman maksimal mulai dari Rp 20 juta hingga Rp 30 juta. Serta tenor pengembalian ada yang 10 bulan, hingga 20 bulan.

PELATIHAN : Konsistennya membesarkan Kopwan Rinjani Maju Bersama,membuat koperasi yang diketuai Zapuri menjadi contoh bagi koperasi lainnya. (foto : ist/bincangperempuan.com)

Zapuri tidak menapik, dalam menjalankan Kopwan Rinjani Maju Bersama jalan tidak selalu mulus. Ada beberapa kendala yang harus dihadapi.  Namun ia tidak ingin menjadikan kendala tersebut sebagai permasalahan yang besar.  Sehingga apapun persoalan yang ada, Zapuri selalu berusaha untuk mengatasi.

“Namanya juga berorganisasi dengan banyak orang. Dinamikanya pasti ada. Kopwan ini anggotanya perempuan semua, ada 365 orang di lingkungan Rinjani ini. Hal biasa kalau ada masalah, tapi sebisa mungkin diatasi. Misalnya, jika ada yang telat membayar ya akan ditutupi dulu dengan dana yang ada,” lanjutnya.

Selain merupakan warga Kelurahan Jembatan Kecil, syarat untuk menjadi anggota Kopwan Rinjani Maju Bersama cukup mudah, Yakni cukup dengan mendaftar disertai melampirkan KTP, KK, dan foto.  Kemudian membayar simpanan pokok Rp 50 ribu, serta iuran bulanan bervariasi mulai dari Rp 5 ribu hingga Rp 10 ribu. 

“Siapapun bisa menjadi anggotanya asalkan perempuan,” katanya.

Hampir 3 dekade, Zapuri sudah menunjukan Kopwan Maju Bersama tetap eksis. Sesuai dengan tujuan awalnya berdiri, membasmi rentenir dan membantu ibu-bu rumah tangga agar tidak terlilit hutang.   “Semoga ke depan koperasi ini lebih maju. Harapannya agar para ibu-ibu ini bisa maju dan mandiri. Apalagi untuk modal usahanya,” pungkasnya.

Baca juga : Neliwati Dalimo, Lestarikan Kuliner Khas Bengkulu

Terpisah, Bendahara Kopwan Rinjani Maju Bersama, Riris Higiawati mengatakan keberhasilan pengelolaan Kopwan tidak lepas dari peran ketua. Pasalnya, Zapuri dikenal tegas dalam mengambil sikap, termasuk menghadapi anggota yang membandel.

“Beliau pernah ingin mengundurkan diri, ingin menjadi pengawas saja. Namun tidak diterima anggota. Memang kami membutuhkan sosok seperti ibu Zapuri, yang amanah dan benar-benar bekerja,” katanya.

Selain memiliki sikap kepemimpinan yang tegas, Zapuri juga dikenaldapat mengayomi anggotanya. “Ngemong orangnya. Tapi tetap tegas dan tidak pandang bulu.  Kalau ada anggota yang macet, maka akan diupayakan semaksimalkan mungkin tidak ada yang macet. Ibu Zapuri tidak mau ada coretan merah di buku laporan kas,” pungkasnya. (jiafni rismawati)

*) Produksi tulisan ini didukung Perhimpunan Pengembangan Media Nusantara (PPMN) dan Kedutaan Belanda sebagai program Media dan Gender : Perempuan dalam Ruang Publik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Artikel Lainnya

Uli Artha Siagian : Perjuangan Adalah Cara Bersyukur Serta Menghidupkan Hidup

Misha Atika, pelestari padi kuning

Misha Atika, Pelestari Padi Kuning dan Tradisi Perempuan Memanen Secara Bergotong-royong

Wahyu Widiastuti, Pentingnya Penguatan Pendidikan Politik Perspektif Gender

Leave a Comment