Home » News » Dukungan Kepala Daerah Agar Bisa Wujudkan Produk Olahan Kecombrang Sebagai Ikon

Dukungan Kepala Daerah Agar Bisa Wujudkan Produk Olahan Kecombrang Sebagai Ikon

Bincang Perempuan

News

Produk olahan kecombrang

POTENSI minuman sari bunga kecombrang dan dodol ampas bunga kecombrang dari hutan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) terus menarik perhatian banyak pihak.  Minuman dan makanan olahan Kecombrang sangat prospektif menjadi ikon Bengkulu.

Seperti diungkapkan Kepala Bagian Pemasaran dan Kredit Bank Bengkulu Cabang Sukowati Rejang Lebong Yerri Ariansuri  dalam workshop Citradaya Nita 2018 yang difasilitasi Perkumpulan Perhimpunan Media Nusantara (PPMN), Selasa (4/9).

Baca juga: Wenni, Asanya untuk Komunitas Adat di Bengkulu

“Ini terobosan baru. Produk ini unik, apalagi kandungan dari kecombrang bagus untuk kesehatan. Rasa dan aromanya juga khas. Ini bisa menjadi ikon Bengkulu,” tutur Yerri usai mencicipi dodol dan minuman sari bunga kecombrang yang diproduksi Kelompok Perempuan Peduli Lingkungan (KPPL) Maju Bersama Desa Pal VIII.

Agar menjadi ikon, dukungan para pihak sangat dibutuhkan. Terutama Bupati Rejang Lebong Achmad Hijazi dan Plt. Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah yang bisa mengkampanyekan dan membuat kebijakan agar minuman sari dan dodol bunga kecombrang dari TNKS menjadi kuliner dalam berbagai kegiatan.

Yerri Ariansuri  

“Bayangkan kalau minuman atau dodol ini menjadi snack saat arisan kantor atau acara-acara besar. Bahkan bisa menjadi snack di maskapai atau hotel-hotel. Peran kepala daerah sangat dibutuhkan. Bank Bengkulu siap mendukung permodalan yang dibutuhkan (KPPL Maju Bersama),” tambahnya.

Baca juga: Petani Perempuan Karisma, Bangun Gerakkan Pertanian Berkelanjutan

Potensi ketersediaan bahan baku di hutan TNKS juga terbilang besar. Hasil pemetaan KPPL Maju Bersama di kawasan TNKS di Desa Pal VIII menunjukkan kecombrang tumbuh di areal sekitar 80 hektare. Kendati demikian, KPPL Maju Bersama dinilai tetap perlu melakukan pembudidayaan. “Ini perlu supaya keberlangsungan produk dapat terjaga. Hutan TNKS tetap lestari dan produksi dapat berkelanjutan,” lanjutnya.

Serupa disampaikan Kasubag IKNB dan PM Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Herwidi. “Rasanya enak dan memiliki peluang yang menjanjikan. Apalagi untuk dijadikan ikon sebuah daerah, ini sangat prospektif,” katanya.

OJK Provinsi Bengkulu akan memberikan pelatihan pengelolaan keuangan untuk KPPL Maju Bersama. “OJK akan memberikan pelatihan-pelatihan khususnya untuk menyusun pembukuan keuangan KPPL dan usaha KPPL,” tuturnya.

Anggota DPR RI Fraksi Nasdem Dapil Provinsi Bengkulu, dr. Anarulita Muchtar menilai sepantasnya pengelola TNKS memberdayakan KPPL Maju Bersama menjadi mitra pelestarian TNKS dan pemanfaatan hasil hutan bukan kayu di TNKS berupa kecombrang.

“Ini bisa menjadi contoh di Indonesia. Ketika perempuan diberikan akses, perempuan akan memanfaatkan potensi hasil hutan bukan kayu untuk menyokong ekonomi keluarga dan akan berpartisipasi dalam pelestarian hutan,” kata Anarulita. (betty herlina)

*) Tulisan ini didanai Pusat Perhimpunan Media Nusantara (PPMN) sebagai program Citradaya Nita 2018 dan sudah tayang terlebih dahulu di Harian Rakyat Bengkulu dengan judul serupa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Artikel Lainnya

Dampak Jangka Panjang Bullying: Luka Mental yang Tak Terlihat

Retropeksi Citradaya Nita

Retrospeksi Citradaya Nita: Perempuan & Kepemimpinan

Interseksionalitas yang Berpengaruh Terhadap Perempuan

Leave a Comment