Home » News » Kamu Tidak Egois, Hanya Karena Mengatakan Tidak!

Kamu Tidak Egois, Hanya Karena Mengatakan Tidak!

Cindy Hiong

News

Kamu Tidak Egois, Hanya Karena Mengatakan Tidak!

Bincangperempuan.com–  Disadari atau tidak, dalam kehidupan sehari-hari kita (mungkin) sering kali dihadapkan dengan situasi sulit untuk mengatakan “tidak”.  Beberapa orang (bahkan) banyak terutama perempuan yang terjebak dalam peran sebagai Yes Man, istilah yang menggambarkan individu yang selalu mengatakan ‘ya’ terhadap permintaan atau ajakan.

Istilah ini tidak hanya berlaku untuk laki-laki, tetapi juga bagi perempuan yang cenderung mengikuti arus demi menjaga hubungan atau takut dianggap egois.  Padahal, penting untuk dipahami bahwa mengatakan ‘tidak’ bukanlah tindakan egois. Justru, mengatakan ‘tidak’ membantu kita menciptakan batasan yang sehat dan membuka ruang untuk kehidupan yang lebih berkualitas, baik secara pribadi maupun profesional.

Ada beragam hal yang menjadi alasan mengapa banyak orang sulit mengatakan ‘tidak’. Salah satunya adalah karena rasa takut tidak diterima atau takut mengecewakan orang lain. Dunia dan lingkungan tempat kita bertumbuh kerap kali mengasosiasikan penolakan dengan sikap negatif, seperti egoisme atau ketidakpedulian. Perempuan, khususnya, sering kali dihadapkan pada tuntutan sosial untuk menjadi pribadi yang selalu menerima dan melayani orang lain, baik di keluarga, tempat kerja, maupun lingkungan sosial.

Rasa takut ini pada akhirnya mendorong kita untuk selalu berkata ‘ya’, bahkan ketika itu bertentangan dengan perasaan atau kapasitas diri sendiri. Hasilnya? Kita merasa kelelahan, kewalahan, dan bahkan mengalami stres berkepanjangan karena memaksakan diri untuk memenuhi ekspektasi orang lain.

Menetapkan Batasan Itu Penting

Mengatakan ‘tidak’ bukan berarti diri kita egois atau tidak peduli, BPer’s. Sebaliknya, ini adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan mental, fisik, dan emosional diri. Menetapkan batasan adalah cara untuk menunjukkan penghargaan terhadap diri sendiri dan kebutuhan.

Di kehidupan profesional, misalnya, banyak individu mengambil terlalu banyak pekerjaan karena takut dianggap tidak kompeten atau kurang berdedikasi. Namun, bekerja melebihi kapasitas justru dapat berdampak buruk pada produktivitas dan kesehatan.

Contohnya, seorang karyawan yang selalu berkata ‘ya’ terhadap tugas tambahan di kantor mungkin akan merasa kelelahan, kehilangan fokus, dan akhirnya mengalami burnout. Padahal, dengan menetapkan batasan yang jelas, diri kita dapat bekerja lebih efisien, menjaga keseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi, serta memberikan hasil yang lebih berkualitas.

Baca juga: Pap Smear: Saatnya Perempuan Peduli Kesehatan Diri!

Stigma ‘Egois’: Salah Kaprah yang Perlu Dihilangkan

Kata ‘egois’ sering kali disalahartikan sebagai tindakan yang hanya mementingkan diri sendiri tanpa mempedulikan orang lain. Menurut definisi, egois berarti “mengabdikan diri atau hanya peduli pada kepentingan, keuntungan, atau kesejahteraan diri sendiri”. Namun, dalam praktiknya, menetapkan batasan tidak selalu berarti BPer’s mengabaikan kebutuhan orang lain.

Banyak perempuan di seluruh dunia mengesampingkan kebutuhannya sendiri demi memenuhi harapan keluarga, teman, atau kolega. Akibatnya, merasa kelelahan secara fisik maupun emosional. Konteks pengalaman pribadi maupun profesional, kita mungkin pernah merasakan dampak dari selalu berkata ‘ya’. Mengabaikan kebutuhan diri sendiri hanya demi menyenangkan orang lain bukanlah solusi jangka panjang. Pada akhirnya, BPer’s akan merasa terkuras dan kehilangan kebahagiaan.

Saya pribadi pernah merasakan betapa melelahkannya menjadi seseorang yang selalu berusaha menyenangkan semua orang. Ada saat-saat ketika saya berkomitmen pada proyek atau acara yang sebenarnya tidak ingin saya lakukan. Namun, ketakutan akan penolakan membuat saya tetap berkata ‘ya’. Hasilnya? Saya pulang dengan perasaan kosong, kelelahan, dan menyesal karena tidak mendengarkan diri sendiri.

Baca juga: Orgasme Perempuan: Apa yang Diketahui Para Ahli?

Belajar Mengatakan ‘Tidak’ dan Manfaatnya

Meskipun sulit, mengatakan ‘tidak’ adalah keterampilan yang bisa dipelajari. Berlatih menetapkan batasan, akan membantu BPer’s merasakan banyak manfaat, di antaranya, mengurangi stres dan kelelahan, dimana berani menolak hal-hal yang tidak sesuai dengan kapasitas BPer’s akan membantu mengurangi tekanan dan menjaga keseimbangan hidup.

Kemampuan menetapkan batasan, BPer’s juga bisa meningkatkan produktivitas, sehingga lebih fokus pada tugas-tugas yang benar-benar penting memungkinkan BPer’s dapat bekerja lebih efektif dan menghasilkan kualitas yang lebih baik. Termasuk menghargai diri sendiri. Menetapkan batasan adalah cara untuk menghormati kebutuhan dan kesejahteraan diri sendiri.

Orang-orang yang benar-benar peduli pada BPer’s akan memahami dan menghormati keputusan tersebut. Menolak permintaan yang tidak nyaman membantu BPer’s membangun hubungan yang lebih jujur dan sehat.

Refleksi Diri: Kapan BPer’s Terakhir Berkata ‘Tidak’?

Cobalah tanyakan pada diri sendiri: pernahkah BPer’s  berkata ‘ya’ pada sesuatu yang sebenarnya tidak ingin BPer’s lakukan? Bagaimana perasaan BPer’s saat itu? Apakah rasa lelah dan frustrasi sepadan dengan upaya yang BPer’s  berikan?

Menetapkan batasan bukanlah tindakan egois. Ini adalah bentuk refleksi diri dan pengakuan terhadap kebutuhan pribadi. Jika BPer’s  merasa kesulitan untuk mengatakan ‘tidak’, mulailah dengan langkah kecil. Misalnya, ketika seseorang meminta bantuan yang tidak bisa BPer’s  penuhi, sampaikan dengan jujur bahwa BPer’s sedang tidak memiliki waktu atau energi untuk melakukannya.

Misalnya “Maaf, saya tidak bisa membantu kali ini karena jadwal saya sedang padat.”, “Terima kasih sudah mengajak, tapi saya butuh waktu untuk istirahat.”, “Saya rasa saya tidak bisa mengambil tanggung jawab itu sekarang.”

Mengatakan ‘Tidak’ Sebagai Bentuk Self-Love

Pada akhirnya, mengatakan ‘tidak’ adalah salah satu bentuk self-love atau mencintai diri sendiri. Menetapkan batasan, BPer’s  memberi ruang bagi hal-hal yang benar-benar penting dalam hidup. BPer’s juga menghindari rasa kelelahan dan frustrasi yang muncul akibat memaksakan diri untuk menyenangkan orang lain.

Banyak perempuan di era modern mulai menyadari pentingnya menjaga keseimbangan hidup. Mereka tidak lagi takut untuk mengatakan ‘tidak’ demi menjaga kesehatan mental dan fisik mereka. Ini bukanlah tanda kelemahan, melainkan bentuk keberanian untuk mendengarkan diri sendiri dan menghormati batasan pribadi.

Ingat BPer’s , mengatakan ‘tidak’ bukanlah tindakan egois. Justru, ini adalah langkah penting untuk menjaga kesejahteraan diri sendiri dan menciptakan kehidupan yang lebih seimbang. Sehingga BPer’s  bisa lebih  fokus pada hal-hal yang benar-benar penting dan membangun hubungan yang lebih sehat dengan orang-orang di sekitar kita

Jangan biarkan stigma ‘egois’ menghalangi BPer’s  untuk berkata ‘tidak’. Mulailah dengan mendengarkan diri sendiri, mengenali kebutuhan diri sendiri, dan berani menolak hal-hal yang tidak sejalan dengan nilai dan kapasitas BPer’s. Remember, BPer’s  berhak untuk mengatakan ‘tidak’ tanpa perlu merasa bersalah. Ini adalah langkah awal menuju kehidupan yang lebih bahagia, sehat, dan bermakna.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Artikel Lainnya

Cahaya Perempuan Women Crisis Centre

Dampingi 23 Desa dan 9 Kecamatan, Upaya CP WCC Turunkan Angka KDRT di Bengkulu 

Perkawinan Anak di Indonesia Peringkat ke-4 Dunia

Perkawinan Anak di Indonesia Peringkat ke-4 Dunia

Karyawan jadi tersangka, PT FBA diminta bertanggung jawab

Karyawan Jadi Tersangka, PT FBA Diminta Bertanggungjawab

Leave a Comment