Home » News » Lavender Marriage: Fenomena Pernikahan yang Menyimpan Rahasia

Lavender Marriage: Fenomena Pernikahan yang Menyimpan Rahasia

Retno Wahyuningtyas

News

Bincangperempuan.com– Istilah lavender marriage kembali menjadi sorotan belakangan ini, terutama setelah kabar gugatan cerai seorang selebritas Indonesia mencuat. Terlepas dari kebenaran berita tersebut, konsep lavender marriage sebenarnya bukanlah hal baru B’Pers. Fenomena ini sudah terjadi di berbagai belahan dunia dan telah menjadi bagian dari dinamika sosial yang kompleks.

Apa Itu Lavender Marriage?

Dilansir dari laman Marriage, lavender marriage didefinisikan sebagai pernikahan yang didasari oleh rasa nyaman sekaligus kebutuhan untuk menjaga rahasia. Pernikahan ini biasanya dilakukan untuk menyembunyikan orientasi seksual salah satu atau kedua pihak, sebagai respons terhadap tekanan sosial atau stigma masyarakat. Dalam banyak kasus, pernikahan ini menjadi cara untuk memenuhi ekspektasi keluarga atau masyarakat tanpa harus mengungkapkan identitas seksual sebenarnya.

Singkatnya, lavender marriage merujuk pada ikatan antara pria dan wanita, di mana salah satu atau keduanya memiliki orientasi seksual seperti homoseksual atau biseksual. Kata “lavender” digunakan untuk melambangkan campuran warna-warna yang sering dikaitkan dengan simbol gender, merepresentasikan perpaduan penampilan dan identitas.

Baca juga: #MarriageIsScary: Perempuan Mengungkap Kecemasan di Balik Pernikahan

Mengapa Lavender Marriage Terjadi?

Pernikahan lavender terus ada karena berbagai alasan pribadi dan sosial. Berikut beberapa alasan utama yang mendasari keputusan untuk menjalani lavender marriage:

  • Tekanan Sosial dan Stigma : Banyak individu dengan orientasi seksual yang berbeda menghadapi tekanan besar dari keluarga atau masyarakat untuk menjalani kehidupan yang dianggap “normal”. Pernikahan lavender menjadi cara untuk menghindari diskriminasi atau prasangka yang bisa merugikan.
  • Perlindungan Sosial :  Lavender marriage sering kali berfungsi sebagai perisai pelindung bagi pasangan. Dengan menikah, mereka dapat menyesuaikan diri dengan harapan masyarakat tanpa menarik perhatian yang tidak diinginkan. Hal ini juga membantu mereka menjaga privasi dan kesehatan mental.
  • Ekspektasi Keluarga : Dalam banyak budaya, tekanan untuk menikah dan memiliki anak masih sangat kuat. Lavender marriage memungkinkan seseorang untuk memenuhi ekspektasi tersebut tanpa harus mengorbankan identitas pribadi mereka sepenuhnya.

Dinamika Hubungan dalam Lavender Marriage

Pernikahan lavender biasanya dimulai dengan komunikasi yang jelas antara kedua belah pihak. Mereka memiliki pemahaman mendalam tentang alasan masing-masing dan menyepakati tujuan pernikahan tersebut.

Beberapa faktor yang membuat lavender marriage dapat bertahan lama meliputi:

  • Rasa Saling Pengertian :   Komunikasi yang baik menjadi pondasi penting dalam hubungan ini. Dengan adanya pemahaman yang mendalam, pasangan dapat menciptakan kemitraan yang unik sambil tetap menjaga persatuan di mata masyarakat.
  • Keuntungan Sosial : Pernikahan ini membantu pasangan menjaga citra publik mereka sekaligus melindungi privasi. Dalam beberapa kasus, ini juga membantu mereka menghindari konflik dengan keluarga atau komunitas.
  • Mengurangi Tekanan Keluarga : Lavender marriage dapat meredakan ekspektasi keluarga terhadap seseorang, sehingga mengurangi stres dan konflik dalam hubungan keluarga. Hal ini memungkinkan pasangan untuk memenuhi tugas keluarga tanpa harus mengungkapkan orientasi seksual mereka.

Baca juga: Kenali Attachment Style, Pahami Pola Cintamu

Bagaimana Masyarakat Harus Menyikapi Lavender Marriage

Pernikahan lavender sering kali menjadi topik yang sensitif. Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menyikapi fenomena ini dengan bijak:

  • Jangan Berasumsi : Hindari membuat kesimpulan berdasarkan rumor atau informasi yang tidak lengkap. Setiap situasi memiliki nuansa yang berbeda, dan tidak semua pernikahan yang terlihat “tidak biasa” adalah lavender marriage.
  • Hormati Privasi : Informasi tentang orientasi seksual seseorang adalah privasi. Sebarkan informasi hanya jika ada izin dari yang bersangkutan.
  • Hargai Keputusan Mereka : Setiap individu memiliki hak untuk menentukan bagaimana mereka ingin hidup. Hormati keputusan mereka untuk menikah, meskipun itu adalah lavender marriage.
  • Jadilah Pendengar yang Baik : Jika seseorang ingin berbagi cerita tentang pernikahan lavender, dengarkan tanpa menghakimi. Berikan ruang bagi mereka untuk mengekspresikan perasaan mereka.
  • Tantang Stigma : Bantu melawan stigma terhadap individu yang memilih lavender marriage. Setiap orang berhak mendapatkan perlakuan yang adil dan setara.

Hal-Hal yang Perlu Dihindari

  • Menghakimi :  Hindari menghakimi keputusan mereka untuk menikah atau menyembunyikan orientasi seksual mereka. Setiap individu memiliki alasan yang mendalam di balik keputusan tersebut.
  • Memaksa : Jangan memaksa mereka untuk mengubah keputusan atau keluar dari “lemari” jika mereka belum siap.
  • Mempermalukan :  Jangan menertawakan atau mempermalukan mereka. Tindakan ini hanya akan menambah beban psikologis yang mereka rasakan.

Lavender Marriage dalam Perspektif Gender

Fenomena lavender marriage menunjukkan kompleksitas interaksi antara identitas pribadi dan ekspektasi masyarakat. Dalam banyak kasus, tekanan untuk memenuhi norma-norma gender tradisional menjadi faktor utama di balik keputusan ini. Oleh karena itu, penting untuk menciptakan lingkungan yang inklusif dan menerima, di mana individu dapat mengekspresikan identitas mereka tanpa rasa takut atau tekanan.

Lavender marriage adalah cerminan dari tantangan yang dihadapi individu dengan orientasi seksual berbeda dalam masyarakat yang masih penuh stigma. Meskipun pernikahan ini sering kali tidak didasarkan pada cinta romantis, hubungan ini tetap membutuhkan rasa saling pengertian, komunikasi, dan dukungan. Sebagai masyarakat, kita memiliki tanggung jawab untuk menciptakan ruang yang aman dan inklusif, di mana setiap individu dapat hidup sesuai dengan identitas mereka tanpa rasa takut atau tekanan sosial.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Artikel Lainnya

Girl Math Baik atau Buruk Bagi Perempuan

Girl Math “Baik atau Buruk” Bagi Perempuan?  

Cahaya Perempuan Women Crisis Centre

Dampingi 23 Desa dan 9 Kecamatan, Upaya CP WCC Turunkan Angka KDRT di Bengkulu 

Perempuan dan Beban Kontrasepsi

Leave a Comment