Home » News » Nikah? Nanti Dulu! Kenapa Gen Z Memilih Menunda Pernikahan?

Nikah? Nanti Dulu! Kenapa Gen Z Memilih Menunda Pernikahan?

Ais Fahira

News

Nikah Nanti Dulu! Kenapa Gen Z Memilih Menunda Pernikahan

Bincangperempuan.com- Hai, B’Pers! Pernahkah kamu ditanya, “Kapan nikah?” oleh keluarga atau teman? Pertanyaan klasik ini masih sering muncul, tapi jawabannya semakin beragam. Kalau dulu menikah muda dianggap sebagai standar kehidupan yang ideal, kini banyak anak muda, khususnya Generasi Z, memilih untuk menundanya. Bahkan, berdasarkan laporan Statistik Pemuda Indonesia dari BPS, jumlah pemuda yang menikah semakin menurun dari tahun ke tahun. Lantas, apa sebenarnya alasan di balik tren ini? Mari kita bahas!

Tren Menurunnya Pernikahan di Kalangan Pemuda

Menurut laporan BPS tahun 2024 melansir dari Kumparan, sebanyak 69,75% pemuda Indonesia masih berstatus belum menikah, meningkat drastis dibandingkan tahun 2015 yang hanya 55,79%. Sebaliknya, persentase pemuda yang sudah menikah mengalami penurunan dari 42,64% pada 2015 menjadi lebih sedikit di tahun 2024. Fenomena ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di berbagai negara lain.

Studi dari Bank of America (2023) menunjukkan bahwa 71% Generasi Z lebih memilih menunda pernikahan demi stabilitas keuangan. Selain itu, The Knot (2023) mencatat bahwa lebih dari 50% Gen Z yang berencana menikah akan menunggu sampai mereka merasa benar-benar mapan secara finansial. Namun, faktor finansial bukan satu-satunya alasan. Ada beberapa faktor lain yang turut berperan dalam tren ini.

Baca juga: Bukan Generasi Stroberi, Gen Z Sadar Pentingnya Kesehatan Mental Diri

1. Prioritas Karier dan Pendidikan

Penelitian yang terbit dalam jurnal Indonesian Health Issue Journal menemukan bahwa Gen Z lebih sadar akan pentingnya pendidikan dan karier sebelum mengambil langkah besar seperti pernikahan. Dengan dunia yang semakin kompetitif, mereka lebih memilih untuk menyelesaikan pendidikan tinggi dan membangun karier yang stabil sebelum mempertimbangkan menikah. Hal ini juga diperkuat dengan semakin meluasnya akses pendidikan untuk laki-laki dan perempuan di Indonesia.

2. Tekanan Sosial yang Semakin Berat

Bukan hanya soal karier dan pendidikan, tekanan sosial juga menjadi faktor besar. Beberapa orang merasa bahwa pernikahan membawa ekspektasi yang tinggi, mulai dari memiliki anak, membangun rumah tangga yang ideal, hingga harus menyesuaikan diri dengan pasangan dan keluarganya.

Dalam beberapa kasus, tekanan ini justru menjadi alasan mengapa sebagian Gen Z memilih untuk tidak terburu-buru menikah. Mereka ingin menikmati kebebasan pribadi lebih lama sebelum masuk ke dalam institusi pernikahan yang penuh tuntutan sosial.

3. Perubahan Nilai dalam Memandang Hubungan

Jika generasi sebelumnya menganggap menikah sebagai bagian dari siklus kehidupan yang harus dijalani, Generasi Z justru melihatnya dengan cara yang berbeda. Penelitian dari Pew Research Center menunjukkan bahwa Gen Z lebih memandang pernikahan sebagai sesuatu yang harus dipersiapkan dengan matang, bukan sekadar tahapan hidup yang harus dilewati.

Selain itu, hubungan modern yang lebih fleksibel dan terbuka terhadap berbagai bentuk komitmen juga mempengaruhi pandangan mereka. Pernikahan bukan lagi satu-satunya bentuk hubungan yang sah atau ideal bagi semua orang.

4. Ketidakpastian Ekonomi dan Biaya Hidup yang Meningkat

Realita ekonomi yang semakin sulit juga menjadi faktor besar dalam keputusan menunda pernikahan. Harga rumah, biaya hidup, dan stabilitas pekerjaan menjadi pertimbangan utama. Generasi Z lebih memilih menabung dan berinvestasi sebelum mengambil keputusan besar seperti menikah.

Menurut laporan Bank of America tahun 2023, 73% Gen Z mulai mengubah gaya hidup mereka agar lebih hemat dan tidak terburu-buru mengambil keputusan finansial besar, termasuk menikah. Mereka lebih sadar akan pentingnya perencanaan keuangan jangka panjang sebelum membangun rumah tangga.

5. Perubahan Kebijakan Sosial

Perubahan dalam kebijakan dan norma sosial juga berpengaruh terhadap pola pernikahan. Misalnya, peningkatan usia minimum menikah di Indonesia, turut mendorong tren menunda pernikahan. Selain itu, pola pikir masyarakat yang semakin terbuka terhadap pilihan hidup yang lebih fleksibel membuat pernikahan tidak lagi menjadi satu-satunya tujuan utama dalam kehidupan seseorang.

Dulu, pernikahan dini didorong oleh kebijakan pemerintah, seperti pada masa Orde Baru yang menggalakkan pernikahan sebagai bagian dari stabilitas sosial. Namun, saat ini, dengan meningkatnya kepadatan penduduk dan tantangan ekonomi, banyak orang memilih untuk berpikir lebih matang sebelum menikah. Fenomena ini menunjukkan bahwa keputusan menunda pernikahan bukan hanya soal individual, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor sosial dan ekonomi yang lebih luas.

Baca juga: Cerita Gen Z: Dunia Tak Baik-Baik Saja, tapi Kita Punya Kesadaran Berbuat Sesuatu

Menunda Pernikahan Bukan Berarti Menolak Pernikahan

Meski banyak yang menunda pernikahan, bukan berarti Generasi Z menolak pernikahan sama sekali. Sebagian besar dari mereka masih melihat pernikahan sebagai sesuatu yang positif, tetapi ingin memastikan bahwa mereka benar-benar siap sebelum melangkah ke jenjang tersebut.

Penelitian Pew Research Center (2023) mencatat bahwa 81% Gen Z masih terbuka terhadap pernikahan. Mereka tetap menganggap pernikahan sebagai sesuatu yang penting, tetapi dengan pendekatan yang lebih realistis dan terencana.

Tren ini menunjukkan bahwa Gen Z lebih pragmatis dan sadar akan tantangan kehidupan modern. Daripada terburu-buru menikah lalu menghadapi masalah finansial atau sosial yang berat, mereka lebih memilih untuk mengambil langkah yang lebih hati-hati. Jadi bagaimana B-pers apakah kamu tim mapan dulu baru menikah atau ingin segera menikah?

Referensi:

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Artikel Lainnya

Celah Hukum Masih Memungkinkan Perkawinan Anak

Celah Hukum Masih Memungkinkan Perkawinan Anak

Fatphobia, Kebencian atas Bentuk Tubuh 

Pejabat Publik Harus Hindari Stereotip Gender dalam Pernyataan

Leave a Comment