Bincangperempuan.com- Bagaimana idealnya proses mediasi konflik yang terjadi antara antara ibu dan anak? NM dikenal sebagai perempuan single parent dan independen. NM berdaya secara ekonomi sehingga ia berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi ketiga anaknya. Hal ini tercermin dalam video lawas yang mendokumentasikan proses NM berkumpul bersama anak-anaknya.
Dalam konstruksi patriarki, pernikahan yang gagal, status single parent (orang tua tunggal), disebut janda (bagi perempuan), adalah hal yang dianggap sebagai suatu aib. Perempuan sering dinilai sebagai sumber penyebab perpisahan, sehingga label untuk perempuan yang mengalami kondisi tersebut, dianggap semakin negatif.
Meski berkecukupan secara ekonomi, perceraian memiliki konsekuensi sosiologis dan psikologis tidak hanya dialami oleh kedua pasangan yang bercerai, tetapi juga oleh anak-anak dalam pernikahan. Kehilangan salah satu pihak (ibu/ ayah) akan membuat anak-anak merasa kehilangan dan “butuh pengganti sosok” yang menggantikan peran yang hilang.
Dalam kasus NM, perceraian membuatnya menjadi sosok dengan “branding” kuat, berani, dan tanpa rasa takut. Mungkin, kegagalan dalam pernikahan membuat NM, tidak ingin dipandang sebelah mata. Namun, selain sifat independennya tersebut, NM dikenal sebagai sosok yang memiliki branding sensasional, pemarah, kasar, dan queen of drama. Hal ini dilakukan NM, entah sebagai gimmick di media agar mendapatkan perhatian atau engagement. Tidak hanya ditampilkan di industri televisi, tetapi NM juga menggunakan media sosial pribadinya untuk menyebarkan sensasi kehidupannya.
Suara anak, ingin didengarkan
Keputusan NM untuk membalas aksi perlawanan anak dengan pelbagai kekerasan lainnya seperti kekerasan verbal, ancaman, dan adu pernyataan di media sosial. Hanya akan membuat NM menjadi semakin jauh dengan Lolly. Meski kita sangat mengapresiasi cara NM dalam memenuhi semua pembiayaan nafkah kepada anaknya tidak kurang sesuatu apapun, tetapi secara sosiologis ada kesenjangan (gap) yang mungkin saja dialami secara personal oleh Lolly, tapi tidak divalidasi dan ditanggapi oleh NM.
Tumbuh sebagai anak seorang NM, mungkin saja penuh keberlimpahan. Netizen bahkan memberikan dukungan penuh kepada NM, dan menyayangkan segala tindakan Lolly dengan terus mengungkit-ungkit hal ideal yang dapat dilakukan dengan harta berlimpah ibunya. Semua narasi dan pernyataan emosional Lolly, sebagai curahan hati atas hidup dan protes kepada ibunya, di media sosial menjadi bukan jejak digital dan sorotan publik. Bila diamati lebih teliti dan menggunakan hati, apa yang Lolly sampaikan adalah suara seorang anak yang “ingin didengarkan”, penilaian “wild child” bukan istilah yang pas mengingat konteks latar belakang perceraian orang tuanya.
Saat Lolly yang masih berusia 16 tahun memutuskan untuk berpacaran dengan Vadel, seorang konten kreator TikTok. NM langsung tidak setuju dan memiliki penilaian buruk terhadap Vadel beserta keluarga. NM juga beranggapan bahwa Vadel memiliki kepentingan pribadi dengan memanfaatkan situasi Lolly yang sedang labil. Desas-desus mengenai “kehamilan” dan “aborsi” Lolly, yang di-spill oleh ibunya masih menjadi kontroversi. Lolly dan Vadel terus memberikan klarifikasi bahwa hal tersebut tidak benar dan fitnah. Lolly tidak segan untuk membuat klarifikasi berisi pernyataan yang kasar untuk memperingatkan sang ibu, bahwa dia memiliki data dan fakta tentang kebenaran.
Baca juga: Kamus Bahasa Gen Z: Very Demure, Very Mindful, Very Cutesy
Terampasnya hak privasi
Untuk alasan itu pula, NM bersama keluarga dan temannya, melakukan jemput paksa Lolly di sebuah apartemen, yang membuat Lolly menangis histeris, berteriak, dan minta pertolongan publik. Hal paling disayangkan dalam tindakan itu adalah, terampasnya hak privasi Lolly sebagai anak karena nyala kamera dari para teman, netizen, dan media yang berada di lokasi kejadian. Bahkan hal tersebut dilakukan secara live dan NM seperti permisif pada kondisi eksternal tersebut. Selain itu, aksi pengambilan handphone secara paksa dan mempublikasi isi handphone kepada publik. Walau hal itu bentuk kemarahan seorang ibu kepada anak, hal ini sepatutnya tidak boleh dilakukan NM.
Belum lagi soal data medis kehamilan dan aborsi yang dianggap sebagai bukti kuat yang dimiliki oleh NM, yang didapatkan dari sumber terpercaya. Data ini, idealnya tidak dibagikan kepada publik. Karena memuat hak kesehatan seksualitas anak. Begitu juga dengan “proses visum dan pemeriksaan psikologis” Lilly yang diperiksa secara “paksa” yang nanti hasilnya akan dijadikan alat bukti untuk mengadili Vadel. Akibat publikasi pernyataan sensasional tersebut, Lolly kembali membuat video klarifikasi berisi kata umpatan, makian, dan ucapan kasar untuk ibunya. Bahkan Lolly terpaksa membuat pernyataan keliru, mengenai alat kontrasepsi. Tapi, yang harus digarisbawahi mungkin hal ini sebagai ungkapan dari rasa marah dan malu.
Dalam proses tersebut, NM tegas menyebutkan bahwa ia telah berkonsultasi dengan pihak pengacara hukum, pihak kepolisian, dan lembaga perlindungan anak. Tapi, sejauh mana instansi berwenang tersebut memberikan izin kepada seorang ibu dalam mengambil langkah tegas yang dilakukan dengan dalih “untuk kebaikan anaknya”. Sejauh mana mereka menyoroti bahwa ada hak privasi anak yang dilanggar, atau hal tersebut tetap dibenarkan saja?…
Banyak netizen yang menyatakan ikut lega dan puas ketika Liolly kembali dekat dengan ibunya. Karena lebih bisa diawasi dan dikontrol secara ketat. Tapi, semoga NM mengubah strategi mediasi dengan melibatkan konsultan keluarga dan ahli psikologi anak. Karena semua kejadian tersebut, tentu meninggalkan luka, beban psikologis, dan trauma bagi Lolly. Maka perlu ada upaya damai dan pemulihan relasi antara ibu dan anak. Semoga segera ada titik terang. Mari, kita pun ikut belajar dan berbenah untuk pengasuhan lebih baik
Percakapan empati dan penuh pengertian
Membangun hubungan yang baik dengan remaja merupakan kunci utama dalam mendukung kesejahteraan mental, serta pembelajaran sosial dan emosional mereka. Seiring bertambahnya usia, anak-anak mengalami perubahan signifikan dalam cara berpikir dan berperasaan. Komunikasi yang baik dengan orang tua sangat penting dalam fase ini, karena menunjukkan kasih sayang dan rasa hormat saat mereka beranjak dewasa.
Membangun hubungan yang kokoh dengan remaja bukan hanya soal memberikan nasihat atau aturan, tetapi juga tentang menciptakan koneksi emosional yang mendalam. Ketika kita mencintai seseorang, wajar jika kita ingin mengenal mereka lebih jauh, baik pemikiran maupun perasaannya. Hal ini juga berlaku dalam hubungan orang tua dan remaja. Semakin dekat hubungan yang dibangun, semakin mudah bagi remaja untuk terbuka dan merasa didukung.
Baca juga: Kasus Pembunuhan dan Pemerkosaan Siswi SMP, 4 Pelaku Berusia di Bawah 17 Tahun
Dilansir dari website unicef.org Indonesia ada 11 kiat berkomunikasi dengan remaja, yakni sebagai berikut:
Tunjukkan minat pada hal yang penting bagi anak
Menunjukkan perhatian pada hal-hal yang dianggap penting oleh remaja adalah cara efektif untuk memperlihatkan kepedulian. Misalnya, jika anak memiliki hobi tertentu, seperti bermain musik atau olahraga, orang tua bisa terlibat dengan menanyakan tentang aktivitas tersebut atau hadir saat anak berlatih. Hal ini akan membuat remaja merasa dihargai.
Ceritakan tentang pengalaman pribadi
Orang tua bisa membagikan cerita atau pengalaman hidup mereka sendiri sebagai cara untuk menjalin koneksi. Mencari kesamaan minat atau pengalaman yang pernah dilalui bersama dapat memperkuat hubungan dan membangun rasa saling pengertian.
Minta pendapat dan pandangan anak
Melibatkan anak dalam diskusi dan meminta pendapat mereka merupakan langkah penting untuk menunjukkan bahwa orang tua menghargai pemikiran remaja. Ini juga membantu orang tua memahami perasaan dan sudut pandang anak secara lebih mendalam.
Pertahankan komunikasi sejak dini
Komunikasi yang baik tidak datang tiba-tiba saat anak memasuki masa remaja. Jika orang tua telah membangun komunikasi yang kuat sejak anak masih kecil, mereka akan lebih mungkin untuk terus terbuka saat menginjak usia remaja. Teruslah berbicara tentang perasaan dan pemikiran, karena hal ini akan membantu memperkuat ikatan sepanjang masa.
Menjadi pendengar aktif dalam berkomunikasi
Salah satu keterampilan terpenting yang perlu dimiliki orang tua saat berinteraksi dengan anak remajanya adalah menjadi pendengar aktif. Mendengarkan secara aktif berarti memberi perhatian penuh, tanpa menghakimi atau menginterupsi. Ini sangat penting, terutama ketika orang tua tidak sepakat dengan pandangan anaknya. Menghargai sudut pandang mereka, meskipun berbeda, adalah tanda bahwa orang tua peduli dan menghormati pendapat remaja.
Berikut beberapa cara menjadi pendengar aktif yang efektif:
- Tunjukkan perhatian melalui bahasa tubuh. Bahasa tubuh yang positif, seperti kontak mata, mengangguk, atau senyuman ramah, adalah tanda-tanda sederhana yang menunjukkan orang tua benar-benar mendengarkan. Dengan cara ini, remaja akan merasa didengar dan dipahami tanpa perlu banyak kata.
- Ajukan pertanyaan terbuka. Mengajukan pertanyaan terbuka dapat membantu orang tua lebih memahami perasaan anak. Pertanyaan seperti “Apa yang kamu maksud dengan…” atau “Bagaimana perasaan kamu ketika…” dapat memfasilitasi percakapan yang lebih dalam dan mendalam.
- Parafrase untuk mengonfirmasi pemahaman. Mengulangi apa yang dikatakan anak dengan teknik parafrasa adalah cara lain untuk menunjukkan bahwa orang tua benar-benar mendengarkan. Misalnya, “Jadi, maksudmu kamu merasa…” dapat membantu anak merasa dipahami dan diperhatikan.
- Berikan afirmasi dan apresiasi. Menghargai keberanian anak dalam berbagi perasaannya adalah cara yang efektif untuk membangun rasa percaya diri mereka. Ucapan seperti “Terima kasih sudah berbagi” atau “Aku tahu itu tidak mudah, tapi kamu melakukannya dengan baik” dapat memberikan dukungan emosional yang kuat.
- Validasi perasaan anak, berarti mengakui perasaan yang diungkapkan anak, sehingga mereka merasa aman untuk terbuka. Misalnya, orang tua bisa berkata, “Ayah/ibu paham kalau kamu marah, dan itu wajar,” atau “Kami juga pasti merasa stres kalau ada di posisimu.”
- Selalu siap untuk mendengar. Terkadang, remaja merasa sulit untuk membicarakan hal-hal yang membuat mereka cemas. Situasi seperti ini, orang tua tidak perlu memaksa anak untuk bercerita. Cukup berikan jaminan bahwa orang tua selalu siap mendengarkan kapan saja anak merasa siap untuk berbicara.
Komunikasi positif dalam kehidupan sehari-hari
Berkomunikasi dengan remaja tidak selalu tentang membahas masalah atau perasaan sulit. Berbagi cerita lucu, pengalaman positif, atau bahkan hal-hal ringan dalam kehidupan sehari-hari juga penting untuk menjaga hubungan yang sehat. Bersenang-senang bersama, tertawa, dan menunjukkan kasih sayang adalah cara yang efektif untuk menciptakan ikatan emosional yang kuat antara orang tua dan anak.
Berbagi cerita positif
Selain mendiskusikan permasalahan, membicarakan hal-hal menyenangkan seperti momen bahagia atau cerita lucu dapat meningkatkan hubungan antara orang tua dan remaja. Tertawa bersama adalah salah satu cara terbaik untuk menciptakan suasana hati yang positif dalam keluarga.
Membangun hubungan dan komunikasi yang baik dengan remaja adalah investasi penting untuk kesejahteraan mental mereka. Menunjukkan perhatian pada hal-hal yang penting bagi anak, menjadi pendengar aktif, dan menjaga komunikasi yang sehat, orang tua dapat membantu anak melalui masa remaja dengan lebih baik. Menghargai pendapat dan perasaan anak, serta selalu siap mendengarkan tanpa menghakimi, adalah kunci dalam menciptakan hubungan yang kuat dan bermakna. Sehingga komunikasi yang baik bukan hanya menjadi modal penting bagi kesejahteraan mental anak, tetapi juga sebagai fondasi untuk hubungan yang kokoh sepanjang hidup mereka.