Home » Gaya Hidup » Hubungan » Gamophobia, Ketakutan untuk Menjalin Komitmen dan Pernikahan

Gamophobia, Ketakutan untuk Menjalin Komitmen dan Pernikahan

Gamophobia, Ketakutan untuk Menjalin Komitmen dan Pernikahan

Bincangperempuan.com- B-Pers, apakah kamu takut untuk menikah atau menjalin komitmen? Kira-kira, apa yang membuat kamu berpikir demikian? Apakah kamu menderita gamophobia?

Gamophobia berasal dari bahasa Yunani yaitu “Gamos” yang berarti pernikahan dan “Phobos” yang berarti ketakutan. Singkatnya, Gamophobia adalah ketakutan seseorang untuk menjalin komitmen atau pernikahan. Seseorang yang mengidap gamophobia memiliki ketakutan yang didasari oleh kecemasan akan ditinggalkan, disakiti, atau perceraian yang dialami selama masa kanak-kanak atau dewasa. Akibatnya, mereka merasa takut untuk berkomitmen dengan seseorang yang dicintai.

Biasanya, orang dengan gamophobia tidak mampu membangun hubungan percintaan yang langgeng, mengalami kecemasan atau kekhawatiran akan perpisahan, hingga mengakhiri hubungan secara tiba-tiba. Sama halnya dengan fobia lainnya, gamophobia memiliki gejala yang bersifat persisten dan berlangsung dalam waktu yang lama.

Selain itu, gamophobia dapat menimbulkan sejumlah komplikasi lain seperti depresi, kecemasan, hingga tindakan untuk mengakhiri hidup. Penderita fobia ini juga berpotensi terlibat penyalahgunaan zat seperti alkohol atau obat-obatan terlarang.

Baca juga: Waithood: Fenomena Perempuan Milenial Menunda untuk Menikah

Kali ini, kita akan membahas lebih jauh tentang gamophobia yang menjadi permasalahan saat ini. Jadi, kenapa fobia ini dapat terjadi? Apa saja gejalanya? Bagaimana cara pemulihannya?


Penyebab Gamophobia

Penyebab gamophobia
Foto: Cottonbro Studio (Pexels)

Kamu pasti bertanya-tanya, apa saja penyebab gamophobia, bukan? Perlu diketahui bahwa gamophobia bisa saja menjadi respons untuk melindungi diri dari kesedihan. Kebanyakan orang menilai jika gamophobia terjadi karena trauma di masa lalu. Penyebab lain dari gamophobia, di antaranya:

  • Pertengkaran orang tua. Anak yang tumbuh dengan menyaksikan perceraian atau pertengkaran orang tuanya memiliki ketakutan untuk menjalin komitmen atau pernikahan. Baginya, komitmen yang dijalin akan mengarah pada konflik yang dialami oleh orang tuanya.
  • Patah hati di masa lalu. Kamu yang pernah menjalin hubungan dan mengalami putus cinta, perceraian, atau perselingkuhan memiliki kemungkinan enggan untuk menjalin hubungan dengan orang baru. Kondisi ini terjadi karena ketakutan dan kekecewaan yang didapatkan dari hubungan sebelumnya.
  • Takut ditinggalkan. Kamu pasti pernah berpikir jika hubungan akan berakhir pada perpisahan. Apapun kondisinya, kamu dipaksa untuk menerima perpisahan yang terjadi di kehidupannya. Akibatnya, muncul kekhawatiran untuk menjalin komitmen dengan seseorang.
  • Tekanan budaya atau agama. Beberapa tempat di dunia ini memiliki budaya yang mengatur pernikahan tanpa mempertimbangkan cintai dan emosi seseorang. Hal ini menjadikan kamu memiliki ketakutan untuk berkomitmen secara penih dengan hubungan karena tidak memiliki kesempatan untuk memutuskan pasangan yang diinginkan.
  • Kepribadian. Meskipun terdengar aneh, para ahli percaya bahwa gamophobia dapat disebabkan oleh kepribadian yang dimiliki. Biasanya, penyebab ini mengarah kepada seseorang yang terbiasa sendiri dan sulit untuk bersosialisasi dengan lingkungannya.

Gejala Gamophobia

Gejala gamophobia
Foto: Cottonbro Studio (Pexels)

Secara sederhana, fobia ini memiliki gejala fisik dan psikologis yang mirip dengan gangguan kecemasan lainnya. Gejala yang muncul didorong oleh reaksi hormon yang memicu respons tubuh terhadap ketakutan. Dilansir dari beberapa sumber, gejala fisik dari gamophobia yang umumnya dialami penderitanya, yaitu:

  • Sesak napas
  • Pusing, sakit kepala ringan, atau pingsan
  • Mual dan berkeringat
  • Detak jantung yang cepat
  • Gemetar
  • Nyeri dada
  • Kesemutan

Selain gejala fisik, gejala psikologis yang dialami oleh penderita gamophobia, antara lain:

  • Muncul malu karena takut menikah atau berkomitmen
  • Ketakutan yang intens tentang pernikahan atau komitmen
  • Kurangnya kendali atas rasa takut
  • Kekhawatiran yang berlebihan

Setidaknya, gejala-gejala ini muncul selama enam bulan atau lebih. Kamu mungkin akan menyadari bahwa ketakutan berlebihan ini. Meskipun demikian, gejala ini justru akan menjadi ancaman yang sebenarnya.

Baca juga: Energi Feminin, Cara Untuk Memancarkannya


Cara Mengatasi Gamophobia

Cara mengatasi gamophobia
Foto: Cottonbro Studio (Pexels)

Setelah mengenali penyebab dan gejalanya, kamu akan menyadari bahwa ketakutan ini akan berdampak serius terhadap kehidupanmu. Untuk itu, kamu harus mengatasinya agar kehidupanmu dapat berjalan dengan normal. Berikut ini beberapa tips yang dapat kamu lakukan untuk mengatasi ketakutan dalam menjalin hubungan.

  • Berikan waktu untuk mengenali dirimu. Kebanyakan kecemasan disebabkan oleh penderitanya yang sulit untuk mengenali dirinya. Kamu dapat mempertimbangkan untuk meluangkan waktu untuk memikirkan ketakutanmu terhadap komitmen. Berapa banyak kamu mengakhiri hubungan? Atau apakah kamu mencoba untuk membohongi dirimu untuk mempertahankan hubungan?
  • Pikirkan tentang kebutuhanmu. Kamu dapat mempertimbangkan apakah ketakutan yang kamu miliki dapat menghalangi kehidupanmu? Apa yang sebenarnya kamu inginkan dalam hubungan? Apa yang harus kamu lakukan untuk mengatasi ketakutan untuk menjalin komitmen yang sehat dengan orang lain?
  • Menulis di jurnal. Kamu dapat mencoba untuk mencatat pemikiran, ketakutan, dan kecemasanmu tentang pernikahan dan komitmen di jurnal. Cara ini dapat membantumu untuk memahami ketakutan dan kecemasan dalam menjalin komitmen.
  • Teknik relaksasi. Teknik relaksasi dapat dilakukan melalui latihan pernapasan, relaksasi progresif, dan visualisasi untuk mengurangi stress, kecemasan, dan ketakutan yang dimiliki tubuh dan jiwamu. Selain itu, teknik relaksasi digunakan untuk mengelola pikiranmu agar lebih sehat. Kamu dapat mengunduh aplikasi meditasi di ponselmu untuk menemukan teknik relaksasi yang tepat.
  • Berhenti memikirkan penilaian dari orang lain. Kamu yang memiliki kecemasan yang berlebih sering kali berasumsi bahwa orang lain membencimu dan mengatakan banyak hal negatif tentangmu. Padahal, pendapat yang dikatakan oleh mereka bisa saja tentang pengalamannya sendiri. Untuk itu, cobalah untuk berpikir positif ketika seseorang mengatakan hal-hal negatif.

Sumber:

  • Michelle C. Brooten-Brooks, LMFT, 2021. “What Is Fear of Commitment (Gamophobia)?” dalam verywellhealth
  • Sarah Lewis, PharmD, 2022. “What Is Gamophobia? How to Face Fear of Marriage”, dalam healthgrades

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Kesehatan Mental

Artikel Lainnya

Kehamilan Tak Diinginkan dalam Pernikahan

Kehamilan Tak Diinginkan dalam Pernikahan

Stigma melahirkan sesar

Luka Tak Kasat Mata: Stigma Negatif Melahirkan Caesar

Kenali 10 Infeksi Selama Kehamilan

Kenali 10 Infeksi Selama Kehamilan dan Upaya Mengatasinya

Leave a Comment