Home » Tokoh » Mary Kenner, Mengubah Sejarah Kesehatan Perempuan

Mary Kenner, Mengubah Sejarah Kesehatan Perempuan

Cindy Hiong

Tokoh

Bincangperempuan.com- Pembalut, bukan benda asing bagi perempuan kebanyakan. Pembalut menjadi sahabat setia ketika melewati siklus bulanan. Pembalut yang nyaman memudahkan perempuan menjalankan aktivitasnya sehari-hari, tanpa khawatir darah menstruasinya bocor sehingga bisa mengotori sekitar.

Bicara soal pembalut, tidak lepas dari Mary Beatrice Davidson Kenner. Lewat inovasinya perempuan berdarah Afrika-Amerika menemukan sabuk sanitasi yang mengubah sejarah kesehatan perempuan di dunia.

Mary lahir pada 17 Mei 1912 di Monroe, North Carolina, Amerika Serikat. Putri dari Sidney Nathaniel Davidson yang juga merupakan seorang penemu. Kenner memiliki saudara perempuan kandung, Mildred Davidson Austin Smith. Sayangnya, siapa ibu kandungnya, tidak banyak diketahui publik.

Mary tumbuh dikeluarga dengan keterbatasan ekonomi. Sempat mengenyam pendidikan di Universitas Howard, namun setelah satu setengah tahun Mary harus keluar karena alasan keuangan. Hal itu tidak menyurutkan semangatnya untuk terus melakukan beragam eksperimen untuk menghasilkan satu inovasi baru.

Baca juga: Fakta Perempuan di Kawasan Asia Pasifik

Tumbuh dan besar di lingkungan keluarga penemu, membuat Mary mulai menciptakan alat ketika berusia enam tahun. Saat itu ia mencoba menciptakan engsel pintu yang dapat meminyaki sendiri. Termasuk atap konvertibel yang bisa menutupi kursi lipat mobil, ujung spons di ujung payung yang bisa menyerap air hujan, dan asbak portabel yang bisa menempel pada kotak rokok.

Pembalut dalam bentuk sabuk sanita menjadi salah satu pencapaian terbesar Mary di tahun 1957. Mulanya Mary menemukan sabuk sanitasi pada tahun 1920-an. Namun saat itu ia tidak mampu membeli hak paten. Seiring waktu dia memperbaiki versi sebelumnya dan versi lain yang telah dipatenkan sebelum miliknya. Sabuk sanitasi bertujuan untuk mencegah bocornya darah menstruasi pada pakaian yang merupakan masalah umum bagi wanita pada saat itu.

Sebelum penemuan Mary, pembalut menstruasi yang tersedia di pasaran cenderung tidak efektif dan tidak nyaman. Mary merancang pembalut yang lebih fleksibel, menyerap lebih baik, dan dapat menyesuaikan dengan tubuh wanita. Ini memberikan rasa nyaman dan perlindungan maksimal kepada para penggunanya selama menstruasi. Penemuannya membawa perubahan besar dalam cara perempuan menghadapi menstruasi, meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan mereka

Perusahaan Sonn-Nap-Pack mendapat kabar tentang penemuan ini pada tahun 1957 dan menghubunginya dengan maksud untuk memasarkan penemuannya, namun ketika mereka mengetahui bahwa Kenner berkulit hitam, mereka menolak. Pembalut tanpa sabuk ditemukan pada tahun 1970-an dan, seiring dengan semakin populernya tampon, perempuan berhenti menggunakan sabuk pengaman.

Baca juga: Setiap 18 Menit Ada Satu Perempuan Diperkosa 

Saat ini pembalut menstruasi yang Mary ciptakan telah membantu jutaan perempuan di seluruh dunia untuk menghadapi masa menstruasi mereka dengan lebih nyaman dan bebas dari kecemasan. Selain itu, kesuksesan Kenner sebagai seorang penemu memberikan inspirasi bagi banyak perempuan, terutama mereka yang berasal dari latar belakang yang kurang beruntung, untuk mengejar impian mereka dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.

Meskipun penemuannya telah mengubah paradigma tentang kesehatan perempuan, namun Mary tidak mendapatkan pengakuan yang seharusnya atas kontribusinya. Pada masanya, perempuan sering diabaikan dalam dunia penemuan dan penelitian.

Mary menikah dengan James “Jabbo” Kenner pada tahun 1951, dan meninggal pada 13 Januari 2006 di Washington DC pada usia 93 tahun.

Kesungguhan dan ketekunan Mary dalam mengejar keinginannya membuktikan bahwa gender tidak boleh menjadi penghalang dalam meraih keberhasilan.

Sumber:

  • Mary Kenner dalam https://www.blackpast.org/african-american-history/mary-kenner-1912-2006/

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Artikel Lainnya

Rama Herawati

Rama Herawati, Perempuan di Balik Universitas Syiah Kuala Bebas Sampah

Henny Anggraini hakim perempuan

Henny Anggraini: Menjadi Hakim itu, Bekerja dalam Sunyi

Joti Mahulfa, Bahagia Melihat Senyum Para Penyitas yang Sudah Pulih

Leave a Comment