Home » Kesehatan » Mengenal Vaginitis, Penyebab dan Pencegahannya 

Mengenal Vaginitis, Penyebab dan Pencegahannya 

Yuni Camelia Putri

Kesehatan

Vaginitis

Bincangperempuan.com- Pernahkah kamu mendengar penyakit vaginitis? Salah satu jenis penyakit menular seksual yang relatif sering diderita perempuan, namun masih jarang dibahas. Umumnya, vaginitis dialami perempuan muda yang aktif secara seksual tapi tidak menjaga kebersihan area kewanitaannya. Akibatnya terjadi peradangan pada vagina, sehingga menimbulkan rasa gatal, perih, hingga terjadi pembengkakan di organ intim.

Biasanya, rasa gatal dan nyeri ini dapat hilang dengan sendirinya tanpa diobati.  Sayangnya, pada beberapa kasus yang tidak segera ditangani justru dapat menyebabkan gangguan kesehatan lainnya.

Baca juga: Pentingnya Mendampingi Ibu Saat Mengalami Sindrom Baby Blues

Normalnya, vagina dapat memproduksi cairan dalam jumlah tertentu dengan tekstur yang berubah-ubah selama menstruasi. Akan tetapi, pada penderita vaginitis justru cairan vagina yang diproduksi berupa keputihan bertekstur lebih kental dan berbau tidak sedap. 

Jenis-jenis vaginitis

Ada empat jenis vaginitis berdasarkan keluhan yang dialami 

  1. Bakterial vaginosis (BV), jenis penyakit vaginitis ini disebabkan oleh ketidakseimbangan bakteri dalam vagina yang menyebabkan keputihan berbau amis setelah berhubungan seks. Jenis vaginosis ini ditandai dengan lactobacillus spp digantikan oleh mikro organisme negatif seperti Gardnerella vaginalis atau prevotella bivia.
  2. Trikomoniasis, merupakan infeksi vagina yang disebabkan oleh parasite trichomonas vaginalis. Jenis vaginitis ini dikategorikan sebagai penyakit menular seksual dan dapat ditularkan melalui handuk, kolam renang atau kursi toilet. Penderita vaginitis jenis ini akan mengalami keputihan yang berbusa dan rasa terbakar pada area genital.
  3. Vaginitis jamur (kandidiasis vulvavagina), jenis ini disebabkan karena pertumbuhan jamur Candida albicans yang berlebihan. Akibatnya, bagian kewanitaan wanita akan mengalami peradangan atau iritasi.
  4. Vaginitis atrofi, sering dialami oleh perempuan yang sudah menopause atau melakukan pengangkatan ovarium hingga persalinan yang menyebabkan penurunan hormon estrogen sehingga jaringan vagina menjadi lebih tipis dan rentan terhadap iritasi.
  5. Vaginitis non-infeksi. Berbeda dengan jenis vaginitis lainnya, vaginitis non-infeksi disebabkan oleh reaksi alergi hingga penggunaan produk tertentu.

Penyebab vaginitis

Kebanyakan vaginitis disebabkan oleh infeksi bakteri. Namun ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan vaginitis. Faktor-faktor tersebut diantaranya:

  1. Infeksi jamur yang diakibatkan oleh perkembangan jamur di vagina.
  2. Bakterial vaginosis. Bakteri ini tumbuh di vagina karena terlalu banyak bakteri buruk daripada bakteri baik di area vagina.
  3. Penyakit menular seksual seperti trikomoniasis yang disebabkan oleh infeksi protozoa trichomonas vaginalis. Selain itu, penyakit menular seksual lainnya seperti klamidia, gonorea, dan herpes genital juga turut menjadi penyebab dari penyakit ini.
  4. Kandidiasis. Kandidiasis disebabkan oleh infeksi jamur candida albicans yang terdapat di vagina.
  5. Penipisan dinding vagina. Penipisan dinding vagina disebabkan oleh penurunan kadar estrogen pada wanita menopause.
  6. Alergi dan iritasi yang disebabkan oleh detergen, pembersihan vagina, atau pembalut.
  7. Kurangnya menjaga kebersihan area kewanitaan.

Gejala-gejala vaginitis

Vagina yang sehat tidak mengeluarkan bau dan tidak gatal. Jumlah cairan vagina dapat bervariasi tergantung kepada siklus menstruasi. Akan tetapi, cairan vagina yang berbau tidak sedap dan disertai rasa gatal pada vagina menandakan kondisi vagina sedang tidak sehat. Beberapa gejala vaginitis yang sering dialami oleh wanita, diantaranya:

  • Munculnya banyak keputihan yang kental dan berbau tidak sedap.
  • Iritasi dan gatal pada area vagina.
  • Timbul rasa nyeri saat berhubungan intim atau buang air kecil.
  • Munculnya flek.
  • Vagina kering.
  • Bengkak pada area kulit di sekitar vagina.
  • Luka pada vagina.
  • Nyeri di sekitar vagina.

Gejala vaginitis yang tidak segera ditangani dapat berakibat fatal dan menimbulkan komplikasi. Wanita yang menderita vaginitis rentan terinfeksi penyakit menular seksual seperti HIV/AIDS. Selain itu, vaginitis yang diderita oleh wanita hamil dapat berpotensi melahirkan bayi prematur dan kekurangan berat badan.

Pengobatan dan pencegahan vaginitis

Pengobatan vaginitis dapat dilakukan berdasarkan penyebab munculnya penyakit ini. Pertama, vaginitis yang disebabkan oleh bakteri dapat diobati dengan pemberian antibiotic seperti metronidazole dan clindamycin. Kedua, vaginitis yang disebabkan oleh jamur dapat diatasi dengan obat anti jamur seperti miconazole. Ketiga, terapi pengganti hormon yang digunakan untuk mengatasi penurunan hormon estrogen pada perempuan menopause. Terakhir, menghindari penyebab iritasi pada vagina seperti pembalut sekali pakai, deterjen, dan hal-hal yang dapat menyebabkan iritasi pada vagina.

Baca juga:  Perceraian dan Stigma Negatif tentang Status Janda

Vaginitis dapat dicegah dengan melakukan beberapa langkah sederhana seperti:

  • Membersihkan vagina dengan tanpa menggunakan sabun khusus vagina.
  • Biasakan membersihkan vagina dari area depan ke belakang setelah buang air hingga kering.
  • Hindari mengenakan celana yang lembab, tahan panas dan ketat karena dapat memicu pertumbuhan jamur di area kewanitaan.
  • Hindari penyebab iritasi pada vagina, seperti pembalut yang mengandung pewangi yang berbahaya.
  • Menggunakan kondom selama melakukan hubungan seksual untuk mencegah penularan infeksi atau penyakit seksual lainnya.
  • Melakukan pemeriksaan ginekologis yang lengkap dan rutin. 

Sumber:

  • dr. Meva Nareza, 2022. “Vaginitis”, dalam Alodokter
  • Tim medis Klikdokter, 2019. “Vaginitis”, dalam klikdokter
  • Dina Rahmawati, 2023. “Gejala Radang Vagina dan Cara Mengobatinya”, dalam SehatQ

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Artikel Lainnya

Melawan Tabu Pap Smear Meningkatkan Kesadaran Kesehatan Perempuan

Pap Smear: Saatnya Perempuan Peduli Kesehatan Diri!

KB Suntik, Alat Kontrasepsi yang Paling Banyak Digunakan di Bengkulu

Cherophobia: Menyelami Kekhawatiran terhadap Kesenangan Berlebihan

Leave a Comment