Bincangperempuan.com- Menopause, sebuah fase alami dalam kehidupan seorang perempuan, seringkali dikaitkan dengan berbagai perubahan fisik dan emosional. Namun, menopause bukanlah akhir dari segala kehidupan aktif perempuan BPer’s. Menopause, transisi yang menandai berakhirnya masa reproduksi dan dimulainya babak baru dalam hidup seorang perempuan.
Pada fase ini, kehidupan perempuan ketika menstruasi berhenti secara permanen, biasanya terjadi pada usia 45-55 tahun. Perubahan hormonal selama menopause dapat menyebabkan berbagai gejala, seperti hot flashes, perubahan suasana hati, dan gangguan tidur. Meskipun perubahan ini dapat menantang, menopause tidak harus diartikan sebagai akhir dari produktivitas.
Penyebab utama menopause adalah penuaan ovarium. Ovarium secara bertahap menghasilkan lebih sedikit hormon estrogen dan progesteron, yang memicu terjadinya menopause. Gejala menopause bentuknya sangat beragam dan bervariasi dari satu perempuan ke perempuan lainnya. Beberapa gejala yang umum dialami meliputi:
- Hot flashes: Sensasi panas yang tiba-tiba meliputi wajah, leher, dan dada.
- Berkeringat malam: Keringat berlebih saat tidur.
- Gangguan tidur: Sulit tidur, sering terbangun di malam hari.
- Perubahan suasana hati: Iritasi, mudah marah, depresi, atau kecemasan.
- Vagina kering: Mengurangi kenikmatan seksual dan meningkatkan risiko infeksi.
- Atrofi urogenital: Penipisan jaringan vagina yang menyebabkan nyeri saat berhubungan seksual.
- Gangguan kognitif: Lupa, kesulitan berkonsentrasi.
- Perubahan fisik: Penurunan massa otot, peningkatan lemak tubuh, dan perubahan kulit.
Baca juga: Dikritik Sebagai “Tradwife” oleh Publik, Hannah “Ballerina farm” Speak Up‼️
Menjalani menopause dengan sehat
Meskipun menopause membawa perubahan, tidak berarti kualitas hidup harus menurun. Dengan pengelolaan yang tepat, perempuan dapat menjalani kehidupan yang sehat dan aktif setelah menopause.
Ada beberapa tips yang bisa dilakukan untuk menjalani menopause dengan sehat.
- Menjaga hubungan sosial dengan tetap berinteraksi dengan orang lain sehingga dapat membantu mengurangi perasaan kesepian dan stres.
- Mencari dukungan, yakni bergabung dengan kelompok pendukung atau berbicara dengan terapis dapat membantu mengatasi tantangan yang dihadapi.
- Memperhatikan kesehatan mental. Jangan ragu untuk mencari bantuan profesional jika mengalami depresi atau kecemasan.
- Terus belajar dengan mengembangkan minat baru, bisa dengan mengikuti kursus, atau lakukan kegiatan yang menyenangkan.
Baca juga: Anakku Bukan Pelaku Klitih
Menemukan kekuatan dan potensi baru
Pada tahap ini, banyak perempuan menemukan kembali diri mereka dan mengembangkan potensi baru. Tanpa tanggung jawab yang datang dengan masa reproduksi, perempuan sering kali memiliki lebih banyak waktu dan energi untuk mengeksplorasi minat baru, mengejar karier yang tertunda, atau memulai usaha baru. Menopause dapat menjadi kesempatan untuk memperkuat keterampilan dan pengetahuan, melalui pendidikan atau pelatihan lebih lanjut.
Selain itu, banyak perempuan merasa lebih percaya diri dan berdaya setelah menopause. Bebas dari siklus menstruasi dan tekanan sosial terkait penampilan atau peran gender, mereka dapat lebih fokus pada kesejahteraan diri dan mengejar tujuan pribadi dengan lebih bebas.
Menopause bukanlah halangan untuk tetap aktif secara fisik. Aktivitas fisik memiliki manfaat luar biasa bagi kesehatan perempuan pascamenopause. Olahraga teratur dapat membantu mengurangi gejala menopause, seperti gangguan tidur dan perubahan suasana hati, serta menjaga kesehatan jantung dan tulang. Kegiatan seperti yoga, berjalan kaki, atau berenang tidak hanya meningkatkan kebugaran fisik tetapi juga memberikan kesejahteraan mental dan emosional.
Banyak perempuan juga menemukan bahwa menopause adalah waktu yang tepat untuk terlibat dalam kegiatan sosial dan komunitas. Dengan berpartisipasi dalam kelompok atau organisasi, mereka dapat memperluas jaringan sosial dan menemukan dukungan dari sesama perempuan yang mengalami fase kehidupan yang sama.
Salah satu tantangan terbesar adalah mengubah persepsi sosial yang melihat menopause sebagai akhir dari produktivitas. Masyarakat perlu menyadari bahwa perempuan dalam masa menopause memiliki banyak kontribusi berharga, baik di tempat kerja maupun dalam kehidupan sosial. Mari memberikan dukungan dan menciptakan lingkungan yang inklusif, perempuan dapat terus berperan aktif dan produktif.