Home » Tokoh » Ratih Kartika, Menembus Batas dengan Menjadi Penulis

Ratih Kartika, Menembus Batas dengan Menjadi Penulis

Bincang Perempuan

Tokoh

Bincangperempuan.com-  “Dari awal menikah saya sudah sampaikan pada suami, memang ingin menjadi ibu rumah tangga dan tetap berkarya dari rumah,”  Kalimat tersebut disampaikan Ratih mengawali percakapan bersama Bincang Perempuan beberapa waktu lalu.

Memutuskan untuk mendampingi suami yang tengah meniti karir sebagai akademisi di salah satu fakultas di Universitas Bengkulu, sambil membesarkan dua orang buah hatinya, menjadi pilihan Ratih Kartika.  Meskipun ia sudah menyelesaikan pendidikan S2 di universitas ternama di Yogyakarta, Universitas Negeri Yogyakarta, namun Ratih yakin keputusannya untuk tidak berkarir di luar rumah tidak akan menghambat dirinya untuk terus berkembang menjadi perempuan yang berdaya.

Menjadi ibu rumah tangga penuh waktu memberikan tantangan tersendiri bagi Ratih. Selain mengurus kebutuhan rumah tangga, Ratih juga harus memastikan bahwa perkembangan anak-anaknya tidak terabaikan. Ia tidak memungkiri, rutinitas sebagai ibu rumah tangga terkadang membuat dirinya “lelah”.  Namun, Ratih tidak menyerah begitu saja. Sesekali ia keluar, mengkhususnya diri untuk “me time” sembari berbagi peran dengan suami untuk bersama-sama menjaga dan mengurus anak.  

Di tengah kesibukannya, Ratih mulai mencari cara untuk tetap produktif dan mengembangkan minat yang telah lama ia pendam, yaitu menulis. Menulis selalu menjadi bagian penting dalam hidupnya, bahkan sejak ia masih kuliah. Ratih mulai menulis blog sebagai sarana untuk menuangkan pikirannya dan berbagi cerita dengan orang lain. Dari situ, ia menemukan kembali semangat dan passion yang pernah ia miliki.

Baca juga: Sintia Anugra Ananda, Blusukan Untuk Tingkatkan Budaya Membaca

Mengembangkan passion sebagai penulis

Sembari berselancar di dunia maya, dan terus membangun jejaring tanpa batas.  Dalam proses penulisan bukunya, Ratih menghadapi berbagai tantangan, mulai dari manajemen waktu hingga inspirasi yang kadang datang dan pergi. Namun, tekadnya yang kuat untuk membuktikan bahwa ibu rumah tangga juga bisa berkarya membantunya melewati semua rintangan.

Ratih mengatur waktu dengan disiplin, membagi antara tanggung jawab rumah tangga dan waktu menulis. Proses kreatif ini tidak hanya memberinya kesempatan untuk mengekspresikan diri, tetapi juga menjadi terapi bagi Ratih untuk menjaga keseimbangan emosional.

Buku yang ia tulis akhirnya berhasil diselesaikan setelah berbulan-bulan kerja keras. Buku tersebut berisi kumpulan cerita inspiratif tentang pengalaman pribadi Ratih dan kisah-kisah yang ia temui dalam kehidupan sehari-hari. Dengan gaya penulisan yang sederhana namun menyentuh, Ratih berhasil menyampaikan pesan bahwa setiap orang memiliki potensi untuk berkarya, apapun peran mereka dalam kehidupan.

Baca juga: Fatmayana, Perempuan Pelopor Pendidikan di Bengkulu Utara

Hingga saat ini sudah 18 buku Ratih tulis. Mulai dari buku berjudul Mahasiswa di Atas Rata-rata yang diterbitkan Gramedia tahun 2020, Yakin memilihmu, Semua Bisa Menulis, Lets  Move On, dan kolaborasi  parenting di Jogya dengan judul Mom Survival Books.

Terbaru saat ini Ratih sedang mempersiapkan launching serial buku anak dengan judul “Mengenal Latun Keanekaragaman Pesisir dan Laut Bengkulu” yang ditulis kolaborasi bersama Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah.

Menariknya, buku tersebut memuat cerita empat orang anak yang nama-namanya terinspirasi dari budaya Bengkulu, seperti tokoh Oldi, diambil dari nama Rafflesia Arnoldi, kemudian Tabuti diambil dari festival Tabot. Lalu ada Can, diambil dari Can- Bencoolen Cantik dan Dolila dari nama alat musik yang ditabuh khas Bengkulu yakni dol.  

“Begitu pindah ke Bengkulu, saya ingin berkontribusi untuk Bengkulu. Pilihan ide menulis buku serial anak ini karena Kota Bengkulu selain memiliki pantai yang bagus juga punya garis pantai terpanjang di Indonesia. Jadi di buku ini lebih mengkampanyekan soal penyelamatan hewan, ajakan kemandirian lewat berjualan donat, pesona bawah laut pulai Tikus dan penanaman hutan mangrove,” papar Ratih.  

Keberhasilan Ratih Kartika sebagai penulis memberikan dampak positif yang luas bagi perempuan dan ibu rumah tangga. Ia menjadi contoh nyata bahwa peran sebagai ibu rumah tangga tidak membatasi seseorang untuk mengejar impian dan berkontribusi di bidang lain. Ratih memberikan pesan bahwa setiap perempuan memiliki potensi untuk berkembang dan berkarya, asalkan mereka mau berusaha dan percaya pada kemampuan diri sendiri.

Selain itu, Ratih juga mendorong adanya perubahan pandangan masyarakat terhadap peran ibu rumah tangga. Selama ini, banyak yang menganggap bahwa menjadi ibu rumah tangga berarti berhenti mengembangkan diri dan hanya fokus pada urusan domestik. Namun, melalui kisahnya, Ratih membuktikan bahwa ibu rumah tangga juga bisa memiliki kontribusi besar dalam bidang pendidikan, seni, dan literasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Artikel Lainnya

Joti Mahulfa, Bahagia Melihat Senyum Para Penyitas yang Sudah Pulih

Enjellia: Keterbatasan Bukan Hambatan untuk Berjuang

Narges Mohammadi, Jurnalis Perempuan Peraih Penghargaan Nobel Perdamaian

Narges Mohammadi, Jurnalis Perempuan Peraih Penghargaan Nobel Perdamaian

Leave a Comment