Home » News » Sineba Scarf, Jilbab Bermotif Ikon Khas Bengkulu, Bunga Rafflesia

Sineba Scarf, Jilbab Bermotif Ikon Khas Bengkulu, Bunga Rafflesia

Bincang Perempuan

News

Sineba Scarf, Jilbab Bermotif Ikon Khas Bengkulu, Bunga Rafflesia

Bincangperempuan,com– Inovasi dalam dunia fashion tidak pernah berhenti, termasuk dalam industri hijab yang kini semakin kompetitif. Salah satu inovator yang membawa angin segar dalam dunia hijab adalah Dike BM, pemilik brand Sineba Scarf atau disingkat SS, yang menghadirkan jilbab dengan motif khas Bengkulu. Dalam wawancara eksklusif, Dike berbagi kisah inspiratifnya, mulai dari awal mula ide, tantangan yang dihadapi, hingga harapannya untuk masa depan.

Dike mengungkapkan bahwa ide untuk memulai usaha ini berangkat dari keinginannya agar Bengkulu lebih dikenal, terutama melalui ikon khasnya, bunga Rafflesia.

“Yang menjadi inspirasi dasar saya dalam mendesain produk hijab ini adalah keinginan agar Bengkulu semakin dikenal dengan khasnya, yaitu bunga Rafflesia. Saya pernah berjumpa dengan orang-orang di luar Pulau Sumatra, dan banyak yang mengira Bengkulu berada di Kalimantan. Mereka juga tidak tahu bahwa bunga Rafflesia banyak dijumpai di Bengkulu dan menjadi ikon daerah ini,” ujar Dike.

Dari pengalaman tersebut, Dike merasa perlu melakukan sesuatu untuk memperkenalkan Bengkulu lebih luas melalui karyanya. Tidak hanya bunga Rafflesia, Dike juga memilih kaligrafi sebagai elemen utama dalam desainnya. Ia menjelaskan bahwa kombinasi bunga Rafflesia dan kaligrafi menghadirkan estetika yang unik dan sarat makna. Menurutnya, keindahan bunga Rafflesia yang menjadi kebanggaan Bengkulu berpadu harmonis dengan unsur kaligrafi yang penuh nilai seni. Hal ini membuat produk hijab dari brand Sineba Scarf memiliki daya tarik tersendiri di pasar.

Baca juga: Aksaraya Semesta Bergerak Bangkitkan Minat Literasi di Bengkulu

Namun, perjalanan Dike dalam merintis usaha ini tidaklah mudah. Ia harus menghadapi berbagai tantangan yang cukup berat. Salah satu tantangan terbesar adalah persaingan pasar yang sangat ketat. Industri fashion, khususnya hijab, sudah memiliki banyak pemain besar dan kecil, sehingga Dike harus memutar otak untuk menciptakan produk yang unik agar dapat menonjol di tengah persaingan.

Selain itu, membangun brand awareness juga menjadi pekerjaan yang tidak kalah sulit. Sebagai brand baru, Sineba Scarf membutuhkan strategi pemasaran yang efektif untuk memperkenalkan produk-produknya ke khalayak luas. Strategi ini tentu membutuhkan investasi besar, baik dari segi waktu maupun biaya.

Dike juga menyadari bahwa menjaga kualitas produk adalah hal yang sangat penting untuk membangun kepercayaan pelanggan. Dalam usaha fashion, konsistensi kualitas bahan dan produksi adalah kunci keberhasilan. Oleh karena itu, ia berusaha mencari supplier yang dapat diandalkan serta memastikan setiap produk yang dihasilkan memenuhi standar yang telah ditetapkan.

“Tantangan lain yang dihadapi adalah membangun kepercayaan konsumen, terutama dalam transaksi online. Untuk mengatasi hal ini ya harus memberikan pelayanan yang prima, menyediakan garansi produk, dan memanfaatkan testimoni dari pelanggan untuk membangun reputasi yang baik,” imbuhnya.

Dike memiliki latar belakang yang kuat dalam mempelajari budaya Bengkulu, khususnya motif khasnya. Pada tahun 2015, ia melakukan penelitian tentang motif batik Besurek sebagai bagian dari tugas akhirnya di bangku kuliah. Dari penelitian tersebut, ia semakin tertarik untuk mendalami berbagai motif khas Bengkulu, termasuk kaligrafi dan bunga Rafflesia. Dengan bantuan teknologi, Dike belajar mengaplikasikan motif dan warna menggunakan berbagai tools desain yang memudahkannya untuk berkreasi.

Salah satu hal yang membuat produk hijab dari Sineba Scarf berbeda dengan produk lain di pasaran adalah desainnya yang unik. Dike menjelaskan bahwa ia menggunakan warna-warna soft dan motif-motif berukuran kecil hingga sedang yang diaplikasikan pada bagian-bagian sudut hijab. Pendekatan ini memberikan sentuhan elegan sekaligus modern pada produk hijabnya, sehingga cocok digunakan oleh berbagai kalangan usia.

Baca juga: Dini Mudrika, Ubah Limbah Fashion Jadi Souvenir Bernilai Ekonomi

Dalam hal edukasi pasar, Dike mengakui bahwa jangkauannya saat ini masih terbatas. Namun, ia terus berusaha memperkenalkan keunikan motif kaligrafi dan bunga Rafflesia melalui media sosial. Platform ini menjadi alat utama bagi Dike untuk berinteraksi dengan konsumen dan memberikan informasi tentang nilai budaya yang terkandung dalam setiap desain hijabnya. Ia berharap, seiring berjalannya waktu, edukasi ini dapat menjangkau audiens yang lebih luas.

Untuk menarik minat konsumen, Dike menggunakan berbagai strategi pemasaran yang kreatif. Media sosial menjadi platform utama yang digunakan untuk mempromosikan produknya. Selain itu, ia juga menawarkan promosi dan diskon pada momen-momen tertentu, serta menerapkan storytelling marketing untuk menciptakan koneksi emosional dengan konsumennya.

“Interaksi langsung dengan konsumen melalui komentar atau pesan pribadi di media sosial juga menjadi bagian dari strateginya. Termasuk juga memanfaatkan marketplace untuk memperluas jangkauan produk Sineba Scarf dan aktif berpartisipasi dalam komunitas serta event offline untuk memperkenalkan produknya secara langsung kepada masyarakat.

Dike mengungkapkan bahwa respons masyarakat terhadap produk hijabnya sejauh ini cukup positif. Konsumen tidak hanya menunjukkan antusiasme, tetapi juga memberikan masukan yang variatif.

“Masukan dari konsumen menjadi feedback positif bagi kami untuk terus menciptakan karya yang lebih menarik dan bernilai unik,” kata Dike.

Hal ini membuktikan bahwa produk Sineba Scarf mampu memenuhi ekspektasi pasar sekaligus membawa ciri khas budaya Bengkulu ke kancah yang lebih luas.

Berbicara tentang harapan di masa depan, Dike memiliki visi yang besar untuk bisnisnya. Ia berharap agar Sineba Scarf dapat dikenal lebih luas, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di mancanegara. Selain itu, ia ingin terus berinovasi menciptakan karya-karya unik yang dapat diterima oleh semua kalangan usia.

Dike juga memiliki rencana untuk berkolaborasi dengan rekan-rekan bisnis lainnya. Menurutnya, kolaborasi adalah salah satu cara yang efektif untuk memperluas jangkauan pasar sekaligus menghadirkan produk-produk baru yang lebih menarik.

Selain kolaborasi, Dike juga tengah merencanakan ekspansi bisnisnya. Ia berencana untuk mengembangkan produk fashion lainnya yang tetap menonjolkan keunikan khas Bengkulu. Dengan demikian, ia berharap dapat memberikan kontribusi yang lebih besar dalam memperkenalkan budaya Bengkulu kepada dunia.

Sebagai penutup, Dike mengajak masyarakat untuk mendukung produk fashion lokal, terutama yang memiliki nilai budaya seperti Sineba Scarf.

“Jangan lupa untuk mendukung produk fashion dari Sineba.id. Terima kasih,” tutupnya dengan penuh semangat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Artikel Lainnya

Merancang media kampanye di media sosial

Merancang Media Kampanye di Media Sosial

Tatapan dan Rayuan, Masuk Bentuk Kekerasan Seksual

UN Women dan Korea dukung perempuan dan komunitas

UN Women dan Republik Korea, Bersama Mendukung Perempuan dan Komunitas Tangguh di Indonesia

Leave a Comment