Bincangperempuan.com- Film “Inside Out 2” menjadi topik pembicaraan pencinta film diseluruh dunia usai menjadi film menjadi paling laris di bioskop. “Inside Out” merupakan film yang dirilis oleh Pixar Animation Studios pada tahun 2015.
Menghadirkan cerita yang mengungah perasaan tentang perjalanan emosional seorang anak bernama rey. Emosional Rey digambarkan melalui perjalan yang unik dan cerdas. Menariknya “Inside Out” menghadirkan wawasan mendalam tentang emosional manusia terutama anak-anak yang sedang dalam tahap perkembangan.
Yups, BPer’s tentu saja menyadari bahwa perilaku anak-anak menunjukkan kondisi emosionalnya. Mereka tidak segan menunjukkan rasa kecewa, penolakan, atau marah ketika mainan atau makanannya diambil. Tak jarang, anak akan menangis atau ketakutan jika mengalami mimpi buruk. Lantas, bagaimana memahami emosional anak seiring bertambahnya usia?
Kebanyakan orang tua mengalami kondisi dimana mereka sulit memahami emosi anak karena pertambahan usia. Hal ini disebabkan anak akan berusaha mengelola emosi dan menyembunyikan permasalahan yang dihadapinya. Pada tahap ini, anak sudah mengenal teman sebaya yang membuatnya merasakan emosi yang lebih kompleks seperti ketakutan, kehilangan, atau berharap kepada seseorang.
Di film “Inside Out 2”, BPer’s disuguhkan berbagai jenis emosi anak yang dapat dipelajari bersama anak. BPer’s juga akan diajarkan tentang scenario emosional anak yang lebih rumit dari biasanya. Skenario emosional ini bersifat lebih bernuansa dan intens.
Baca juga: Seksisme: Diskriminasi terhadap Perempuan dan Anak Perempuan
Kira-kira apa aja sih kondisi emosional yang ada dalam “Inside Out 2”? dan apa cara yang tepat untuk membantu anak dalam mengelola emosinya? Yuk, kepoin disini!
Karakter Emosional di Inside Out 2
“Inside Out 2” menjadi tontonan yang sangat direkomendasikan untuk anak-anak. Selain menyenangkan, film ini membantu anak untuk mengenali emosi yang ada dalam dirinya. Eits, tapi kamu juga perlu belajar karakter emosional dari film ini juga, ya!
Selain itu, film “Inside Out 2” turut memudahkan anak yang memasuki usia remaja untuk lebih terbuka dan mudah untuk mengatasi kondisi emosionalnya. Dikutip dari Parents, Lyssa Haase, PsyD, selaku psikolog anak di Intermountain Primary Children’s Hospital menguraikan beberapa kondisi emosional yang diajarkan dalam film “Inside Out 2”, seperti:
Kecemasan (Anxiety)
Karakter Anxiety dalam film “Inside Out 2” dihadirkan sebagai emosi baru di kehidupan Riley ketika memasuki usia remaja. Karakter ini menunjukkan bahwa kecemasan atau anxiety menjadi sistem alarm bawaan otak manusia. Anxiety berperan untuk menjaga seseorang agar tetap aman, seperti detektor asap yang berbunyi ketika merokok didalam toilet pesawat. Meskipun demikian, anxiety dapat muncul ketika seseorang terlalu bersemangat atau mengalami kondisi yang membuatnya stres.
Malu (Embarrassment)
Karakter embarrassment dalam diri Riley digambarkan dengan keinginan Riley yang tidak ingin mencolok dari temannya. Embarrassment merupakan kondisi emosional yang kerap muncul dimasa remaja. Emosional ini muncul ketika seseorang berada dalam situasi sosial baru dan mengalami masalah sulit beradaptasi.
Sebagian anak yang memasuki usia remaja mengalami kesulitan dalam mengembangkan rasa percaya diri sehingga memilih untuk mengasingkan diri dari perkumpulan. Sementara untuk mereka yang memiliki rasa percaya diri yang kuat diawal, mengalami rasa malu ketika menyadari bahwa orang-orang mulai memperhatikannya karena tingkah atau ekspektasi yang tidak sesuai harapan.
Iri (Envy)
Rasa iri dapat dialami oleh siapapun termasuk anak-anak. BPer’s mungkin akan menyadari anak merasa iri ketika menginginkan sesuatu yang dimiliki oleh orang lain, seperti mainan atau makanan. Karakter Iri ini menawarkan kompleksitas yang memengaruhi keputusan anak. Yups, mereka akan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan apa yang dimiliki oleh orang lain.
Bosan (Ennui)
Karakter Ennui berhasil membuat banyak orang penasaran. Ennui mungkin terdengar tidak familiar bagi banyak orang. Ennui digambarkan sebagai perasaan bosan, ketidakpuasan, atau tidak memiliki energi dan minat dalam hal apapun.
Ennui menjadi sifat yang paling banyak dimiliki oleh remaja saat ini. Karakter ini menunjukkan remaja yang menghabiskan waktunya dengan bermain game atau ponsel hingga memicu perasaan bosan. Selain itu, rasa bosan dapat menjadi isyarat untuk mengganti suaasa yang baru atau membutuhkan teman untuk mengobrol.
Jijik (Disgust)
Karakter Disgust menjadi karakter kompleks selanjutnya yang dimiliki oleh Riley. Karakter ini memberikan kekuatan untuk mempertahankan selera, mempertahankan citra diri, dan menolak hal-hal yang tidak diinginkan. Perasaan ini dirasakan ketika seorang anak mendapati barang atau berada dalam kondisi yang tidak diinginkannya, seperti disukai oleh lawan jenis yang tidak sesuai dengan tipenya.
Ketakutan (Fear)
Karakter Fear merupakan emosional yang banyak dirasakan oleh anak-anak. Perasaan ini muncul ketika anak berada dalam kondisi yang mendorong rasa cemas dan sedih, seperti diruang yang gelap atau suara petir yang bergemuruh ketika hujan. Karakter ini menjadi bentuk penerimaan dan empati yang menuju proses pertumbuhan menjadi dewasa.
Baca juga: Mengenal Toxic Positivity yang Berbahaya bagi Anak
Bantu Anak Mengelola Emosi Baru
Jika diperhatikan lagi, BPer’s akan menyadari bahwa anak mengalami kesulitan dalam mengelola emosi barunya. Ketakutan dan rasa jijik menjadi emosional yang akan sulit digambarkan oleh anak dimasa pertumbuhannya.
Janna Kook, MS, PhD, selaku peneliti di Education Development Center (EDC) memberikan beberapa tips yang dapat dilakukan orang tua untuk membantu anak dalam mengelola emosi barunya. Beberapa tips tersebut, diantaranya:
- Perhatikan reaksi anak ketika berhadapan dengan masalah
- Jangan remehkan emosi yang dirasakan anak, cobalah untuk meyakinkan atau menenangkannya.
- Setelah anak tenang, cobalah untuk bertanya tentang apa yang dirasakan anak dan berikan jawaban yang tepat.
- Jika anak menunjukkan rasa iri, bicaralah kepada mereka bahwa perasaan itu tidak boleh dipertahankan karena akan menimbulkan kerugian baginya.
- Terakhir, cobalah untuk tetap mendukung dan memberikan solusi kepada anak terkait kondisi emosionalnya.
Sumber:
- Lauren Brown West-Rosenthal, 2024. “Meet the New Emotions Kids Will Learn About in ‘Inside Out 2’”, dalam Parents
- Satria Wibawa, 2024. “9 Karakter Emosi di Inside Out 2, dari Joy sampai Embarrassment”, dalam IDNTimes