Bincangperempuan.com- Di tengah maraknya pembahasan tentang alat kontrasepsi seperti pil KB dan IUD, ada satu metode yang sering luput dari perhatian, yaitu sterilisasi perempuan. Berdasarkan laporan “World Family Planning 2022” dari United Nations Department of Economic and Social Affairs Population Division, sterilisasi perempuan ternyata menjadi salah satu metode kontrasepsi paling populer di seluruh dunia.
Jumlah perempuan usia subur (15-49 tahun) terus meningkat, dari 1,3 miliar pada tahun 1990 menjadi 1,9 miliar pada tahun 2021, sebuah peningkatan sebesar 46 persen. Angka ini mencerminkan pertumbuhan populasi dunia serta meningkatnya kebutuhan akan perencanaan keluarga.
Sejalan dengan itu, jumlah perempuan yang membutuhkan perencanaan keluarga juga meningkat tajam. Pada tahun 1990, sekitar 700 juta perempuan membutuhkan perencanaan keluarga, dan angka ini melonjak menjadi 1,1 miliar pada tahun 2021. Perempuan yang membutuhkan perencanaan keluarga adalah mereka yang ingin menunda atau menghindari kehamilan, baik yang sudah menikah, dalam hubungan, maupun yang aktif secara seksual tetapi belum menikah.
Baca juga: Bagaimana Pendekatan Kesetaraan Gender Menjadi Solusi Terbaik Mengatasi Krisis Iklim
Penurunan Tingkat Kesuburan
Di tingkat global, tingkat kesuburan juga mengalami penurunan signifikan. Rata-rata, tingkat kelahiran per perempuan turun dari 3,3 pada tahun 1990 menjadi 2,3 pada tahun 2021. Penurunan ini menunjukkan bahwa perempuan saat ini cenderung ingin menunda atau menghindari kehamilan dalam masa subur mereka.
Penggunaan kontrasepsi modern, seperti pil, IUD, dan suntikan, menjadi salah satu cara efektif untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. Ini memungkinkan perempuan dan pasangan untuk merencanakan berapa banyak anak yang ingin mereka miliki dan kapan waktu yang tepat untuk memiliki anak. Jumlah perempuan yang menggunakan kontrasepsi modern hampir dua kali lipat, dari 467 juta pada tahun 1990 menjadi 874 juta pada tahun 2021. Angka ini menunjukkan peningkatan dari 35 persen menjadi 45 persen dalam kurun waktu tersebut.
Walaupun penggunaan metode kontrasepsi modern meningkat, metode tradisional seperti ritme dan penarikan juga masih digunakan. Penggunaan metode tradisional meningkat dari 84 juta pada tahun 1990 menjadi 92 juta pada tahun 2021, meskipun proporsinya menurun dari 6 menjadi 5 persen. Sementara itu, jumlah perempuan dengan kebutuhan perencanaan keluarga yang tak terpenuhi juga meningkat dari 147 juta pada tahun 1990 menjadi 164 juta pada tahun 2021, meskipun proporsinya di antara perempuan usia subur menurun dari 11 menjadi 8 persen.
Baca juga: Perjuangan Menuju Kesetaraan di Bengkulu
Sterilisasi: Metode Kontrasepsi Pilihan Utama
Sterilisasi perempuan menempati posisi teratas sebagai metode kontrasepsi yang paling banyak digunakan di seluruh dunia, dengan 23 persen pengguna kontrasepsi memilih metode ini. Diikuti oleh kondom laki-laki yang digunakan oleh 22 persen pengguna. Sterilisasi perempuan digunakan oleh 219 juta perempuan, sementara kondom laki-laki digunakan oleh 208 juta pengguna.
Tingginya penggunaan sterilisasi perempuan secara global terutama dipengaruhi oleh tingginya angka pengguna di India, yang menyumbang 48 persen dari total global. Jika India tidak dihitung, sterilisasi perempuan akan menjadi metode kontrasepsi keempat yang paling banyak digunakan di dunia, hanya mencakup 15 persen dari total penggunaan.
Selain sterilisasi perempuan dan kondom pria, ada juga metode lain yang cukup populer di seluruh dunia, seperti IUD (161 juta pengguna) dan pil kontrasepsi (150 juta pengguna). Metode lainnya seperti suntikan (72 juta pengguna), implan (25 juta pengguna), dan sterilisasi pria (17 juta pengguna) juga digunakan, namun jumlahnya lebih sedikit. Di antara metode tradisional, 33 juta perempuan menggunakan metode ritme dan 53 juta menggunakan metode penarikan.