Home » News » Pentingnya Digital Mindset dan Ruang Digital Aman bagi Anak Muda

Pentingnya Digital Mindset dan Ruang Digital Aman bagi Anak Muda

Yuni Camelia Putri

News

Bincangperempuan.com- Di era teknologi yang sudah maju, generasi muda didorong untuk memiliki digital mindset agar dapat beradaptasi dengan perubahan yang berlangsung.  Mempelajari tentang digital mindset dapat menciptakan peluang baru untuk membentuk cara pandang untuk mengembangkan kemampuan teknologi dan media digital dengan baik.

Dibutuhkan kerja keras untuk mengembangkan digital mindset pada generasi muda saat ini. Dalam hal ini, digital minset melibatkan budaya, eti, dan aman bermedia digital yang menjadi aspek penting untuk menghadapi masalah yang terjadi di era digital. Mempelajari digital mindset akan membantu generasi muda dalam membangun ruang digital yang aman dan memiliki kemampuan yang diperlukan untuk mengakses informasi dan komunikasi yang tepat.

Meskipun demikian, diperlukan pengawasan ketika mengajarkan digital mindset kepada generasi muda. Hal ini untuk mencegah kecemasan dan bahaya yang menyerang generasi muda ketika menggunakan ruang digital.

Digital Mindset?

Membangun digital mindset pada generasi muda menjadi tantangan tersendiri. Hal ini didorong karena ketimpangan pendidikan yang dialami oleh generasi muda di perkotaan dan pedesaan. Meskipun demikian, membangun digital mindset menjadi proses yang penting bagi generasi muda untuk meningkatkan kemampuan digital.

Seperti yang telah kita ketahui, teknologi dan ruang digital mendorong generasi muda untuk berkreasi dan mengakses banyak informasi di masa sekarang. Ironinya, diperlukan perhatian khusus untuk membangun digital mindset pada generasi muda karena tingginya risiko dalam penggunaan teknologi yang tidak seimbang. Untuk itu, diperlukan kemampuan untuk berpikir kreatif, kritis, dan menyelesaikan permasalahan dalam mengakses teknologi dan digitalisasi. Lantas bagaimana membangun digital mindset bagi generasi muda?

Pertama, diperlukan pola pikir yang membangun kepercayaan diri generasi muda untuk terlibat dalam ruang digital. Hal ini untuk mencegah munculnya rasa cemas berlebih ketika berinteraksi di ruang digital. Kedua, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi tentang teknologi yang berkembang di sekitar kita. Kondisi ini didorong oleh fakta bahwa banyaknya perubahan teknologi yang harus diketahui.

Ketiga, keterbukaan untuk mempelajari perubahan teknologi. Keterbukaan ini ditujukkan untuk memudahkan generasi muda dalam memecahkan masalah di kemudian hari. Selanjutnya, kemampuan beradaptasi untuk mengadaposi pendekatan baru yang memanfaatkan teknologi digital. Kemampuan beradaptasi ini dapat membantu generasi muda untuk lebih fleksibel dalam menghadapi perubahan teknologi yang semakin cepat. Terakhir, melibatkan peningkatan untuk memahami dan mengelola budaya digital, etika digital, dan keamanan digital.

Pada akhirnya, membangun digital mindset bagi generasi muda melibatkan keterampilan khusus, kemampuan berpikir, keterbukaan terhadap perubahan teknologi, kepercayaan diri, rasa ingin tahu, dan kemampuan beradaptasi dengan perubahan yang cepat. Membangun digital mindset generasi muda akan membantu mereka dalam membangun negara, mengembangkan teknologi dan ruang digital yang aman.

Baca juga: Sinkronisasi Regulasi untuk Penanganan Kekerasan Seksual di Lembaga Pendidikan

Pentingnya Cakap dalam Bermedia Digital

Di era teknologi, generasi muda dituntut untuk cakap bermedia digital agar terhindar dari permasalahan yang ada. Tapi, apa sih sebenarnya cakap bermedia digital itu? Menurut Chytia Andarinie selaku social media specialist, cakap bermedia digital merupakan kemampuan seseorang untuk mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat digital, mesin pencarian otomatis, transaksi digital, dan aplikasi percakapan. Selain itu, cakap bermedia sosial mendorong individu untuk lebih berhati-hati dalam menggunakan media sosial.

Kecakapan bermedia digital dapat dicapai apabila seseorang dapat memahami ragam perangkat keras dan perangkat lunak yang menyusun ruang digital. Hal ini ditujukkan untuk mengoptimalkan penggunaan perangkat digital untuk melindungi dari serangan siber. Selanjutnya, kecakapan digital dalam menggunakan mesin pencarian informasi. Mengoptimalisasi penggunaan mesin pencarian dapat mempermudah seseorang untuk mengakses dan menyeleksi informasi yang tersedia. Terakhir, adalah kecakapan dalam transaksi digital untuk menurunkan risiko kejahatan yang terus mengintai.

@bincangperempuan

Kenali macam-macam kejahatan online: 1. Cyber grooming Tindakan seseorang yang berusaha memanipulasi orang lain agar merasa tidak berdaya dengan cara membangun kepercayaan. 2. Cyber hacking (peretasan) Tindakan mengambil alih akun orang lain. 3. Cyber harassment (ancaman pemerkosaan) Tindakan mengejar secara terus menerus dengan maksud untuk menakut-nakuti atau mengancam orang lain. 4. Cyber flashing Tindakan mengirim atau merekam gambar dan video alat kelamin dan tindakan seks secara online tanpa persetujuan. 5. Cyber surveillance/stalking (menguntit) Tindakan meneror atau mengancam orang lain berkali-kali dalam bentuk teks, gambar, atau video yang tidak diinginkan dan membuat tidak nyaman.  6. Impersonating (meniru Identitas) Tindakan mengambil data korban dan membuat akun palsu atas nama korban untuk mempermalukan, menghina, atau melakukan penipuan. 7. Morphing (media buatan) Tindakan mengubah gambar atau video dengan menambahkan wajah orang lain bertujuan untuk merusak reputasi orang lain yang ada dalam gambar atau video tersebut. 8. Online defamation (fitnah dan penghinaan) Tindakan menyebarkan informasi yang tidak pantas dengan tujuan merusak reputasi seseorang dan sengaja menyesatkan orang lain, terlepas dari kebenaran informasi tersebut. 9. Non consensual intimate image (NCII) Tindakan menyebar konten intim berupa gambar atau video korban oleh pelaku untuk mengancam dan mengintimidasi korban agar mau menuruti keinginan pelaku. 10. Sexting Tindakan mengirim atau mengunggah gambar bernuansa seksual. 11. Sextortion (Pemerasan Seksual) Tindakan menyalahgunakan kekuasaan untuk mendapatkan keuntungan seksual. #bincangperempuan #keamanandigital #InvestInWomen

♬ Terminator (feat. Young Jonn) – King Promise

Untuk membangun generasi muda yang cakap dalam bermedia digital, Kementerian Komunikasi dan Informatika memberikan beberapa rekomendasi, yaitu:

  1. Tidak menyebarkan informasi pribadi seperti foto atau alamat rumah ke sosial media untuk menghindari kejahatan digital.
  2. Berhati-hati dalam mengekspresikan perasaan untuk menghindari ujaran kebencian.
  3. Memastikan keakuratan informasi yang diterima dari internet untuk menghindari provokasi di internet.
  4. Hindari membuka konten yang mencurigakan agar terhindar dari jebakan hacker.
  5. Hindari untuk mengakses konten dan situs terlarang seperti pornografi atau judi online.

Baca juga: Bukan Hal Biasa, Mereka Telah Membangun Kedaulatan Pangan

Membangun Ruang Digital yang Aman

Setelah memahami tentang membangun digital mindset dan cakap bermedia digital bagi generasi muda, kamu perlu mempelajari tentang membangun ruang digital yang aman. Kenapa hal ini penting untuk dipelajari? Seperti yang diketahui, generasi muda saat ini berada dalam lingkungan digital yang menentukan struktur sosial ekonomi komunitas mereka.

Direktur Kantor Inovasi UNICEF, Thomas Davin menilai jika revolusi digital memberikan peluang dan ancaman bagi masyarakat dan generasi yang akan datang. Untuk itu, diperlukan keterlibatan generasi muda dalam memastikan pembangunan masa depan digital yang aman dan terbuka bagi semua orang. Jadi, bagaimana membangun ruang digital yang aman bagi generasi muda?

Lynn Byrne selaku manajer Safeguarding Onside menawarkan beberapa rekomendasi untuk membangun ruang digital yang aman bagi generasi muda. Beberapa rekomendasi tersebut, seperti:

  1. Menerapkan aturan dalam penggunaan ruang digital. Cara ini dapat dilakukan oleh orang tua untuk melindungi anaknya dari kejahatan di ruang digital dengan memberikan beberapa aturan dan mengingatkan generasi muda untuk bersikap sopan dan bertanggung jawab atas keamanannya.
  2. Pertimbangkan batasan usia. Mempertimbangkan batasan usia sangat penting untuk melindungi generasi muda dari kejahatan di ruang digital. Beberapa platform tidak cocok atau bebahaya untuk anak yang berusia di bawah 12 tahun. Untuk itu, diperlukan pemilihan ruang digital yang tepat berdasarkan usia seseorang.
  3. Tetapkan batasan dalam ruang digital. Ruang digital dapat diakses oleh siapa pun dan dimana pun individu itu berada. Untuk itu, diperlukan batasan dalam menggunakan ruang digital untuk melindungi informasi pribadi. Cobalah untuk lebih berhati-hati dalam membagikan informasi apapun di ruang digital.
  4. Cobalah untuk menumbuhkan iklim ruang digital yang positif dengan mendukung setiap individu di ruang digital tanpa adanya bias atau provokasi.

Sumber:

  • Abbey Lewis, 2020. “Digital Intelligence Series Part Two: Adopting a Digital Mindset”, dalam Hrvard Business Publishing
  • Kelly Bradshaw-Walsh, 2020. “Creating safe online spaces for young people”, dalam NPC
  • Zainuddin Muda Z. Monggilo, dkk., 2021. “ Modul: Cakap Bermedia Digital”, dalam Kementerian Komunikasi dan Informatika, Japelidi, Siberkreasi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

digital mindset, gerakan perempuan

Artikel Lainnya

Perempuan dan Pembangunan Infrastruktur: Kebijakan dan Dampak yang Tidak Responsif Gender

Pandangan Masyarakat Ketika Janda Menikah Lagi 

Sentimen Negatif, Ketika Janda Menikah Lagi 

Dampak Pertengkaran Orang Tua bagi Mental Anak

Dampak Pertengkaran Orang Tua bagi Mental Anak

Leave a Comment