Bincangperempuan.com- Pernahkah di awal PDKT kamu diberi banyak afirmasi, dijanjikan segalanya dari A sampai Z? Pokoknya effort banget, deh!
Tapi seiring berjalannya waktu, setelah kamu mulai menerima orang tersebut, perlakuannya justru berubah. Perhatian yang dulu berlebihan mulai berkurang, janji-janji manis tak lagi ditepati, dan sikapnya tak sehangat dulu. Jika kamu pernah mengalami ini, besar kemungkinan kamu menjadi korban love bombing.
Love bombing adalah salah satu bentuk manipulasi dalam hubungan yang sering kali dikira sebagai tanda cinta yang besar, padahal justru berbahaya.
Apa Itu Love Bombing?
Istilah love bombing pertama kali muncul pada tahun 1970-an untuk menggambarkan teknik yang digunakan oleh kelompok sekte dalam menarik anggota baru. Saat ini, istilah ini lebih sering digunakan untuk menggambarkan strategi manipulatif dalam hubungan romantis yang bertujuan mengontrol pasangan.
Love bombing adalah tindakan memberikan kasih sayang, pujian, dan perhatian secara berlebihan di awal hubungan dengan tujuan membangun ketergantungan emosional pada pasangan. Pelaku akan membuat korbannya merasa sangat dicintai, dihujani perhatian, dan diberikan janji-janji indah. Namun, setelah korban mulai bergantung, pelaku perlahan menarik kembali kasih sayang tersebut, menciptakan ketidakseimbangan dalam hubungan.
Menurut psikolog Sarah Fischer dalam Nebraska Medicine, love bombing adalah proses melemahkan batasan seseorang dan mendapatkan kendali atas mereka dengan menggunakan kasih sayang, pemberian hadiah, dan berbagai cara untuk membuat seseorang merasa istimewa. Sejalan dengan ini, psikolog klinis Dr. Ramani Durvasula menyatakan bahwa love bombing sering kali dilakukan oleh individu dengan kecenderungan narsistik atau manipulatif untuk membangun kontrol atas pasangannya.
Baca juga: Perempuan Single Lebih Bahagia? Ini Riset dan Faktanya!
Bentuk-bentuk Love Bombing
Love bombing bisa muncul dalam berbagai bentuk, di antaranya:
- Pujian Berlebihan
Pelaku sering mengatakan hal-hal seperti “Kamu adalah segalanya bagiku,” atau “Aku nggak bisa hidup tanpamu,” bahkan ketika baru berkenalan.
- Hadiah Mewah dan Kejutan Berlebihan
Memberikan hadiah mahal atau kejutan besar yang tidak proporsional dengan tahap hubungan yang masih baru.
- Kontak Intens dan Tidak Memberi Ruang
Mengirim pesan atau menelepon tanpa henti, meminta korban selalu membalas dengan cepat, dan cenderung ingin mengontrol jadwalnya.
- Janji Masa Depan yang Tidak Realistis
Baru kenal beberapa minggu tapi sudah bicara soal menikah, punya anak, atau merencanakan hidup bersama dalam jangka panjang.
- Klaim Koneksi Instan
Mengklaim bahwa hubungan ini adalah “takdir” atau “soulmate” tanpa proses yang cukup untuk mengenal satu sama lain.
- Menjadi Posesif dan Cemburu
Mulai menunjukkan tanda-tanda cemburu tidak sehat dan mencoba mengisolasi korban dari keluarga atau teman.
Baca juga: Kasus Gisèle Pelicot Membuka Fakta, Tak Ada Ruang Aman Bagi Perempuan
Kenapa Love Bombing Itu Berbahaya?
Meskipun awalnya terasa menyenangkan, love bombing adalah bentuk manipulasi emosional yang bisa berdampak buruk bagi kesehatan mental korban. Berikut beberapa alasannya:
1. Membuat Korban Terjebak dalam Siklus Manipulasi
Korban terbiasa menerima perhatian berlebihan di awal, lalu kebingungan saat perhatian itu menghilang. Akibatnya, korban akan berusaha memenuhi ekspektasi pelaku agar bisa mendapatkan kembali “cinta” yang sama.
2. Menurunkan Harga Diri dan Kepercayaan Diri
Ketika pelaku mulai menarik diri, korban merasa tidak cukup baik atau tidak layak dicintai. Hal ini bisa berujung pada kecemasan, overthinking, dan kehilangan jati diri.
3. Meningkatkan Risiko Hubungan yang Abusif
Menurut National Domestic Violence Hotline, love bombing sering kali menjadi tanda awal hubungan yang berpotensi abusif. Pelaku membanjiri korban dengan kasih sayang dan perhatian untuk mendapatkan kepercayaan, tetapi kemudian mulai menunjukkan kontrol dan bahkan perilaku kekerasan emosional.
4. Membuat Korban Bergantung Secara Emosional
Pelaku menciptakan ilusi bahwa hanya mereka yang bisa memberikan kebahagiaan pada korban. Ini membuat korban merasa takut kehilangan pelaku, meskipun hubungan tersebut sebenarnya tidak sehat.
Melansir dari Pop Sugar, love bombing secara ilmiah dapat menyebabkan tubuh korban dibanjiri dopamin, hormon yang membuat seseorang merasa bahagia. Namun, hal ini juga bisa menciptakan ketergantungan emosional yang mirip dengan kecanduan, sehingga korban sulit melepaskan diri dari hubungan tersebut.
Lalu bagaimana hubungan yang sehat?
Agar terhindar dari love bombing, penting untuk memahami bahwa cinta yang sehat tidak datang dalam bentuk perhatian berlebihan yang tiba-tiba, melainkan berkembang secara alami dengan saling menghormati batasan dan memberi ruang bagi masing-masing individu. Hubungan yang sehat ditandai oleh:
- Tidak ada manipulasi atau janji-janji palsu, tetapi ada diskusi yang sehat mengenai perasaan dan harapan masing-masing.
- Kedua belah pihak berkontribusi dalam hubungan tanpa ada yang merasa harus selalu berkorban demi pasangannya.
- Pasangan yang baik akan memahami bahwa kamu tetap membutuhkan ruang untuk diri sendiri, keluarga, dan teman-teman.
- Hubungan yang sehat tidak memaksa seseorang untuk langsung merencanakan masa depan bersama sebelum benar-benar saling mengenal.
- Pasangan yang baik akan mendukungmu dalam mencapai impian dan tujuan hidupmu tanpa berusaha mengontrol atau membatasi kebebasanmu.
Jika kamu merasa pasanganmu menunjukkan tanda-tanda love bombing, jangan ragu untuk menetapkan batasan. Dengarkan instingmu dan tanyakan pada dirimu sendiri, apakah hubungan ini membuatku merasa aman, dihargai, dan tetap menjadi diriku sendiri? Jika jawabannya tidak, mungkin saatnya untuk mempertimbangkan ulang hubungan tersebut.
Jangan takut untuk keluar dari hubungan yang tidak sehat. Ingat, cinta yang sesungguhnya tidak membuatmu merasa dikendalikan atau terjebak dalam ketergantungan emosional yang tidak sehat. Cinta yang baik seharusnya membebaskan, bukan mengekang.
Referensi:
- Durvasula, R. (2021, December 2). What is love bombing? A narcissism expert explains this toxic dating trend.Men’s Health. Diakses dari https://www.menshealth.com/sex-women/a38491567/narcissist-love-bombing-doctor-ramani-durvasula/
- PopSugar. (2023, March 10). Signs of an emotionally abusive relationship. Diakses dari https://www.popsugar.com/relationships/emotionally-abusive-relationship-signs-49352215
- Nebraska Medicine. (2023, May 8). What is love bombing and what does it look like? Diakses dari https://www.nebraskamed.com/health/conditions-and-services/behavioral-health/what-is-love-bombing-and-what-does-it-look-like