Home » News » Apa Itu Quarter Life Crisis? Dan Bagaimana Cara Menghadapinya?

Apa Itu Quarter Life Crisis? Dan Bagaimana Cara Menghadapinya?

Ais Fahira

News

Apa Itu Quarter Life Crisis Dan Bagaimana Cara Menghadapinya

Bincangperempuan.com- B’Pers pernahkah kamu merasa bingung, stuck, atau tiba-tiba mempertanyakan semua keputusan hidupmu di usia 20-an? Kalau iya, bisa jadi kamu sedang mengalami yang disebut dengan quarter life crisis. Istilah ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 2001 oleh Robbins dan Wilner lewat buku Quarter Life Crisis: The Unique Challenges of Life in Your Twenties.Quarter life crisis adalah fase krisis emosional yang biasa dialami oleh orang-orang berusia 20–30 tahun. Di fase ini, kita kerap merasa cemas, tidak yakin, atau kehilangan arah dalam hidup. 

Carrie Howard—pakar kecemasan dan pendiri Thrive Anxiety Solutions dalam wawancaranya dengan Verywell Mind, menyebut bahwa quarter life crisis berkaitan erat dengan perasaan gelisah dan ragu-ragu yang muncul di usia 20-an hingga awal 30-an. Fase ini biasanya muncul saat kita mulai menapaki dunia kerja, meninggalkan masa kuliah, hingga berhadapan dengan tanggung jawab yang lebih kompleks dan dapat dialami oleh siapa saja.

Baca juga: Perceraian Meningkat, Solusinya Revisi UU atau Perbaikan Struktural?

Apa Tanda Kamu Sedang Mengalami Quarter Life Crisis?  

Pengalaman setiap orang berbeda, sehingga manifestasi quarter life crisis pun bagi setiap orang juga datang dengan cara yang berbeda. Menurut Carrie Howard, berikut ini adalah beberapa tanda umum yang sering muncul, di antaranya:

  • Kehilangan makna (purposelessness): Merasa hidupmu tidak punya arah atau tujuan, sering gelisah, dan ingin mengubah sesuatu.
  • Krisis identitas: Meragukan siapa dirimu, nilai-nilai yang kamu pegang, hingga tujuan hidupmu.
  • Kebingungan karier: Bingung apakah pekerjaanmu sekarang sesuai, atau merasa pendidikan dan pelatihan yang dijalani sia-sia.
  • Tekanan dalam hubungan: Merasa tidak yakin apakah hubungan percintaan atau persahabatanmu akan bertahan.
  • FOMO (Fear of Missing Out): Merasa tertinggal dibanding teman-teman sebaya, apalagi kalau lihat mereka pamer pencapaian di media sosial.
  • Sulit mengambil keputusan: Meragukan intuisi sendiri dan takut membuat pilihan yang salah.
  • Rasa terisolasi: Menarik diri dari orang-orang terdekat atau merasa tidak terhubung dengan siapa pun.
  • Languishing: Merasa hidup stagnan dan kosong, tapi terlalu letih untuk mencari perubahan.

Lalu, Bagaimana Caranya Menghadapi Quarter Life Crisis

Menghadapi quarter life crisis memang tidak mudah, tapi bukan berarti kamu harus menjalani fase ini sendirian atau tanpa strategi. Ada beberapa cara yang bisa membantu kamu mengenali dan mengelola perasaan serta kebingungan yang muncul di masa ini. Berikut ini adalah langkah-langkah praktis yang direkomendasikan oleh para ahli untuk melewati quarter life crisis.

 1. Kenali dan Akui Emosimu

Langkah pertama adalah menyadari bahwa perasaanmu valid. Jangan terburu-buru menolak atau menyangkalnya. Menulis jurnal bisa membantu memetakan perasaan dan pikiranmu.

“Apa yang aku rasakan? Apa yang sebenarnya aku takutkan? Apakah ini berasal dari harapan orang lain atau dari dalam diriku sendiri?”

2. Luangkan Waktu untuk Refleksi Diri

Refleksi diri adalah bagian penting dari fase quarter life crisis. Berikut ini beberapa cara yang bisa kamu coba:

  • Menulis jurnal: Tuangkan pikiran, kegelisahan, dan mimpi-mimpimu.
  • Meluangkan waktu sendiri: Me time bukan berarti kesepian. Kadang kita butuh keheningan untuk mendengar isi hati sendiri.
  • Visualisasi masa depan: Bayangkan skenario hidupmu dalam beberapa tahun ke depan. Mana yang membuatmu nyaman?
  • Minta masukan: Bicara dengan teman dekat, keluarga, atau mentor yang bisa membantumu melihat hal-hal yang tak kamu sadari.

Proses refleksi bukanlah proses instan yang sekali selesai. Kita akan terus tumbuh, berubah, dan menyesuaikan nilai-nilai hidup seiring waktu.

3. Lepaskan Ekspektasi yang Mengikat

Kata-kata seperti “seharusnya”, “mestinya”, atau “aku harusnya sudah…”  justru hanya akan membebani. Alih-alih memaksakan diri memenuhi ekspektasi (baik dari orang tua, pasangan, atau dirimu sendiri), cobalah bersikap lebih welas asih pada dirimu.

Tidak apa-apa kalau hidupmu belum sesuai rencana. Itu bukan kegagalan—melainkan suatu proses.

4. Berhenti Membandingkan Diri

Apa yang tampil di media sosial hanyalah sebagian kecil dari hidup seseorang, bukan realita penuh. Kamu tidak akan  tahu perjuangan yang orang lain lalui di balik layar. Fokus pada jalanmu sendiri, bukan milik orang lain.

5. Izinkan Dirimu untuk Ragu dan Berubah Pikiran

Tidak ada yang salah dengan merasa bimbang. Justru dari kebingungan itu kita belajar mengenali apa yang kita sukai dan tidak sukai. Ingin ganti jurusan, pindah karier, atau menunda menikah? Sah-sah saja, sebab hidup bukanlah ajang perlombaan.

6. Cari Dukungan

Kamu tidak harus menghadapinya sendirian. Mencari bantuan adalah tanda kekuatan, bukan kelemahan. Beberapa opsi yang bisa kamu hubungi untuk meminta dukungan:

  • Cerita ke orang terdekat: Kadang, didengar saja sudah cukup melegakan.
  • Gabung kelompok atau komunitas: Komunitas online atau offline yang kamu minati bisa membantu kamu supaya tidak merasa sendirian.
  • Pertimbangkan konseling profesional: Konseling dan percayakan ke ahli bisa jadi ruang aman untuk menggali lebih dalam dan menemukan jalan keluar.

Baca juga: Female Breadwinners, Ketika  Perempuan Jadi Pencari Nafkah Utama 

Quarter Life Crisis Bukan Akhir Dunia

Fase ini mungkin terasa berat, tapi justru malah bisa menjadi titik balik. Justru dari kebingungan dan kegelisahan, kita jadi memiliki kesempatan untuk mengenal diri lebih dalam. Pada akhirnya, quarter life crisis bukanlah musuh, tetap sinyal bahwa kita sedang tumbuh, belajar, dan mencari makna. Layaknya seperti semua fase dalam hidup, quarter life crisis pun akan berlalu.

Referensi:

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Artikel Lainnya

HIVAIDS Ancam Generasi Muda Bengkulu, Ini Cara Mencegahnya!

HIV/AIDS Ancam Generasi Muda Bengkulu, Ini Cara Mencegahnya! 

Pulau Enggano Terancam Terisolasi, Perempuan Pikul Beban Terberat

Pulau Enggano Terancam Terisolasi, Perempuan Pikul Beban Terberat

Memilih dan Mencuci Bra dengan Benar

Memilih dan Mencuci Bra dengan Benar

Leave a Comment