Home » News » Backburner Relationship,Ketidakjelasan dalam Hubungan

Backburner Relationship,Ketidakjelasan dalam Hubungan

Cindy Hiong

News

Backburner Relationship

Bincangperempuan.com– Di era digital dengan koneksi tanpa batas, fenomena “backburner relationship” menjadi semakin popular. Istilah ini merujuk pada hubungan yang tidak resmi alias opsi cadangan, tanpa komitmen atau investasi emosional yang serius.

Dapat diartikan “backburner relationship” berarti hubungan yang dijaga sebagai opsi alternatif atau cadangan. Dimana seseorang mempertahankan komunikasi dengan lawan jenisnya atau partnernya tanpa menunjukkan komitmen serius atau intensi untuk menjalin hubungan yang mendalam.

Biasanya, hubungan semacam ini dibangun di platform media sosial atau aplikasi pesan, dan seringkali melibatkan obrolan yang tidak terlalu intim atau bersifat ramah.

Dilansir dari Study Finds, “backburner relationshipmeningkat jumlahnya selamanya pandemi Covid-19. Penelitian terhadap 397 orang dewasa yang menjalin hubungan jangka panjang menemukan bahwa setidaknya 62 persen memilih untuk tidak melakukan apa-apa, meskipun 93 persen orang mengklaim hubungan mereka eksklusif . Setengah dari peserta “back burner” mengaku memiliki setidaknya satu mantan pasangan yang menunggu dalam keadaan siaga.

Baca juga: Aksaraya Semesta Bergerak Bangkitkan Minat Literasi di Bengkulu

Backburner relationship” memiliki beragam karakteristik, tergantung dengan personal yang menjalani hubungan tersebut. Beberapa karakteristik “backburner relationship” diantaranya tidak jelasnya status hubungan, dimana kedua belah pihak mungkin tidak memiliki pemahaman yang jelas tentang apa yang sebenarnya mereka bagi, apakah itu sekadar teman, atau apakah ada potensi untuk lebih dari itu.

Komunikasi yang tidak teratur, komunikasi dalam hubungan backburner seringkali tidak teratur dan tidak terikat pada pola tertentu. Mungkin ada periode di mana obrolan berlangsung intens, diikuti oleh periode hening tanpa kontak sama sekali.

Tidak ada komitmen, salah satu aspek paling mencolok dari hubungan backburner adalah kurangnya komitmen yang jelas dari kedua belah pihak. Tidak ada janji atau rencana untuk menjalin hubungan yang lebih dalam atau serius.

Keterbukaan terbatas, meskipun ada komunikasi, keterbukaan dalam hubungan backburner cenderung terbatas. Topik pembicaraan seringkali ringan dan tidak mendalam, dan kedua belah pihak mungkin menahan diri dari berbagi emosi atau pikiran yang lebih intim.

Dampak negatif dari “backburner relationship

Meskipun pada awalnya mungkin terlihat sebagai opsi yang tidak berbahaya, “backburner relationship” dapat memiliki dampak negatif yang signifikan, baik pada individu maupun pada hubungan yang sebenarnya.

Kecemasan emosional

Salah satu dampak yang paling umum dari “backburner relationship” adalah meningkatnya kecemasan emosional. Ketidakjelasan mengenai status hubungan dan ketidakpastian mengenai perasaan orang lain dapat menyebabkan stres dan kegelisahan yang berkepanjangan.

Gangguan pada hubungan yang sebenarnya

Menjaga “backburner relationship” dapat mengalihkan perhatian dan energi dari hubungan yang sebenarnya. Hal ini dapat menyebabkan ketegangan dan ketidakpuasan dalam hubungan yang sebenarnya, serta mengganggu komunikasi dan keterbukaan antara pasangan.

Waktu dan energi yang terbuang

Berinvestasi waktu dan energi dalam “backburner relationship” tanpa kejelasan tentang arah hubungan dapat menjadi pemborosan sumber daya yang berharga. Hal ini dapat menghambat pertumbuhan pribadi dan menyebabkan penyesalan di kemudian hari.

Baca juga: Jungkir Balik Nasib Buruh Perempuan di Indonesia

Strategi mengelola “backburner relationship”

Mengelola hubungan backburner dengan bijaksana adalah kunci untuk mencegah kerumitan dan kecemasan yang tidak perlu. Beberapa strategi yang dapat membantu diantaranya, penting untuk jujur pada diri sendiri tentang motif di balik menjaga “backburner relationship”. Apakah itu karena rasa kesepian, ketidakpastian tentang hubungan yang sebenarnya, atau hanya untuk tujuan hiburan semata? Memahami motif kita sendiri dapat membantu kita membuat keputusan yang lebih bijaksana tentang apakah kita ingin melanjutkan hubungan tersebut.

Jika B’Per’s memutuskan untuk tetap menjaga “backburner relationship” penting untuk memastikan komunikasi yang terbuka dengan pasangan. Jelaskan harapan dan batasan dengan jelas, dan pastikan bahwa kedua belah pihak memiliki pemahaman yang sama tentang status hubungan.

Jangan lupa menetapkan batasan yang jelas dalam “backburner relationship”. Misalnya, B’Pers dapat menetapkan waktu tertentu untuk berkomunikasi atau menetapkan topik yang tidak boleh dibicarakan. Memiliki batasan yang jelas dapat membantu mencegah kebingungan dan konflik di kemudian hari.

Jangan menipu diri sendiri, sebaliknya prioritaskan hubungan yang sebenarnya. Ingatlah untuk selalu memprioritaskan hubungan yang sebenarnya di atas “backburner relationship”. Berinvestasilah waktu dan energi B’Pers dalam membangun dan memperkuat hubungan yang memiliki potensi untuk berkembang menjadi sesuatu yang lebih bermakna.

Hindari terjebak dengan kerumitan yang tidak perlu dan fokus pada membangun hubungan yang mendukung dan bermakna.

Sumber:

  • ‘Backburner’ relationships with exes are rising during pandemic dalam https://studyfinds.org/back-burner-relationships-exes/

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

backburner relationship, gerakan perempuan

Artikel Lainnya

Bagaimana Islam Memandang Perempuan dan Kesetaraan?

Yayasan PEKKA, Memberdayakan Para Perempuan Kepala Keluarga

Yayasan PEKKA, Memberdayakan Para Perempuan Kepala Keluarga

Perempuan, Perdamaian dan Keamanan

Leave a Comment