Bincangperempuan.com- Perkembangan teknologi telah menghasilkan metode pembayaran baru yang lebih praktis untuk digunakan, yakni paylater. Metode pembayaran dimana konsumen dapat melakukan pembelian produk atau jasa tanpa harus membayarnya terlebih dahulu.
Beberapa aplikasi paylater memberikan suku bunga yang bervariasi, mulai dari 2,5 persen hingga 4,8 persen. Konsep pembayaran ini menguntungkan e-commerce hingga perusahaan digital yang mendapatkan kelebihan pembayaran serta biaya penanganan dari konsumen.
Konsep pembayaran menggunakan paylater membuat banyak orang mengalami kecanduan belanja. Sebuah survei yang dilakukan Research Institute of Socio-Economic Development tentang ‘Persepsi Pasar Indonesia terhadap Pemanfaatan Fitur Pembayaran paylater’ menunjukkan jika 92,3% responden menyatakan jika layanan paylater memudahkan mereka dalam mengelola keuangan.
Baca juga : Perempuan dan Jerat Diskriminasi Saat Mengalami Keguguran
Menariknya, perempuan menjadi pengguna paylater terbanyak di Indonesia. Fakta ini didukung survei yang dilakukan oleh PT. Pefindo Biro Kredit (IdScore), 67,2% pengguna paylater adalah perempuan. Ini menunjukkan perempuan memiliki peran penting dalam pengelolaan keuangan pribadi atau keluarga.
Perempuan harus cerdas mengelola keuangan bulanan sehingga tidak tergiur dengan promo cashback yang ditawarkan paylater. Tanpa perencanaan finansial yang matang paylater bisa berujung menjadi tumpukan utang.
Agar tidak terjebak paylater
Meskipun paylater dianggap memberikan kemudahan, namun penggunaan berlebihan justru akan merugikan pengguna itu sendiri. Apalagi jika penggunaannya untuk tujuan konsumtif. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan agar tidak terjebak dalam paylater, yakni
Menentukan anggaran
Limit besar yang diberikan oleh paylater membuat sebagian orang merasa bebas untuk berbelanja. Akan tetapi, perlu diperhatikan bahwa limit yang besar itu tidak berarti harus dihabiskan seluruhnya. Pengguna harus lebih cerdas dalam mengelola anggaran dan penghasilannya untuk mengimbangi pemasukan dan pengeluaran setiap bulannya. Membuat daftar belanja yang terancana juga dapat memudahkan seseorang dalam mengalokasikan dana yang dimiliki.
Menghapus aplikasi yang menyediakan fitur paylater
Menghapus aplikasi yang menyediakan fitur paylater dapat membantu seseorang terhindar dari jeratan paylater. Jika tidak memungkinkan, opsi menonaktifkan fitur paylater juga dapat membantu terhindar dari permasalah ini. Cara ini dapat membantu seseorang untuk mengendalikan keinganannya dalam berbelanja dengan menggunakan paylater.
Baca juga: Peran dan Tantangan Perempuan dalam Diplomasi
Memperhatikan suku bunga yang ditawarkan
Meskipun suku bunga yang ditawarkan tergolong rendah, pengguna paylater tetap harus teliti dalam memilih suku bunga yang ada. Suku bunga yang dipilih harus disesuaikan dengan pemasukan yang didapatkan setiap bulannya. Hal ini bertujuan untuk menghindari kondisi terburuk seperti meminjam uang di aplikasi lainnya untuk membayar tagihan paylater.
Gunakan metode pembayaran lain ketika berbelanja
Paylater memang lebih praktis untuk digunakan, tetapi mempertimbangkan untuk menggunakan alternatif lain dalam membayar dapat menyelamatkan seseorang dari kecanduan paylater. Metode pembayaran dengan kartu debit, kartu kredit, cash atau mengisi saldo aplikasi belanja online dapat menjadi opsi penggantinya. Metode pembayaran tersebut dapat menjadi opsi yang lebih aman ketika berbelanja. (Yuni Camelia Putri)
Sumber:
- Herman, 2022. “8 Alasan Metode Pembayaran Paylater Semakin Digemari”, dalam Beritasatu.com
- Angga Laraspati, 2022. “Berkembang Pesat, Paylater Makin Digandrungi Masyarakat Indonesia”, dalam detikfinance
- cermati.com, 2021. “Kecanduan Paylater Bisa jadi Bencana, Begini Cara Atasinya”, dalam Republika