Home » News » Dampak Jangka Panjang Bullying: Luka Mental yang Tak Terlihat

Dampak Jangka Panjang Bullying: Luka Mental yang Tak Terlihat

Bincang Perempuan

News

Bincangperempuan.com- Bullying bukanlah sekadar kenakalan remaja atau tindakan iseng sesaat. Ini adalah bentuk kekerasan yang bisa meninggalkan dampak mendalam dan berkepanjangan pada korban. Ketika seseorang mengalami bullying, mereka tidak hanya merasakan sakit fisik atau penghinaan secara emosional pada saat itu saja, tetapi efeknya bisa membekas hingga bertahun-tahun kemudian.

Bullying tidak hanya memengaruhi mental dan emosional korban dalam jangka panjang, namun juga menjadi trauma berkepanjangan yang harus dihadapi oleh korban. Lantas bagaimana mereka berusaha untuk pulih dari pengalaman pahit tersebut?

Bullying sering kali meninggalkan luka yang tidak terlihat oleh mata. Meskipun tidak ada bekas luka fisik yang tertinggal, dampak psikologis dari bullying bisa lebih menghancurkan dan bertahan lebih lama. Korban bullying sering kali mengalami penurunan harga diri yang signifikan, merasa tidak berharga, dan mulai meragukan kemampuan mereka sendiri. Mereka bisa merasakan rasa takut yang berlebihan, cemas berlebihan, dan bahkan depresi yang mendalam.

Sebuah studi yang dilakukan oleh University of Warwick menemukan bahwa efek jangka panjang dari bullying bisa sebanding dengan trauma yang dialami oleh korban penyiksaan. Penelitian ini menunjukkan bahwa korban bullying memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami gangguan kecemasan, gangguan stres pascatrauma (PTSD), dan depresi di kemudian hari. Luka mental ini bisa mempengaruhi bagaimana mereka berinteraksi dengan orang lain, mengambil keputusan, dan menjalani kehidupan sehari-hari.

Baca juga: Dark Side : Fakta Pendidikan Kedokteran Indonesia yang Penuh Cerita Bullying

Trauma emosional yang mengakar

Salah satu dampak jangka panjang yang paling umum dari bullying adalah trauma emosional. Korban sering kali merasa terjebak dalam lingkaran setan dari kenangan menyakitkan dan emosi negatif. Mereka mungkin menghindari situasi sosial tertentu, takut akan pengulangan pengalaman buruk, atau merasa cemas ketika berada di sekitar orang baru. Ini bisa mengarah pada isolasi sosial, yang pada gilirannya memperburuk kondisi mental mereka.

Trauma emosional ini sering kali tidak diakui atau dipahami oleh orang-orang di sekitar korban. Bagi banyak orang, sulit untuk memahami mengapa seseorang yang telah lama keluar dari situasi bullying masih bisa merasa takut atau cemas. Namun, bagi korban, perasaan ini sangat nyata dan sering kali tidak bisa dihilangkan begitu saja.

Dampak pada kehidupan sosial dan profesional

Bullying juga memiliki dampak jangka panjang pada kehidupan sosial dan profesional korban. Banyak korban yang mengalami kesulitan dalam membangun hubungan yang sehat dan stabil dengan orang lain. Mereka mungkin merasa sulit untuk mempercayai orang lain, atau merasa bahwa mereka tidak layak mendapatkan cinta dan perhatian. Ini bisa menyebabkan kesulitan dalam menjalin pertemanan, hubungan romantis, atau bahkan hubungan dengan rekan kerja.

Di tempat kerja, korban bullying mungkin merasa cemas atau tidak percaya diri, yang bisa mempengaruhi kinerja mereka. Mereka mungkin takut untuk berbicara di depan umum, takut akan kritik, atau merasa tidak mampu untuk mengambil risiko. Ini bisa membatasi peluang karir mereka dan membuat mereka sulit untuk mencapai potensi penuh mereka.

Baca juga: Kenapa Stretch Mark di Tubuh Perempuan Dianggap “Dosa Sosial”

Upaya untuk pulih

Meskipun dampak jangka panjang dari bullying bisa sangat merusak, penting untuk diingat bahwa pemulihan itu mungkin. Banyak korban yang berhasil bangkit dari trauma mereka dan menjalani kehidupan yang produktif dan bahagia. Proses pemulihan ini sering kali membutuhkan waktu, dukungan, dan intervensi yang tepat.

Terapi psikologis, seperti terapi kognitif-perilaku (CBT), sering kali digunakan untuk membantu korban bullying mengatasi trauma mereka. Terapi ini membantu korban untuk mengidentifikasi dan mengubah pola pikir negatif yang terkait dengan pengalaman bullying, serta mengembangkan strategi coping yang sehat. Selain itu, dukungan dari keluarga, teman, dan kelompok dukungan juga bisa sangat membantu dalam proses pemulihan.

Beberapa korban juga menemukan kekuatan dalam berbicara tentang pengalaman mereka dan membantu orang lain yang mengalami hal serupa. Dengan berbagi cerita mereka, mereka tidak hanya mendapatkan rasa kontrol atas pengalaman mereka, tetapi juga memberikan harapan dan dukungan bagi orang lain yang mungkin sedang berjuang.

Mengatasi stigma dan meningkatkan kesadaran

Salah satu langkah penting dalam mengatasi dampak jangka panjang dari bullying adalah dengan meningkatkan kesadaran dan mengatasi stigma yang sering kali melekat pada korban bullying. Banyak orang yang masih menganggap bullying sebagai sesuatu yang ‘biasa’ dan tidak mengakui betapa seriusnya dampaknya. Ini bisa membuat korban merasa sendirian dan tidak didukung.

Penting bagi masyarakat untuk lebih memahami betapa seriusnya dampak bullying dan untuk memberikan dukungan yang memadai bagi korban. Ini termasuk mendukung upaya pendidikan dan pencegahan di sekolah, serta menyediakan layanan dukungan yang memadai bagi mereka yang telah mengalami bullying.

Bullying bukanlah sesuatu yang bisa dianggap enteng. Dampaknya bisa bertahan lama setelah peristiwa tersebut terjadi, mempengaruhi mental, emosional, dan kehidupan sosial korban. Namun, dengan dukungan yang tepat, korban bullying bisa sembuh dan melanjutkan hidup mereka dengan cara yang sehat dan positif.

Penting bagi kita semua untuk meningkatkan kesadaran tentang dampak jangka panjang bullying dan memberikan dukungan yang diperlukan bagi mereka yang telah mengalaminya. Dengan melakukan hal ini, kita bisa membantu mengurangi dampak negatif dari bullying dan memastikan bahwa tidak ada lagi orang yang harus menanggung beban ini sendirian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Artikel Lainnya

Girl Up Sriwijaya Kampanyekan Hak Perempuan di Jalan Santai IWD 2024

Pentingnya Percepatan Kemajuan Kesetaraan Gender dan Perdamaian

Konflik HGU dan Suara Perempuan Petani di Bengkulu

Konflik HGU dan Suara Perempuan Petani di Bengkulu

Leave a Comment