Home » News » Dini Mudrika, Inisiasi Bengkulu Begerak, Kumpulkan Donasi untuk Bantu Sesama

Dini Mudrika, Inisiasi Bengkulu Begerak, Kumpulkan Donasi untuk Bantu Sesama

Bincang Perempuan

News

WARGA bantu warga. Sebuah gerakan kecil namun memberikan manfaat besar, cukup banyak dilakukan masyarakat selama pandemi Covid-19. Hal ini pula yang dilakukan Dini Mudrika dengan mendirikan Bengkulu Begerak (Bengkulu Bergerak,red). Perempuan pemilik nama asli Dini Kurnia ini merupakan Ketua Bengkulu Begerak.

Bengkulu Begerak adalah sebuah gerakan yang menghimpun masyarakat Bengkulu untuk menjadi relawan. Secara umum kegiatan ini ditujukan untuk menanggulangi bahaya Covid-19 di Provinsi Bengkulu. Secara khusus kegiatan yang dilakukan adalah memproduksi Alat Pelindung Diri (APD) demi mendukung perjuangan tenaga medis yang setiap hari menjaga masyarakat dari pandemi ini.

“Karena saya nggak ada kerjaan,” kelakar Dini saat ditanya bincangperempuan.com alasan kenapa mendirikan Bengkulu Begerak.

Dengan nada bicara lebih serius Dini menyebut, selama pandemi Covid-19 dia merasakan dampak yang luar biasa. Bidang usaha yang dikelolanya mati suri. Dini selama ini memang aktif berkecimpung sebagai pelaku usaha kreatif. Dia merupakan Owner Mama Meme Costume dan lebih dikenal sebagai Make Up Artist (MUA) Bengkulu. Dini juga seorang fashion designer dengan brand Mallna Indonesia. Bidang usaha lain yang digelutinya di bidang kuliner dengan brand Mamam Bengkulu, serta Mama Meme Market.

“Jadi awalnya karena saya terlalu aktif. Maret 2020 pandemi Covid-19 melanda, semua bisnis (yang dia jalani, red) langsung terhenti. Kemudian tercetuslah inisiatif untuk bikin Bengkulu Begerak,” ungkap Dini.

Bukan tanpa alasan, ide untuk membantu dalam penanggulangan pandemi Covid-19 ini tergerak setelah dia sendiri pun merasakan pukulan yang luar biasa akibat dampak pandemi. Apalagi beberapa teman-temannya yang bergerak di bidang kesehatan sempat menanyakan pada dirinya apakah bisa membuat Alat Pelindung Diri (APD).

“Ditanya, Din bisa bikinkan baju (APD, red) nggak? Teman-teman kesehatan banyak yang minta dibuatkan APD. Apalagi Maret waktu itu APD sangat susah dicari. Dari yang tadinya nggak ada kerjaan dan teman-teman minta tolong, akhirnya mulailah Bengkulu Begerak ini,” terangnya.

Dini pun akhirnya membuat akun Instagram @bengkulubegerak yang mulai aktif sejak 23 April 2020. Mengusung tagline Bisa Galo Asal Kito Besamo (Bisa Semua Asal Kita Bersama) dengan basecamp lokasi usahanya di Kelurahan Dusun Besar, Kecamatan Singaran Pati, Kota Bengkulu.

“Saya juga berkomunikasi dengan teman-teman NGO di Jakarta. Mereka mengeluhkan minimnya APD. Saya pikir ini juga bakal terjadi di Bengkulu. APD ini kan sebetulnya sudah dipesan pemerintah lewat jalur darat. Pasti bakal banyak hambatan hingga nanti disalurkan, seperti masalah birokrasi dan lainnya. Pada April project perdana saya mulai,” beber Dini.

Dia kemudian mulai mencari relawan seperti relawan jahit dan donatur. Melalui media sosial Dini mulai bergerilya mengumpulkan donasi dan menghimpun relawan yang bersedia membantu merealisasikan project ini. Hingga akhirnya berhasil terkumpul donasi Rp 21.490.000.

“Menggalang dana dua minggu. Kemudian langsung beli bahan-bahan. Pesan bahan di Jakarta. Ada beberapa bahan yang didapat di Bengkulu. Alhamdulillah banyak yang mau membantu menjadi relawan, mulai dari mahasiswa, ibu rumah tangga, termasuk beberapa rekanan bisnis,” ujar Dini yang juga tergabung di project Kelas Inspirasi Enggano ini.

Ada beberapa jenis APD yang diproduksi, seperti apron sebanyak 52 pcs, face shield 213 pcs, hazmat 87 pcs, topi bedah 42 pcs, serta masker spunbond sebanyak 77 pcs. APD  tersebut kemudian disalurkan ke beberapa Puskesmas, mulai dari Kota Bengkulu hingga luar Kota Bengkulu.

Wilayah Kota Bengkulu bantuan kemudian disalurkan ke RSUD M Yunus Bengkulu, Puskesmas Perawatan Betungan, Rumah Sakit Khusus Jiwa (RSKJ) Soeprapto Bengkulu, Puskesmas Jembatan Kecil, Puskesmas Perawatan Beringin Raya, Puskesmas Padang Serai, serta Puskesmas Lingkar Timur.

Kemudian di wilayah Mukomuko seperti Puskesmas Pondok Suguh. Lalu bantuan juga disalurkan ke Kabupaten Rejang Lebong, yakni Dinas Kesehatan Rejang Lebong, Puskesmas Curup Timur, Puskesmas Cugung Lalang Rejang Lebong, serta Puskesmas Sindang Dataran Rejang Lebong.

Selanjutnya, disalurkan ke RSUD Hasanuddin Damrah Manna Bengkulu Selatan, Puskesmas Arga Indah 2 Desa Merigi Sakti Bengkulu Tengah, Puskesmas Tanjung Dalam Bengkulu Tengah, Puskesmas Bukit Harapan Ketahun Bengkulu Utara, dan Puskesmas Air Bintunan Bengkulu Utara.

Lalu, wilayah Kaur, Puskesmas Perawatan Bintuhan, Puskesmas Mentiring Kaur, Puskesmas Kelam Tengah Kaur. Puskesmas Babatan, Puskesmas Riak Siabun, Puskesmas Cahaya Negeri Seluma, serta IGD RSUD Tais Seluma. Bantuan juga disalurkan ke Puskesmas Kelobak Kepahiang dan Puskesmas Perawatan Ujan Mas Kepahiang.

“Project ini diberi nama Bengkulu Begerak (bergerak, red) karena saya sadar kerjaan ini nggak mungkin bisa saya kerjakan sendiri. Entah itu duit, entah itu tenaga. Saya bersyukur banyak yang mendukung. Bahkan bantuan bukan hanya dari orang Bengkulu yang tinggal di Bengkulu saja, tapi ada juga orang Bengkulu yang tinggal di luar Bengkulu,”

Ketua Bengkulu Begerak, Dini Mudrika

Niat baik tak selamanya ditanggapi baik. Hal ini juga dirasakan Dini saat awal memulai Bengkulu Begerak. Berbagai cibiran dia terima saat mulai menyebarkan informasi mengenai program Bengkulu Begerak di media sosial. Terutama di salah satu grup pesan aplikasi.

“Saya share di pesan grup. Ada yang bilang gini. ‘Daripada kita nolong begini mending kita menolong keluarga dulu. Kamu seperti orang kurang kerjaan saja’. Memang saya nggak ada kerja. Lagi pandemi. Setelah itu ada respon lain dengan nada yang sama,” kenang Dini.

Belum lagi nyinyiran dari pengguna media sosial yang banyak memberikan pendapat namun tak memberikan kontribusi. Semua itu ditanggapi Dini dengan santai. Dia tetap menjalankan project-nya dengan niat yang ikhlas untuk berbagi, niat yang ikhlas untuk membantu sesama. “Alhamdulillah keluarga sangat mendukung. Saya ingat betul pesan mama, apa yang baik lakukan. Tapi ingat ada yang usil, ada yang tidak senang. Saya nggak pedulikan. Bodoh amat sih,” katanya.

BERBAGI ILMU : Dini Mudrika saat menjadi pemateri di salah satu kegiatan remaja di Kota Bengkulu. (foto : dok/pribadi)

Selain bantuan APD, Dini juga menyalurkan bantuan untuk usaha mikro yang terdampak pandemi. Saat ini sudah dua usaha mikro yang dibantu dalam bentuk uang tunai. Diantaranya, penjual sayur dan penjual jagung rebus keliling.

“Seperti penjual sayur yang sudah 1 bulan tidak jualan karena modalnya sudah habis. Suaminya stroke, sehingga harus bolak balik ke rumah sakit. Bantuan yang diberikan memang tidak banyak, tapi mudah-mudahan bisa bermanfaat,” imbuhnya.

Namun, menggalang dana untuk menyalurkan bantuan bagi usaha mikro yang terdampak cukup menimbulkan keraguan di hati Dini. Apalagi saat menghimpun dana dia banyak menggunakan media sosial. “Khawatir mengekspos kesedihan, apakah mereka (penerima manfaat, red) tersinggung atau tidak. Bagian itu yang berat. Mengumumkan ke sosial media, minta bantuan untuk seseorang. Penerima tidak keberatan tapi ternyata ada keluarganya yang tersinggung,” tutur Dini.

Dini berharap Bengkulu Begerak tidak hanya bisa dia jalankan selama pandemi saja. Selama hampir 2 tahun ini dia merasakan kebahagiaan saat melihat bantuan yang disalurkan diterima dengan suka cita. “Saya berharap bisa terus melakukan hal ini. Ini makanan jiwa bagi saya. Saya ini sebetulnya jarang keluar, jarang lihat orang susah. Ketika kita tahu ada orang yang lebih susah itu bikin kita beryukur. Kita nggak bisa lihat ke atas terus. Kenyataan sosialnya masih banyak yang kesusahan,” ungkap Dini.

Baca juga : Hilda Sriwanti, Bantu Perempuan dan Anak Pulihkan Trauma

Project selanjutnya, Dini tengah menjalankan program Bengkulu Bersekolah. Bengkulu Bersekolah mengumpulkan pakaian seragam, tas, buku tulis, dan sepatu sekolah. Yang diterima dalam program ini yakni seragam putih merah/biru/abu-abu, seragam Pramuka, seragam muslim, seragam olahraga, serta seragam batik.

Selain seragam, Bengkulu Bersekolah juga menerima sumbangan tas sekolah layak pakai, sepatu sekolah warna hitam karena kebanyakan sekolah terlebih sekolah negeri mengharuskan siswanya memakai sepatu hitam. Buku tulis baru dengan ukuran apa saja. Donasi dalam bentuk uang juga bisa diterima dan akan dikumpulkan lalu dibelikan keperluan sekolah sesuai kebutuhan penerimanya nanti. Bisa berbentuk seragam, sepatu, tas atau buku tulis.

“Saya ingin terus berbagi. Meski di tengah kondisi yang masih belum stabil. Para donator sudah ditanya, tapi mereka kini juga dalam kondisi yang susah. Makanya muncul ide Bengkulu Bersekolah. Menghimpun bantuan bukan hanya dalam bentuk uang saja. Berbagi juga nggak harus menunggu berlebih,” pungkas Dini. (betty herlina)

*) Produksi tulisan ini didukung Perhimpunan Pengembangan Media Nusantara (PPMN) dan Kedutaan Belanda sebagai program Media dan Gender : Perempuan dalam Ruang Publik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Artikel Lainnya

Wadon Wadas (Masih) Melawan, Perjuangan Perempuan Menjaga Kelestarian Alam

Perempuan Generasi Z: Antara Dorongan dan Beban Ganda

Pejabat Publik Harus Hindari Stereotip Gender dalam Pernyataan

Leave a Comment