Bincangperempuan.com- Beredar viral konsep perhitungan keuangan versi kaum perempuan atau “matematika perempuan” yang dikenal dengan sebutan “girl math”. Tren ini berhamburan di fyp TikTok dengan tagar #girlmath dan telah ditonton sebanyak 73,5 juta kali. Artinya adalah banyak kreator yang membuat video tentang konsep perhitungan matematis ala pola pikir perempuan.
Jika kamu pernah menghitung biaya per gaun setiap kali kamu mengenakan gaun mahal, atau memperhatikan keuntungan yang kamu peroleh saat mengembalikan celana jeans yang tidak pas, mungkin kamu adalah ahli dalam matematika. Contoh ini merupakan girl math, topik hangat di media sosial di seluruh dunia, dan meski terdengar seperti tren yang konyol (atau seksis), fenomena ini sebenarnya berkaitan dengan hubungan antara gender, uang, dan emosi.
“Girl math” menerapkan sistem klasifikasi pengeluaran. Pembelian di bawah jumlah tertentu atau secara tunai tidak “dihitung”. Dari sudut pandang psikologis, ini memberikan rasa aman pada pembelian dengan harga rendah dan menekankan pentingnya menambahkan nilai jangka panjang pada barang yang lebih mahal.
Baca juga: Gamophobia, Ketakutan untuk Menjalin Komitmen dan Pernikahan
Misalnya, perhitungan matematika saat seorang perempuan memberitahu kita bahwa membeli gaun mahal hanya “sepadan” jika gaun itu bisa dikenakan berulang kali pada kesempatan yang berbeda.
“Girl Math” : uang dan emosi
Setiap orang mengkhawatirkan uangnya, baik kaya maupun miskin, tanpa memandang gender. Di Inggris, banyak orang tidak tahu bagaimana cara membayar dana pensiun mereka atau tidak memiliki cukup banyak tabungan untuk masa pensiun. Jika kamu memiliki keinginan untuk belajar, kamu akan menjauhkan diri sepenuhnya dari segala sesuatu yang berhubungan dengan uang. Seperti halnya yang ditunjukan oleh konsep girl math, salah satu cara untuk menemukan motivasi tersebut adalah dengan memiliki hubungan emosional yang nyata dengan keuangan kita.
Di permukaan, konsep “girl math” atau “matematika perempuan” tampaknya merendahkan perempuan dan mendorong mereka untuk menghabiskan terlalu banyak uang. Namun dari sudut pandang lain, girls math memberikan poin penting. Agar seseorang benar-benar tertarik pada sesuatu yang tampaknya abstrak seperti keuangan pribadi, mereka harus merasa bahwa mereka bisa memahaminya. Memikirkan uang dalam kaitannya dengan nilai pembelian menciptakan hubungan emosional dengan uang dan keinginan untuk lebih memperhatikannya.
Di sisi lain, sejumlah kreator TikTok memandang buruk konsep girl math. Ilustrasinya, seperti ini girl math menilai bahwa penggunaan e-money tidak benar-benar menghabiskan saldo rekening mereka, karena e-money tersebut tidak dihasilkan secara langsung melainkan melalui rekening.
Sama halnya dengan cara berpikir tentang cara berbelanja atau menanggapi harga promo atau diskon, girl math secara tidak langsung mematahkan stereotip perempuan yang tidak pintar dalam mengelola keuangan.
Mengutip salah satu Financial Planner Finansialku perempuan yaitu Laurensia Vina Dharmawan, S.M., M.Ak.,CFP®, ia mengatakan bahwa girl math adalah sebuah fenomena yang bersifat “bias”. Artinya adalah bergantung pada cara pandang atau persepsi perempuan tersebut dalam mengelola keuangan yang dimilikinya.
Baca juga: Mengenang Ibu Negara Fatmawati Lewat Merajut Nusantara
“Girl math menurutku suatu fenomena yang masuk dalam mental accounting bias, artinya memiliki cara pandang berbeda terhadap setiap pengalokasian uang. Sehingga memengaruhi adanya perbedaan kebiasaan berbelanja dan menabung,” jelasnya.
Inilah Girl math yang kita butuhkan
Perempuan adalah kekuatan konsumen yang harus diperhitungkan, mengendalikan hingga 80 persen belanja konsumen di seluruh dunia. Tren girl math menunjukkan kemampuan perempuan untuk menerapkan teori portofolio dalam pembelian produk, menjadikan mereka kekuatan investasi yang potensinya diabaikan oleh industri jasa keuangan.
Perempuan merupakan kelompok yang dirugikan dalam hal keuntungan dan ekonomi. Di Inggris, misalnya, perempuan memperoleh penghasilan rata-rata £260.000 (Rp4,97 miliar) lebih sedikit dibandingkan laki-laki selama karir mereka. Selain itu, laki-laki mempunyai pendapatan pensiun dua kali lebih besar dibandingkan perempuan.
Seperti pada sebuah penelitian “Gender and Finance Addressing Inequality in the Financial Services Industry” dikatakan bahwa perempuan memiliki self efficacy (keyakinan individu terhadap capability (kemampuan) yang dimilikinya, utamanya untuk melaksanakan serangkaian kegiatan guna mencapai tujuan tertentu). Hal ini dimaksud di mana perempuan memiliki keyakinan akan kemampuannya dalam mengelola keuangan. Seringkali kepercayaan perempuan akan kemampuannya lebih rendah dibandingkan laki-laki. Oleh karena itu, dengan konsep girl math yang benar inilah membantu perempuan untuk lebih bebas dalam mengelola keuangannya dan tidak direndahkan oleh laki-laki.
Dunia keuangan diciptakan oleh laki-laki, untuk laki-laki, sehingga bahasa dan budayanya pada dasarnya bersifat maskulin. Hingga baru pada pertengahan tahun 1970-an perempuan Inggris diberi hak untuk membuka rekening bank tanpa tanda tangan laki-laki.
Pada tahun 1980 mereka sudah bisa mengajukan pinjaman secara mandiri. Meskipun undang-undang yang ada saat ini memberikan kesetaraan gender yang lebih besar (tetapi belum sepenuhnya), industri jasa keuangan masih kurang menarik bagi perempuan.
Survei menunjukkan bahwa 49 persen perempuan khawatir dengan keuangan mereka. Namun, mereka tidak setuju dengan postingan yang menghina dan keluhan dari penasihat keuangan.
Pendekatan yang sudah ketinggalan zaman ini cenderung menunjukkan bahwa yang perlu diperbaiki adalah perempuan, bukan sistem keuangan yang tidak berfungsi. perempuan terus merasa mereka tidak pantas atau tidak bisa dipercaya di dunia keuangan.
Dan mengapa perempuan harus mempercayai industri yang setidaknya di Inggris, memiliki kesenjangan upah gender hingga 59 persen dan sangat sedikitnya perempuan yang menduduki jabatan senior? Namun jika hal ini dalam konteks konsep “girl math” membantu beberapa wanita merasa lebih baik dalam mengontrol dan memahami uang mereka, hal ini tidak boleh diabaikan.
Sumber:
- Maulana Ana, 2023. “Fenomena Girl Math Bikin Untung atau Buntung? Ini Kata Ahlinya!”, dalam Finansialku.com
- Putri, Wanda Andita, 2023. Viral di TikTok Istilah “Girl Math”, Apakah Sebuah Jebakan Bagi Perempuan?, dalam Liputan6.com
- Viral Istilah Girl Math, Apa Itu dan Kenapa Disebut Buruk buat Perempuan?, dalam kumparanWOMAN.