Home » News » Kenapa Pernikahan Gen Z Selalu Unik?

Kenapa Pernikahan Gen Z Selalu Unik?

Ais Fahira

News

Kenapa Pernikahan Gen Z Selalu Unik

Bincangperempuan.comB’Pers pernahkah kamu melihat pernikahan yang nyentrik atau super sederhana di media sosial? Misalnya, pasangan datang ke akad nikah dengan outfit serba hitam, docmart, atau hanya mengenakan busana santai. Ada juga yang menikah di KUA tanpa resepsi, hanya dihadiri keluarga inti.

Salah satu kisah yang sempat viral datang dari Dimas Zaqi, seorang pengantin pria yang membagikan cerita pernikahannya di TikTok. Dalam wawancara dengan Wolipop, Dimas mengungkapkan bahwa pernikahannya digelar sederhana, tanpa lamaran dan tanpa resepsi, hanya akad.

Dimas yang berusia 24 tahun ini menjelaskan bahwa kedua orang tua mereka sepakat dengan konsep pernikahan sederhana tersebut, meskipun awalnya sempat ragu karena khawatir akan menjadi bahan pembicaraan. Hanya dengan waktu tiga minggu untuk persiapan, Dimas dan istrinya melangsungkan pernikahan yang hanya dihadiri keluarga dan teman dekat, tanpa resepsi.

Fenomena pernikahan seperti ini makin sering kita temui di kalangan Gen Z. Mereka tampaknya ingin mendobrak tradisi pernikahan yang selama ini dianggap baku. Tapi kenapa, ya, konsep pernikahan sederhana dan tidak konvensional makin diminati?

Gen Z dan Seremonial Unik

Sebelum membahas pernikahan, mari kita lihat kebiasaan Gen Z dalam merayakan momen-momen penting. Misalnya, selebrasi seminar proposal (sempro) atau seminar hasil (semhas) kini berubah menjadi acara besar. Mereka merayakannya dengan bunga, balon, hingga buket snack atau foto idola K-pop.

Hal sederhana seperti ini menunjukkan bahwa Gen Z senang memaknai peristiwa dengan cara kreatif dan personal. Tradisi konvensional berubah menjadi selebrasi unik yang lebih berkesan.

Pernikahan Ala Gen Z: Lebih Personal, Lebih Bermakna

Tren pernikahan di kalangan Gen Z kini bergeser ke arah yang lebih personal. Banyak yang memilih acara yang mencerminkan kepribadian mereka ketimbang sekadar mengikuti adat atau tradisi keluarga. Intimate wedding menjadi salah satu pilihan populer. Acara ini hanya dihadiri keluarga dan teman dekat, meninggalkan konsep resepsi besar yang mengundang ratusan tamu.

Tema pernikahan pun semakin beragam. Ada yang memilih garden wedding di alam terbuka atau pernikahan dengan tema pop culture. Tren bridesmaid, meskipun baru dikenal di Indonesia beberapa tahun belakangan, kini juga makin digemari. Bridesmaid dengan busana seragam yang estetik mampu menambah kesan modern sekaligus santai.

Baca juga : Gen Z Generasi Digital Paling Sering Kena Scam? Kok Bisa?

Contoh Unik Pernikahan Selebriti Gen Z

Beberapa pasangan selebriti Gen Z juga mencerminkan tren ini. Misalnya, DJ Adnan Veron dan Mugitha, yang melangsungkan pernikahan pada awal Januari lalu. Sebagai sesama DJ, mereka memilih memeriahkan acara resepsi dengan performa musik mereka sendiri, menciptakan suasana meriah sekaligus khas.

Ada pula Triarona, anggota girlband Glass, yang menikah dengan Genta. Mereka memilih tema pre-wedding ala K-pop, lengkap dengan outfit nyentrik dan makeup gemerlap. Ini mencerminkan kecintaan mereka pada budaya Korea sekaligus memperlihatkan hubungan mereka dengan dunia dance.

Aktris Cassandra Lee, juga memilih konsep intimate wedding saat menikah pada Agustus 2024 lalu. Gaun dan riasan Cassandra juga terlihat sederhana tapi tetap elegan. 

Ragam cara merayakan momen pernikahan seperti ini menunjukkan bagaimana pernikahan mulai bertransformasi dari acara yang kaku menjadi momen yang lebih “bercerita.” Semua elemen, mulai dari dekorasi, busana, hingga musik yang dimainkan, dipilih untuk menciptakan narasi yang menggambarkan pasangan tersebut.

Bukan hanya pasangan selebriti, tren pernikahan personal ini juga mulai diminati oleh masyarakat umum, terutama dari generasi muda. Menggunakan bantuan media sosial, inspirasi untuk menciptakan pernikahan yang unik semakin mudah ditemukan. Platform seperti Pinterest, Instagram, dan TikTok menyediakan banyak ide kreatif, mulai dari konsep dekorasi DIY hingga playlist musik pernikahan yang anti-mainstream.

Baca juga: Gen Z Bicara Lawan Kekerasan Terhadap Perempuan 

Mengapa Gen Z Memilih Cara Ini?

Tapi, kira-kira apa alasan di balik keputusan mereka untuk memilih konsep yang lebih sederhana dan tidak konvensional ini?

Beda Prioritas dalam Pengelolaan Biaya

Gen Z cenderung memprioritaskan efisiensi dan makna daripada kemewahan. Menurut survei Newsweek tahun 2023, 25% responden Gen Z (usia 18–25 tahun) menganggap anggaran pernikahan sebesar $10.000–$20.000 (atau setara dengan Rp150 juta sampai dengan Rp200 juta) sudah cukup. Sebaliknya, 21% milenial justru merasa anggaran $50.000 atau lebih adalah standar ideal.

Bagi Gen Z, uang yang dihabiskan untuk pesta besar sering kali dianggap lebih baik dialokasikan untuk kebutuhan jangka panjang, seperti tabungan rumah, pendidikan, atau modal usaha. Pola pikir ini membuat mereka lebih memilih pernikahan sederhana yang tetap bermakna tanpa membebani keuangan.

Dampak Pandemi Covid-19

Pandemi Covid-19 juga memainkan peran besar dalam mengubah perspektif generasi muda terhadap pernikahan. Sebelum pandemi, pernikahan sederhana jarang terlihat di media atau dianggap ideal. Namun, pembatasan sosial selama pandemi membuat banyak pasangan beradaptasi dengan konsep pernikahan kecil yang lebih intim dan hemat biaya.

Setelah pandemi, tren ini terus berlanjut. Banyak pasangan menyadari bahwa pernikahan yang bermakna tidak harus mewah. Baik itu pernikahan sederhana dengan biaya $500 atau resepsi kecil senilai $6.000, esensinya tetap sama: merayakan cinta dengan cara yang otentik.

Fokus pada Kebahagiaan dan Keintiman

Generasi Z juga lebih fokus pada kebahagiaan mereka sendiri daripada mengikuti ekspektasi sosial. Mereka ingin merayakan pernikahan sesuai kepribadian dan preferensi, bukan hanya untuk memuaskan tamu.

The Guardian mewawancarai pasangan dari New York, Marilyn Carkner dan Jesse Inoncillo. Pasangan ini melangsungkan pernikahan kecil mereka dengan tema Halloween di halaman belakang rumah mereka. Dengan biaya kurang dari $3.000. Tetapi tetap menciptakan momen yang tak terlupakan. “Kami ingin bersenang-senang bersama teman-teman tanpa harus mengadakan acara besar,” ujar pasangan tersebut.

Pada akhirnya, pernikahan yang personal tidak hanya mencerminkan identitas pasangan tetapi juga menunjukkan kreativitas mereka. Dengan mendobrak tradisi dan menciptakan konsep yang sesuai dengan nilai-nilai mereka, generasi muda telah mengubah cara kita memandang pernikahan, bukan hanya sebagai kewajiban sosial, tetapi sebagai perayaan cinta yang benar-benar otentik.

Gen Z membuktikan bahwa pernikahan tidak harus mengikuti pakem lama. Dengan inovasi dan kreativitas, mereka menciptakan pengalaman yang bermakna sekaligus menyenangkan, meninggalkan kesan mendalam bagi mereka dan orang-orang terdekat.

Referensi:

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Artikel Lainnya

Mengenang Atmakusumah Astraatmadja, Pejuang Kebebasan Pers Indonesia

Mengenang Atmakusumah Astraatmadja, Pejuang Kebebasan Pers Indonesia

Otoritarianisme Membahayakan Keamanan Jurnalis di Indonesia

Otoritarianisme Membahayakan Keamanan Jurnalis di Indonesia

“Lean In” Membongkar Mitos dan Menggebrak Langit-langit Kaca

Leave a Comment