Home » News » Ketika Ibu Berjuang Kembali ke Sekolah

Ketika Ibu Berjuang Kembali ke Sekolah

Bincang Perempuan

News

Ketika Ibu Berjuang Kembali ke Sekolah

Bincangperempuan.com- Pendidikan memiliki peran penting dalam perkembangan individu dan masyarakat. Tetapi untuk banyak perempuan, kembali ke bangku sekolah setelah menjadi seorang ibu adalah keputusan yang rumit dan sarat dilema. Dilema-dilema ini mencakup perasaan berat meninggalkan anak, menghadapi culture shock di dunia pendidikan, mengejar ketertinggalan, dan mengatasi stigma masyarakat.

Meninggalkan Anak

Salah satu dilema terbesar yang dihadapi perempuan ketika mereka menjadi ibu dan ingin kembali ke sekolah adalah perasaan berat meninggalkan anak. Ini adalah dilema yang penuh emosi, karena anak-anak membutuhkan perhatian dan kehadiran ibu mereka, terutama selama tahun-tahun pertama kehidupan mereka. Bagi banyak ibu, meninggalkan anak untuk menghadiri kelas atau mengerjakan tugas kuliah adalah pilihan yang sulit, yang sering kali disertai perasaan bersalah.

Penting untuk memahami bahwa keputusan untuk kembali ke sekolah adalah usaha untuk memberikan masa depan yang lebih baik bagi anak-anak. Pendidikan yang lebih tinggi dapat membuka pintu lebih banyak peluang, dan dapat memberikan contoh yang kuat tentang pentingnya belajar. Meskipun dilema ini tidak pernah sepenuhnya hilang, dukungan dari pasangan, keluarga, dan jaringan sosial dapat membantu ibu mengatasi perasaan bersalah ini dan merasa lebih yakin tentang keputusannya.

Culture Shock

Ketika seorang ibu kembali ke dunia pendidikan setelah masa yang cukup lama menjalani peran sebagai orang tua, dia sering dihadapkan pada culture shock di lingkungan akademis. Dunia pendidikan terus berubah dengan cepat, terutama dalam hal teknologi dan metode pengajaran. Bagi perempuan yang telah menjauh dari dunia akademis selama beberapa tahun, perasaan tidak nyaman dan canggung sering kali menjadi pengalaman umum.

Culture shock ini melibatkan perubahan dalam cara belajar, menggunakan teknologi, dan berinteraksi dengan sesama mahasiswa. Perempuan yang menjadi ibu mungkin merasa seperti mereka adalah pendatang asing di lingkungan yang sudah berubah. Namun, penting untuk diingat bahwa adaptasi adalah proses alami, dan dengan waktu, perempuan ini dapat beradaptasi dengan perubahan dan merasa lebih nyaman dalam lingkungan akademis.

Mengejar Ketertinggalan

Bagi banyak perempuan yang kembali ke sekolah setelah menjadi ibu, mengejar ketertinggalan adalah tantangan besar. Mereka mungkin merasa harus mengisi celah pengetahuan dan keterampilan yang telah tertinggal selama mereka fokus pada peran ibu. Beberapa perempuan mungkin perlu mengambil kursus tambahan atau pelatihan untuk mengejar ketertinggalan ini.

Baca juga: Girl Math, Upaya Mendobrak Stereotip Boros Terhadap Perempuan 

Mengejar ketertinggalan ini bisa menjadi tugas yang menantang, terutama jika seorang ibu harus mengimbangi pekerjaan rumah tangga, perawatan anak, dan pelajaran. Namun, itu juga bisa menjadi kesempatan untuk mengembangkan keterampilan baru dan memperluas pengetahuan. Dalam proses ini, perempuan seringkali menemukan ketekunan dan ketabahan yang luar biasa dalam mengejar impian pendidikan mereka.

Stigma Masyarakat

Salah satu dilema yang paling mendalam adalah stigma masyarakat yang melekat pada perempuan yang memutuskan untuk kembali ke sekolah setelah menjadi ibu. Masih ada persepsi bahwa perempuan yang memiliki anak seharusnya fokus sepenuhnya pada peran ibu dan rumah tangga, dan bahwa keinginan untuk melanjutkan pendidikan adalah tidak pantas. Stigma ini menciptakan tekanan tambahan dan mungkin menghasilkan komentar negatif dari orang lain.

Menghadapi stigma masyarakat ini, perempuan harus membangun kepercayaan diri dan keyakinan dalam kemampuan mereka. Mereka perlu memahami bahwa pilihan untuk melanjutkan pendidikan adalah pilihan yang sah, yang dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi mereka dan keluarga mereka. Meskipun stigma mungkin selalu ada, perempuan yang mengejar pendidikan dengan tekad dan tekun seringkali membuktikan bahwa mereka mampu mengatasi segala rintangan.

Mengatasi Dilema

Terkadang, dilema-dilema yang dihadapi perempuan ketika mereka memutuskan untuk kembali ke sekolah dapat tampak tidak teratasi. Namun, ada langkah-langkah konkret yang dapat diambil untuk mengatasi dilema-dilema ini:

Berbicara dengan Pasangan dan Keluarga

Komunikasi dengan pasangan dan keluarga sangat penting. Diskusikan keputusan ini dengan mereka, cari cara untuk mengatur jadwal yang sesuai dengan kebutuhan keluarga, dan pastikan bahwa mereka mendukung keputusan untuk sekolah lagi.

Mencari Dukungan

Dukungan dari keluarga, teman, dan kelompok dukungan ibu lainnya sangat berharga. Mereka dapat memberikan dukungan emosional, bantuan dengan perawatan anak, atau bahkan membantu dalam tugas-tugas rumah tangga.

Perencanaan yang Matang

Rencanakan perjalanan pendidikan dengan matang. Jadwalkan waktu yang khusus untuk belajar, kerja kelompok, dan mengerjakan tugas. Dukungan dalam hal perawatan anak adalah kunci.

Bertahan dan Fokus

Ingatlah bahwa pendidikan adalah investasi dalam masa depan, dan juga memberikan contoh yang baik bagi anak tentang pentingnya belajar. Pertahankan motivasi dan fokus pada tujuan yang ingin dicapai.

Pemahaman Tentang Stigma

Pahami bahwa stigma masyarakat tidak selalu mencerminkan realitas. Terkadang, pandangan negatif orang lain dapat menjadi dorongan tambahan untuk membuktikan bahwa ibu mampu mencapai tujuan.

Pandangan Lebih Luas

Meskipun dilema-dilema ini nyata dan seringkali menantang, banyak perempuan yang menjadi ibu telah membuktikan bahwa mereka dapat mengatasi segala rintangan dan mencapai tujuan pendidikan mereka. Dalam proses ini, mereka seringkali mengembangkan keterampilan manajemen waktu, ketekunan, dan ketabahan yang luar biasa.

Baca juga: Menjadi Ketua KUPS Perempuan, Melawan Dominasi Laki-Laki

Pendidikan yang lebih tinggi memberikan peluang yang tak ternilai, bukan hanya bagi individu, tetapi juga bagi masyarakat. Perempuan yang mengambil langkah untuk melanjutkan pendidikan mereka memberikan kontribusi penting dalam peningkatan pendidikan dan pemahaman di komunitas mereka. Mereka juga memberikan contoh yang kuat bagi anak-anak mereka tentang pentingnya pengejaran cita-cita dan ketabahan dalam mengatasi rintangan.

Sebagai masyarakat, kita juga perlu bergerak menuju pemahaman yang lebih luas tentang pentingnya mendukung perempuan yang ingin melanjutkan pendidikan mereka setelah menjadi ibu. Ini bukan hanya masalah perempuan, tetapi masalah semua orang. Dalam memberikan dukungan, kita dapat membantu menciptakan masyarakat yang lebih berpendidikan, inklusif, dan penuh potensi.

Keputusan perempuan untuk kembali ke sekolah setelah menjadi ibu adalah salah satu keputusan yang penuh dilema. Dalam menghadapi beratnya meninggalkan anak, menghadapi culture shock, mengejar ketertinggalan, dan mengatasi stigma masyarakat, perempuan ini menghadapi tantangan yang besar. Namun, dengan dukungan, perencanaan yang matang, tekad yang kuat, dan keyakinan pada diri sendiri, mereka dapat mencapai tujuan pendidikan mereka.

Keberhasilan perempuan yang menjadi ibu dalam melanjutkan pendidikan mereka adalah inspirasi bagi kita semua. Mereka adalah bukti bahwa dengan tekad dan tekun, kita dapat mengatasi segala rintangan dan mencapai apa pun yang kita impikan. Dalam memberikan dukungan kepada perempuan ini, kita berinvestasi dalam masa depan yang lebih cerah, lebih berpendidikan, dan lebih inklusif. Mereka adalah pahlawan sejati yang menorehkan jejak penting dalam dunia pendidikan.(**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Artikel Lainnya

Kasus Pembunuhan dan Pemerkosaan Siswi SMP, 4 Pelaku Berusia di Bawah 17 Tahun

Kasus Pembunuhan dan Pemerkosaan Siswi SMP, 4 Pelaku Berusia di Bawah 17 Tahun

Maklumat Politik Ulama Perempuan: Masyarakat Harus Memastikan Pemilu 2024 Bersih dan Bermartabat

Pelaksanaan UU TPKS di Perguruan Tinggi Perlu Dukungan Banyak Pihak

Pelaksanaan UU TPKS di Perguruan Tinggi Perlu Dukungan Banyak Pihak

Leave a Comment