Home » Kesehatan » Kista Ovarium: Jenis, Gejala, dan Pengobatannya

Kista Ovarium: Jenis, Gejala, dan Pengobatannya

Yuni Camelia Putri

Kesehatan

Bincangperempuan.com- Kista ovarium, adalah kondisi dimana ada sebuah kantong berisi cairan di ovarium. Jenis kista ini muncul saat perempuan mengalami menstruasi atau masa subur.  Kista yang masih kecil dapat menghilang dengan sendirinya. 

Akan tetapi, pada kista yang berukuran besar memiliki risiko yang lebih berbahaya karena kantung yang berisi cairan dapat pecah sehingga menganggu suplai darah ke ovarium. Kista yang tidak segera diobati dapat meningkatkan potensi terkena kanker ovarium.

Sangat sulit untuk mendeteksi kista ovarium sedini mungkin karena tidak menimbulkan gejala apapun. Kebanyakan wanita baru menyadari setelah perut membengkak, nyeri panggul sebelum menstruasi atau selama menstruasi, kesakitan saat buang air besar, nyeri di paha atau punggung bawah, hingga rasa sakit ketika melakukan hubungan seksual.

Baca juga: Jasa Rasminah Abadi Melampaui Zaman

Jenis-jenis kista ovarium

Ada 5 jenis kista ovarium yang dialami oleh perempuan.

  1. Kista Folikel. Ketika menstruasi, tubuh akan melepaskan sel telur yang ada di dalam folikel setelah matang. Kista folikel terjadi ketika folikel tidak pecah sehingga cairan dalam folikel dapat membentuk kista di ovaroium.
  2. Kista korpus luteum. Ketika sel telur dilepaskan, folekul biasanya akan menyusut menjadi sekumpulan sel yang membuat hormon untuk mempersiapkan sel telur untuk menstruasi selanjutnya. Pada kondisi kista korpus luteum, cairan tambahan akan berkembang dalam kantung yang tidak larut dan pembukaan folikel menutup.
  3. Endometrioma. Kista endometrioma merupakan kista yang muncul ketika jaringan yang tubuh di dalam rahim berkembang di luar rahim dan menempel di ovarium. Kista ini berisi darah menstruasi berwarna cokelat.
  4. Cystadenoma. Kista cystadenoma merupakan kista yang berisi cairan encer yang berkembang dan menutupi permukaan luar ovarium. Kista ini dapat menjadi kanker apabila tidak segera ditangani.
  5. Dermoid. Kista ini terbentuk karena sel bawaan dari lahir yang mengalami pertumbuhan kantung ovarium yang berisi lemak, rambut atau jaringan lainnya. Kista ini dapat diturunkan ke anggota keluarga lainnya terutama pada wanita muda.

Gejala kista ovarium

Setiap wanita memiliki gejala kista ovarium yang beragam, gejala ini muncul ketika ukuran kista semakin bertambah. Beberapa gejala kista ovarium yang ditemukan pada perempuan, yaitu:

  1. Pendarahan. Kista yang pecah akan menyebabkan pendarahan yang keluar lewat vagina. Sayangnya, gejala ini dianggap sebagai darah mentruasi oleh kebanyakan perempuan.
  2. Nyeri saat bercinta. Pertumbuhan kista ovarium dalam rahim menyebabkan tekanan dan rasa sakit pada perut atau panggul. Kista yang semakin besar dapat menyebabkan rasa nyeri yang luar biasa saat bercinta.
  3. Nyeri pinggul. Nyeri pinggul menjadi gejala yang muncul ketika ukuran kista ovarium semakin membesar. Perkembangan kista dalam ovarium ini menekan area yang menimbulkan nyeri yang berlebihan.
  4. Nyeri perut saat haid. Nyeri perut saat haid merupakan gejala normal selama menstruasi. Akan tetapi, gejala yang tidak kunjung mereda dan menganggu aktivitas sehari-hari dapat menjadi pertanda seseorang menderita kista ovarium.
  5. Perut kembung. Sebenarnya, perut kembung menjadi hal normal yang dialami ketika menstruasi. Akan tetapi pada kasus kista ovarium, perut kembung dapat menekan perut bagian bawah yang mengakibatkan perut tampak mengembung. Kebanyakan perempuan tidak menyadari jika perut kembung merupakan gejala kista yang serius karena dianggap sebagai gangguan pencernaan atau makan terlalu banyak.
  6. Payudara sensitif. Payudara sensitif merupakan gejala kista yang muncul karena perubahan hormon dalam tubuh. Gejala ini juga diikuti oleh siklus haid yang tidak teratur.
  7. Menstruasi yang abnormal. Menstruasi yang tidak normal dan menyakitkan dapat menyebabkan tubuh mengeluarkan banyak darah. Kondisi ini dapat menimbulkan pendarahan hebat yang memicu anemia.

Baca juga: Jangan Ada Lagi Kekerasan Seksual di Lingkungan Kerja

Pengobatan pada penderita kista ovarium

Pengobatan kista ovarium bergantung pada kondisi kista yang diderita. Kista ini biasanya dapat hilang tanpa membutuhkan penanganan serius. Beberapa pengobatan yang dapat dilakukan, yaitu:

  1. Melakukan pemantauan berkala. Pemantauan berkala dilakukan pada kista yang berukuran kecil dan tidak memiliki gejala. Pemantauan dilakukan dengan pemerikasaan USG setelah didiagnosis terkena kista ovarium. Pada perempuan yang sudah menopause, pemeriksaan kista dapat dilakukan dengan pemeriksaan darah dan USG setiap 4 bulan karena berisiko mengalami kanker ovarium.
  2. Mengonsumsi pil KB. Pil KB merupakan kontrasepsi yang diresepkan oleh dojter untuk menghentukan ovulasi dan mencegah munculnya kista baru. Pil KB tidak dapat mengecilkan ukuran kista melainkan dapat mengurangi risiko terkena kanker ovarium.
  3. Operasi. Kista ovarium yag membesar dapat menyebabkan rasa sakit yang hebat pada area perut. Untuk itu, operasi menjadi pilihan yang tepat apabila ukuran kista terus membesar. Terdapat dua jenis metode operasi yang dilakukan berdasarkan ukuran kista ovarium seseorang. Pertama, metode laparoskopi yang dilakukan untuk mengangkat kista berukuran kecil dengan melakukan sayatan pada bagian pusar penderita kista. Kedua, metode laparotomi yang dilakukan untuk mengangkat kista berukuran besar dan ganas dengan melakukan sayatan besar di perut. Kedua tindakan operasi ini memiliki risiko seperti infeksi yang ditandai dengan pendarahan, perut membengkak, keputihan hingga demam. 

Sumber : 

  • Galih Pangestu Jati, 2021. “Mengenal Jenis-jenis Kista Ovarium Beserta Penanganannya”, dalam Kompas.com
  • Dr. Rizal Fadli, 2022. “Kista Ovarium”, dalam halodoc

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Artikel Lainnya

Alarm Kesehatan, Diabetes Mengintai!

Alarm Kesehatan, Diabetes Mengintai!

Body positivity

Kembali Memaknai Body Positivity

Apa yang Perlu Diketahui tentang Hari Kebersihan Menstruasi

Leave a Comment