BincangPerempuan.com– Perempuan memiliki peran yang beragam di masyarakat. Tidak hanya menjadi ibu, istri, atau anak perempuan, tetapi juga memiliki potensi untuk mengambil peran dalam berbagai bidang pekerjaan. Seperti yang dilakukan Nilawati, ibu rumah tangga berusia 45 tahun. Di usia yang sudah tidak muda lagi, namun semangat kerja Nilawati tak sedikitpun lekang.
Sehari-hari Nilawati menghabiskan waktunya “bergulat” di jalan raya sebagai tukang parkir di seputaran Simpang Sekip, Kota Bengkulu. Nilawati, perempuan asli kelahiran Kabupaten Kaur. Memilih jalan hidupnya sebagai perantau di Kota Bengkulu, daerah yang berjarak 5 jam dari kampung halamannya.
Nilawati memulai karirnya sebagai tukang parkir lebih dari sepuluh tahun yang lalu. Ia memilih pekerjaan ini karena melihat peluang yang tersedia dan kebutuhan ekonomi keluarganya. Meskipun banyak yang skeptis, Nilawati percaya bahwa dengan kerja keras dan tekad, dia bisa berhasil dalam pekerjaan ini.
Hidup di kota tanpa berbekal harta benda, menjadi tantangan tersendiri bagi Nilawati. Tak memiliki keahlian juga lahan untuk bertanam. Nilawati dihadapkan pada kondisi, menerima dan mengerjakan apapun selagi halal.
“Kan dari rantauan juga, jauh dari keluarga. Ke sini juga gak bawa apa-apa, mau berdagang juga belum punya modal, mau bertanam juga nggak punya lahan. Jadi sekarang ya ngerjain apapun yang bisa dikerjain,” Nilawati saat ditemui Bincang Perempuan, pada Jum’at (22/09/2023).
Memiliki dua orang anak yang sudah beranjak besar, menjadi alasan utama Nilawati rela berpanas-panas diri di bawah terik matahari untuk semangat mengais rezeki. Ia memiliki mimpi, agar anak-anaknya mengenyam pendidikan yang tinggi. Ini memacu Nilawati untuk tidak berdiam diri menunggu nafkah dari sang suami. Ia ikut bekerja memberdayakan diri.
“Anak saya dua, sekolah semua. Ya meskipun suami saya kerja, tapi saya berniat ikut bekerja juga untuk bantu-bantu. Nambah buat uang belanja, belum lagi kebutuhan sekolah anak. Kayak pergi tiap hari naik angkot kan butuh ongkos,” imbuhnya.
Setiap hari, Nilawati bersama suami memperoleh penghasilan Rp100 ribu hingga Rp150 ribu. Uang tersebut ia gunakan untuk menghidupi kebutuhan empat orang anggota keluarga. Tentunya Nilawati harus pandai membagi pendapatan yang dihasilkan dalam sehari untuk berbagai kebutuhan termasuk sekolah hingga makan.
“Dari jumlah pendapatan itu tentu dibagi lagi, kebutuhan belanja untuk makan dalam sehari. Membayar tagihan air dan listrik. Rumah juga kan harus dibayar tagihannya setiap bulan, juga termasuk bayar kebutuhan sekolah anak mulai dari SPP sampai uang sakunya,” ungkapnya.
Baca juga : Sri Astuti, Perempuan Pelestari Budaya Rejang Umeak Meno’o
Baginya tentu bukan hal mudah untuk membagi pendapatan yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun ditangan Nilawati hal tersebut menjadi “mudah”. Sebagai seorang istri sekaligus ibu, ia mampu mengaturnya sedemikian rupa, mengusahakan semuanya terpenuhi.
Pahit memang perjalanan hidup yang harus Nilawati hadapi. Namun pantang baginya untuk berputus asa. Kesuksesan anaknya di masa depan, masih menjadi alasan Nilawati memperkuat dan memperbesar niat hati untuk terus menjadi ibu mandiri. Sudah tentu akan lebih terasa sulit jika ia hanya mengandalkan pendapatan suaminya.
“Sekarang kalau seandainya cuma suami saya yang kerja, keadaan pasti lebih sulit. Kalau berdua dalam sehari bisa dapat Rp100 ribu, kalau suami saya saja yang kerja, bisa jadi hanya dapat setengahnya atau malah kurang,” tuturnya.
Menjadi tukang parkir memang bukan termasuk pekerjaan yang menjanjikan, namun bagi Nilawati dan keluarga, hal tersebut sudah mampu memberikan penghidupan. Bagaimana mereka, Nilawati bersama suami khususnya masih bisa membesarkan dan menyekolahkan anak anaknya dari hasil menjadi tukang parkir sudah menjadi syukur yang tidak terukur.
Contoh Nyata Perempuan Berdedikasi
Nilawati menjadi contoh nyata dari perempuan yang gigih dan berdedikasi dalam pekerjaannya. Meskipun pekerjaan yang dijalaninya tidak biasa untuk seorang perempuan, namun Nilawati telah membuktikan bahwa ketangguhan dan semangatnya tidak kalah dengan rekan-rekan laki-laki seprofesinya.
Salah satu hal yang membuat Nilawati luar biasa adalah dedikasinya terhadap pekerjaannya. Setiap hari, dia datang ke tempat kerjanya dengan semangat dan tekun menjalankan tugasnya. Meskipun cuaca panas atau hujan, dia tetap berada di posnya, membantu pengemudi yang mencari tempat parkir yang aman. Kepedulian dan kecerdasannya dalam mengatur parkir telah membuatnya dihormati oleh para pengendara dan rekan-rekannya.
Selain sebagai tukang parkir, Nilawati juga memiliki tanggung jawab sebagai seorang ibu. Dia adalah seorang ibu dari dua orang anak yang membutuhkan perhatian dan dukungannya. Nilawati adalah contoh teladan bagi anak-anaknya, mengajarkan kepada mereka arti kerja keras, keberanian, dan kesabaran dalam menghadapi tantangan hidup.
Nilawati juga menggambarkan pentingnya kesetaraan gender dalam dunia kerja. Dia telah berhasil meraih tempatnya di dunia tukang parkir, sebuah profesi yang sebagian besar didominasi oleh laki-laki. Keberhasilannya membuktikan bahwa perempuan memiliki potensi besar dalam berbagai bidang pekerjaan dan bahwa gender bukanlah penghalang untuk meraih kesuksesan.
Tentu saja, perjuangan Nilawati tidak selalu mudah. Dia menghadapi berbagai tantangan dan diskriminasi gender selama perjalanan karirnya. Namun, dia tidak pernah menyerah dan terus berjuang untuk membuktikan kemampuannya. Keberhasilannya menjadi tukang parkir yang terampil adalah bukti bahwa perempuan dapat berprestasi di mana pun mereka berada.
Baca juga: Kawin Tangkap, Diskriminasi Gender Atas Nama Tradisi
Tak hanya itu, dengan menjadi tukang parkir, memberikan pembelajaran akan rasa sabar tersendiri bagi Nilawati. Pekerjaan ini mengharuskan ia untuk berbesar hati karna tak jarang pengendara yang memarkirkan kendaraanya menyebabkan naik darah. Membayar dengan nominal yang kurang bahkan tak jarang justru enggan membayar sama sekali.
“Banyak juga sedihnya, kadang ada saja pengendara yang gak mau bayar dengan alasan hanya parkir sebentar… ya kadang mau gimana lagi mau marah juga nanti malah kita yang makan hati. Harus banyak-banyak sabar sama ikhlas, percaya kalau rezeki sudah diatur sama yang di atas,” pungkasnya.
Nilawati adalah contoh yang menginspirasi bagi banyak perempuan yang mungkin merasa terbatas oleh ekspektasi sosial. Dia membuktikan bahwa dengan tekad, kerja keras, dan semangat pantang menyerah, perempuan dapat mencapai apa pun yang mereka inginkan dalam hidup. Semangat dan dedikasi Nilawati menginspirasi semua untuk terus mewujudkan impian dan mengatasi segala rintangan yang menghadang.(**)