Home » News » Stop Baper dan Membandingkan Diri dengan Orang Lain!

Stop Baper dan Membandingkan Diri dengan Orang Lain!

Yuni Camelia Putri

News

Stop Baper dan Membandingkan Diri dengan Orang Lain!

Bincangperempuan.com- Merasa diri sendiri tidak lebih baik, sering baper alias bawa perasaan serta suka membandingkan diri dengan orang lain, menjadi hal yang dapat dialami setiap orang. Tak terkecuali perempuan. Akibatnya diri menjadi lebih sensitif terhadap lingkungan sekitar. Bahkan, tidak sedikit ada yang memaksakan diri untuk mencapai hal yang sama dengan orang lain. Dua hal tersebut menjadi kebiasaan buruk yang dapat merusak kehidupan seseorang.

Tanpa disadari, hampir semua orang suka membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Padahal timeline kehidupan seseorang itu berbeda-beda. Alias, garis star dan garis finishnya tidak sama. Apabila diberikan masukan, yang tidak sesuai dengan harapan, tak jarang menjadi marah dan sulit menerima. Menjadi rendah diri, dan merasa dibully.  

Sekilas, baper dan selalu membandingkan diri dengan orang lain dianggap sebagai hal biasa. Akan tetapi, kebiasaan ini tidak dapat menjadi patokan untuk meningkatkan kualitas hidup. Jika terus dilakukan, kebiasaan ini dapat menurunkan rasa percaya diri, mudah tersinggung, memicu quarter life crisis, memperburuk hubungan dengan sekitar, gangguan kesehatan mental, dan lainnya.  

Penyebab suka membandingkan diri dan baper

Kata pepatah, rumput tetangga selalu tampak lebih hijau. Ya, membandingkan diri sendiri merupakan cara yang digunakan seseorang untuk mengukur dirinya terhadap kehidupan orang lain. Biasanya mereka akan membandingkan dirinya dengan orang yang dinilai lebih baik, seseorang yang dianggap lebih rendah darinya, atau seseorang yang memiliki status sosial yang setara.

Menurut American Physiological Association, membandingkan diri dengan orang lain disebabkan oleh keinginan untuk meningkatkan diri menjadi lebih baik. Sayangnya, kebiasaan ini jika dilakukan secara berlebihan dapat menurunkan tingkat kepercayaan diri dan rasa iri yang berlebihan.

Penyebab paling umum dari kebiasaan ini adalah keinginan untuk mendapatkan validasi atas kemampuan diri dari orang lain dan mencari motivasi untuk mencapai sesuatu. Membandingkan diri dengan orang lain memang dapat memotivasi untuk memperbaiki diri, tetapi membandingkan diri secara berlebihan dapat meningkatkan rasa minder, memisahkan diri, hingga melihat segala sesuatu secara negatif.

Baca juga: Dari Tiara Komala, Berjuang Untuk Hak Penyandang Disabilitas di Sekitarnya 

Berbeda dengan kebiasaan suka membandingkan diri dengan orang lain, baper disebabkan oleh banyak faktor yang mempengaruhi psikologis seseorang. Pertama, sedang banyak pikiran. Siapa sangka bahwa seseorang yang sedang banyak pikiran lebih mudah baper karena tidak fokus terhadap sekitarnya. Hal inilah yang menjadikan seseorang mudah tersinggung pada hal-hal kecil.

Kedua, insecure. Insecure menjadi faktor terbanyak yang dialami oleh seseorang yang mudah tersinggung karena rasa percaya diri yang terus menurun. Biasanya, mereka akan berpikir jika orang di sekitarnya tidak ingin berhubungan dengannya atau sengaja menghinanya. 

Ketiga, memiliki perasaan yang sensitif. Tidak semua orang akan mengakui jika mereka memiliki perasaan yang sensitif. Kebanyakan dari mereka yang memiliki perasaan yang sensitif cenderung lebih peka dan emosional terhadap sekitar. Untuk itu, mereka akan lebih mudah baper ketika membahas suatu hal yang dinilai cukup sensitif.

Dampak mudah baper dan suka membandingkan diri dengan orang lain 

Baper dan suka membandingkan diri dengan orang lain harus segera diatasi karena memberikan banyak dampak negatif. Beberapa dampak negatif yang dirasakan diantaranya : 

1.    Membuang-buang waktu

Kebiasaan baper dan suka membandingkan diri dengan orang lain yang dilakukan secara terus menerus hanya akan membuang waktu dengan sia-sia. Belum lagi, mood yang rusak karena baper membutuhkan waktu yang lama untuk kembali ceria atau normal seperti sedia kala.

2.    Selalu memikirkan kekurangan diri

Tanpa disadari, kebiasaan baper dan suka membandingkan diri dapat menyebabkan seseorangan lebih fokus pada kekurangannya daripada melatih potensi yang dimiliki. Hal ini karena orang tersebut cenderung melihat kelebihan dari orang lain dan ingin mencapai hal yang sama.

3.    Semakin diremehkan oleh sekitar

Orang yang mudah baper dan membandingkan diri dengan orang lain dapat membuat orang-orang di sekitarnya meremehkan kemampuan dan perasaan orang tersebut. Hal ini karena mereka menilai jika orang tersebut hanya haus akan validasi agar terlihat lebih unggul tetapi tidak ingin diberikan masukan. Biasanya, orang yang memiliki kebiasaan ini selalu merasa benar dan menolak pendapat sekitarnya.

4.    Merasa kurang percaya diri dan iri

Kedua kebiasaan ini dapat menurunkan kepercayaan diri dan meningkatkan rasa iri terhadap pencapai seseorang. Kondisi ini memukul harga diri seseorang karena rasa minder, tidak puas, sensitif, dan kebencian atas pencapaian orang lain yang membuatnya semakin insecure.

Hilangkan kebiasaan baper dan membandingkan diri dengan orang lain 

Seperti yang dibahas sebelumnya, baper dan suka membandingkan diri merupakan kebiasaan buruk yang dapat merugikan diri sendiri. Kedua hal ini dapat menghalangi diri untuk lebih berkembang menjadi lebih baik. Kebiasaan baper dan membandingkan diri dengan orang lain dapat dihilangi jika dilakukan secara konsisten. 

Baca juga: Pontang-panting Generasi Sandwich di Yogyakarta

Beberapa tips yang dapat menghilangkan kebiasaan baper dan membandingkan diri, yaitu:

1.    Mulai mencintai diri sendiri

Mulailah untuk mencintai diri sendiri melalui menghargai setiap hal yang telah dilakukan. Biasakan untuk mengatakan hal-hal positif pada diri sendiri dan menghilangkan pemikiran negatif seperti rasa iri terhadap pencapaian seseorang atau pendapat dari orang lain. Kata-kata positif dapat menumbuhkan rasa optimis dan percaya diri.

2.    Bersikap cuek

Sikap cuek dalam hal ini dikaitkan dengan sikap tidak peduli terhadap opini orang lain. Bersikap cuek terhadap orang lain tidak sepenuhnya bernilai negatif. Terkadang, sikap cuek dapat membantu seseorang untuk lebih menghargai dirinya daripada mendengarkan hal negatif dari orang lain. Ingatlah bahwa tidak ada yang dapat mengendalikan penilaian orang lain, jadi bersikap cuek dapat menjadi pilihan untuk menghilangkan kebiasaan baper dan membandingkan diri yang dapat menimbulkan stres.

3.    Mengembangkan potensi yang dimiliki

Setiap orang memiliki potensi yang berbeda-beda. Potensi yang dimiliki dapat meningkatkan kualitas diri untuk terus dikembangkan. Fokus untuk mengembangkan diri sendiri dapat mengurangi kebiasaan baper dan membandingkan diri dengan orang lain.

4.    Meningkatkan rasa percaya diri

Seperti yang diketahui, baper dan membandingkan diri disebabkan oleh kurangnya rasa percaya diri. Untuk itu, meningkatkan rasa percaya diri dapat membantu untuk lebih fokus terhadap diri sendiri sehingga tidak memikirkan penilaian dari orang lain yang dapat menyebabkan overthingking.

5.    Bersikap realistis

Realistis diperlukan dalam berbagai kondisi yang dihadapi. Realistis dapat membantu seseorang untuk tidak mudah dalam menyimpulkan sesuatu yang tidak masuk akal. Sebagai contoh, setiap orang yang berhasil pasti menjalani proses yang sulit dan setiap penilaian dari orang lain terhadap diri sendiri tidak selalu berkonotasi negatif.

6.    Melakukan self-care

Self-care dapat membantu untuk lebih mengurangi rasa baper dan membandingkan diri karena diri merasa lebih bahagia. Self-care dapat dilakukan dengan melakukan meditasi, mengonsumsi makanan sehat, liburan, tidur yang cukup, dan melakukan perawatan tubuh.(**)

Sumber:

  • Hillary Sekar Prawesti, 2023. “Kenapa Kita Suka Membandingkan Diri dengan Orang Lain?”, dalam hellosehat
  • Merna Arini, 2022. “10 Cara agar Tidak Mudah Baper dalam Hal Apapun, Bisa Dicoba!”, dalam Orami
  • Muhammad Zaenuddin, 2023. “5 Dampak Negatif Membandingkan Diri Sendiri dengan Orang Lain”, dalam Kompas.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Artikel Lainnya

Karyawan jadi tersangka, PT FBA diminta bertanggung jawab

Karyawan Jadi Tersangka, PT FBA Diminta Bertanggungjawab

Mengapa Kita Tidak Belajar dari Ibu Suminah

Bijak Memilih Daycare untuk Anak

Leave a Comment