Home » News » 6 Cara Agar Perempuan Dapat Saling Memperjuangkan di Tempat Kerja

6 Cara Agar Perempuan Dapat Saling Memperjuangkan di Tempat Kerja

Bincang Perempuan

News

Women Support Women (1)

Bincangperempuan.com- Kita semua pernah mendengar mitos bahwa perempuan tidak saling mendukung, sejatinya hal itu tidak benar. Perempuan dapat menjadi sekutu yang kuat di tempat kerja bagi perempuan lain.

Ada 6 cara agar perempuan dapat saling memperjuangkan di tempat kerja. Hal- hal sederhana yang dapat dilakukan setiap hari untuk merayakan dan mendukung rekan kerja perempuan. Bersama-samamenyamakan kedudukan dan melangkah lebih jauh bahkan lebih cepat.

Pastikan ide perempuan didengar

Jika melihat rekan kerja pada tingkat yang sama berada dalam satu rapat, mungkin sering kali melihat rapat tersebut lebih didominasi laki-laki. Bahkan tak jarang ketika perempuan menyampaikan idenya sering diabaikan. …..dan kurang dihargai atas ide-ide kami. Mereka lebih banyak disela, baik oleh laki-laki maupun perempuan….”

Berikan contoh yang baik ketika duduk rapat bersama. Jangan biarkan ada yang menyela ketika perempuan sedang menyampaikan idenya. Atau ketika ada seorang rekan kerja yang “mencuri” ide rekan kerja perempuan lain, ingatkan semua orang bahwa ide tersebut bukan berasal dari dirinya, melainkan dari rekan kerja perempuan yang sudah dicurangi.

Jika kamu melihat seorang perempuan kesulitan untuk memulai percakapan, katakan kamu ingin mendengar sudut pandang lain. Saat kamu melakukan advokasi untuk rekan kerja perempuan, mereka akan mendapatkan manfaatnya, dan kamu dipandang sebagai seorang pemimpin. Selain itu, rapat akan menjadi paling efektif ketika pemikiran terbaik semua orang didengarkan.

Baca juga: Pontang-panting Generasi Sandwich di Yogyakarta

Tantangan untuk bisa efektif

Perempuan menghadapi standar ganda yang tidak dimiliki laki-laki. Masalahnya adalah perempuan perlu menegaskan diri agar bisa efektif. “Hukuman untuk disukai” ini sering kali muncul dalam cara perempuan digambarkan, baik secara sepintas maupun dalam tinjauan kinerja.

Ketika seorang perempuan berbicara dengan gaya langsung atau memaksakan idenya, dia sering disebut “agresif” dan “ambisius”. Sebaliknya ketika seorang laki-laki pria melakukan hal yang sama, dia terlihat “percaya diri” dan “kuat.”

Ketika mendengar seorang perempuan dipanggil “suka memerintah” atau “melengking”, mintalah contoh spesifik tentang apa yang dilakukan perempuan tersebut dan kemudian tanyakan, “Apakah kamu akan mempunyai reaksi yang sama jika seorang laki-laki melakukan hal yang sama?”

Dalam banyak kasus, jawabannya adalah tidak. Ketika memberikan tanggapan negatif terhadap seorang perempuan di tempat kerja, tanyakan pada diri sendiri pertanyaan yang sama

Merayakan prestasi perempuan

Carilah peluang untuk merayakan pencapaian perempuan. Perempuan sering kali menganggap pencapaian kita disebabkan oleh faktor eksternal seperti “keberuntungan” dan “bantuan orang lain”, sedangkan laki-laki mengaitkan pencapaian mereka dengan kualitas dan keterampilan bawaan.

Akibat dinamika ini, kontribusi perempuan bisa saja luput dari perhatian. Mereka memiliki kesuksesan mereka sendiri, dan kita meremehkan kesuksesan kita sendiri. Sebaliknya, ketika perempuan merayakan pencapaian kita, kita sering kali dihukum karena mempromosikan diri sendiri.

Perempuan sering kali kurang diberi penghargaan atas hasil yang sukses dan lebih banyak disalahkan atas kegagalan. Lebih baik lagi, berkumpullah dengan sekelompok perempuan dan sepakat untuk merayakan keberhasilan satu sama lain bila memungkinkan.

Mendorong perempuan untuk melakukannya

Perempuan menghadapi persaingan yang tidak seimbang di tempat kerja. Bias ini sangat jelas sehingga hanya mengubah nama dalam resume dari perempuan menjadi laki-laki akan meningkatkan kelayakan seorang kandidat untuk diterima sebesar 61 persen.

Perempuan bahkan cenderung meremehkan kinerja diri sendiri dan lebih cenderung mengaitkan kegagalan dengan kurangnya kemampuan. Karena tempat kerja lebih sulit bagi perempuan dan kita sendiri yang lebih keras sehingga kepercayaan diri sering kali terkikis. Carilah peluang untuk meningkatkan kepercayaan diri perempuan lain dan mendorong mereka untuk melakukannya.

Jika seorang rekan kerja memberi tahu bahwa dirinya belum siap untuk proyek atau posisi baru, ingatkan dia tentang apa yang telah dia capai.

Baca juga: Pengaduan PMI Perempuan Tahun 2022 Meningkat, Apa yang Terjadi?

Berikan umpan balik

Perempuan sering kali kurang menerima masukan, sebaliknya banyak mendapatkan masukan yang kurang bermanfaat. Hal ini cenderung memperlambat perempuan, sulit untuk membangun keterampilan dan maju. Laki-laki mungkin ragu memberikan masukan kritis kepada perempuan karena takut menimbulkan respons emosional. Namun sebagai rekan kerja perempuan carilah peluang untuk memberikan masukan kepada rekan kerja dan bantu mereka belajar dan berkembang.

Menjadi mentor untuk perempuan lain

Pendampingan dan sponsorship adalah pendorong utama kesuksesan, namun sayangnya perempuan sering kali ketinggalan. Kesenjangan ini membantu menjelaskan mengapa lebih sedikit perempuan yang menduduki peran kepemimpinan. Selain itu, perempuan cenderung tidak memiliki mentor yang memberikan advokasi dan mempromosikan mereka, dan jenis sponsorship inilah yang pada akhirnya membuka pintu dan menciptakan peluang.

    Siapkan energi dan berkomitmenlah untuk membimbing perempuan lain. Jika baru memulai karier, jangan meremehkan nilai-nilai dan masukan dari rekan kerja. Jika lebih senior, lebih dari sekadar menawarkan nasihat dan gunakan pengaruh untuk mendukung junior. Memberikan dukungan dan mentoring adalah cara terbaik bagi para pemimpin perempuan untuk kembali membantu perempuan lain di awal karir mereka.(**)

    Diadaptasi dari 6 Ways That Women Can Champion Each Other At Work (leanin.org)

    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

    Artikel Lainnya

    Penjualan NCII: Ancaman yang Belum Teratasi

    Tetap Menikmati Lezatnya Kuliner khas Negeri 

    Konstruksi Sosial dan Tantangan Kebijakan Pekerjaan Perawatan di Indonesia

    Leave a Comment