Jogja International Disability Arts Biennale 2021
YUNI Daud, pelukis perempuan disabilitas asal Bengkulu kembali menyandingkan karyanya bersama 58 seniman dari Indonesia dan dunia. Kali ini dalam pameran bertajuk Rima Rupa yang digelar Jogja International Disability Arts Biennale 2021. Yuni Daud menampilkan lukisan dengan judul Mekar Pesona.
“Anggrek merah muda, berarti mendapatkan kehormatan mewakili kepolosan, feminitas, anugerah, suka cita dan kebahagiaan,” kata Yuni Daud saat bincangperempuan.com.
Mempersiapkan anggrek merah, Yuni menghabiskan waktu 3 minggu. Lukisan Yuni akan dipamerkan secara secara luring di Galeri R.J. Katamsi, mulai tanggal 18 Oktober hingga 30 Oktober mendatang. Pameran ini dibuka dan dihadiri oleh Rektor dan Jajaran Pimpinan ISI Yogyakarta, Bupati Bantul, Yeni Wahid, Rektor UIN Sunan Kalijaga dan tamu undangan lainnya.
Disabilitas dan seni bukan hal yang baru dalam perkembangan seni rupa, tetapi belum menjadi perhatian yang khusus. Hal ini yang kemudian menjadikan persoalan disabilitas dalam seni belum begitu diperhatikan. Pada gelaran seni rupa kali ini, Rima Rupa dipilih sebagai judul pameran untuk menjadi penanda keberagaman dan kebebasan dalam berekspresi secara visual, baik pilihan gaya dalam seni rupa, teknik, maupun ide para seniman yang mengikuti pameran ini. Seperti halnya sebuah rima, pameran yang dilaksanakan berulang dalam keragaman dan kebebasan ini akan berusaha menemukan irama dan keindahannya dalam bahasa rupa. Keberagaman teknik, gaya, usia, kultur, pendidikan, dan bentuk berbagai pengetahuan dalam bidang seni rupa ditampilkan dalam pameran ini sebagai sinergi yang diharapkan dapat membentuk suatu harmoni dalam kemajuan bersama melalui jalan berkesenian bagi disabilitas.
Baca juga : Yuni Daud, Wakili Bengkulu di Pameran Daring Galnasonline.id
Jogja International Disability Arts Biennale 2021 adalah pameran seni rupa yang diselenggarakan oleh Jogja Disability Arts dan Galeri R.J Katamsi Institut Seni Indonesia Yogyakarta yang didukung oleh PT Pos Indonesia dalam rangka memberikan ruang bagi seniman, pegiat dan pelaku seni disabilitas baik nasional maupun internasional untuk memberikan ruang ekspresi, apresiasi, dan komunikasi melalui media seni rupa kepada publik. Selain itu, juga sebagai upaya membangun ekosistem seni rupa yang lebih inklusif nasional dan global. (betty/rls)