Home » News » Fatphobia, Kebencian atas Bentuk Tubuh 

Fatphobia, Kebencian atas Bentuk Tubuh 

Yuni Camelia Putri

News

Bincangperempuan.com- Fatphobia adalah bentuk kebencian atau ketakutan terhadap tubuh yang gemuk atau lebih besar (big size). Fenomena fatphobia muncul ketika seseorang mengalami kelebihan berat badan dan dianggap gagal merawat dirinya. Dalam praktiknya, perempuan paling banyak mengalami phobia ini. 

Ini karena masih ada pandangan di masyarakat bahwa perempuan yang memiliki fisik gemuk adalah perempuan malas, memiliki gaya hidup tidak sehat. Ada pula yang mengkaitkan dengan kecerdasan intelektual, dan tidak cantik

Pandangan tersebut tentunya diskriminatif, karena tidak semua perempuan dapat mengendalikan ukuran tubuh mereka. Selain itu, standar kecantikan relatif berubah-ubah, dari satu waktu ke waktu. 

Phobia semakin langgeng, lantaran didukung pengaruh media. Salah satunya tayangan podcast The Rebel Easters Club, dalam podcast tersebut Virgie Tovar mengatakan perempuan ‘gemuk’ hidupnya (umur, red) lebih singkat. Hal ini semakin membuat masyarakat mendukung fatphobia

Asisten professor Kent State University, Mary Himmelstein dalam “The Harmful and Insidious Effects of Fatphobia” mengatakan, secara historis berat badan direpresentasikan sebagai simbol kekayaan dan kelas. Dulunya, seseorang yang memiliki badan gemuk dianggap memiliki kelas ekonomi yang baik, karena memiliki kemudahan mengakses makanan. Ini berbanding terbalik dengan dunia modern yang beranggapan badan kurus sebagai representasi kelas atas. 

Diskriminasi Akibat Fatphobia 

Fatphobia cenderung merugikan bagi perempuan. Di beberaapa kondisi, perempuan menjadi terpinggirkan akibat stigmatisasi ganda.  Diskriminasi yang diterima dapat berupa verbal hingga kesenjangan upah, akibat dianggap kurang produktif. 

Baca juga: Mendidik Anak ala Ibu Tunggal Bahagia 

Fatphobia melahirkan stigma negatif yang dikaitkan dengan tingkat depresi, kecemasan hingga harga diri seseorang. Kebanyakan orang mengira jika mengkritik tubuh seseorang dapat memotivasi mereka untuk berubah menjadi lebih baik, padahal yang terjadi justru sebaliknya.

Kritik yang diberikan atas bentuk tubuh seseorang meningkatkan rasa malu yang justru dapat menurunkan motivasi untuk berolahraga dan memiliki tubuh yang lebih positif.  

Upah kerja yang lebih sedikit

Sebuah penelitian yang dilakukan di Amerika menemukan bahwa perempuan yang mengalami pertambahan berat badan justru mendapatkan gaji yang lebih rendah hingga $10.000 sampai $19.000. Hasil penelitian serupa dilakukan oleh Vanderbilt University Law School yang menemukan bahwa perempuan “obesitas” cenderung mendapatkan pekerjaan dengan gaji lebih rendah yang melibatkan pekerjaan fisik.

Diskriminasi dari layanan kesehatan

Himmelstein melihat bahwa perempuan “obesitas” mendapatkan pelayanan yang buruk ketika mendatangi pusat kesehatan. Keluhan atas penyakit yang dirasakan kerap kali diasumsikan karena berat badan yang dimiliki. Dokter cenderung lebih menyarankan untuk berusaha lebih keras dalam menurunkan berat badan daripada melakukan diagnosis atas keluhan yang dirasakan.  

Meskipun banyak komunitas medis yang melarang fatphobia, para tenaga medis justru lebih terobsesi dengan berat badan seseorang. Hal inilah yang menjadikan perempuan gemuk selalu menghindari dokter karena pernah mendapatkan diskriminasi ketika berobat. Mereka cenderung memilih untuk mengabaikan penyakit yang dirasakan daripada harus menghadapi hinaan dari tenaga medis.

Stress yang ditimbulkan dapat meningkatkan resiko penyakit

Himmelstein menemukan bahwa perempuan yang menghadapi fatphobia dari sekitarnya justru cenderung memiliki tingkat stress yang tinggi daripada perempuan lainnya. Kondisi ini meningkatkan risiko penyakit dan kematian mereka.

Tekanan psikologis yang diterima karena diskriminasi dan perasaan tidak pantas secara terus-menerus telah mempengaruhi seluruh sistem tubuh dari waktu ke waktu. Efek ini kemudian menjadi boomerang karena perasaan tidak berharga dengan bentuk badan yang dimiliki.

Depresi dan kecemasan

Realita yang harus dihadapi atas fatphobia yang dimiliki oleh masyarakat telah meningkatkan risiko depresi dan kecemasan perempuan gemuk. Mereka harus menerima pelecehan verbal atas bentuk badan yang dimiliki. Sayangnya, mereka tidak dapat mengatasi hal ini dengan baik karena mental yang telah dihancurkan.

Baca juga: Mengungkap Kekerasan Seksual: Definisi, Jenis, dan Contohnya

Melawan Fatphobia 

Tidak mudah untuk melawan stigma masyarakat yang telah berakar sejak lama. Hal inilah yang menyebabnya banyak korban tidak menyuarakan perasaan mereka secara langsung. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk melawan fatphobia.

Berhenti mengomentari tubuh orang

Fakta bahwa masyarakat sangat terobsesi dengan bentuk tubuh seseorang tidak berarti memberikan mereka hak atas mengomentari perempuan yang lebih besar. Meskipun mereka mengatakan jika hal tersebut merupakan bentuk dukungan untuk lebih sehat, mengomentari bentuk tubuh yang lebih besar tetap dikonotasikan sebagai hal negatif.

Berhenti membicarakan diet

Ada banyak oborolan yang melibatkan berat badan, makanan, dan tren diet yang menjadi akar dari berkembangnya fatphobia. Kebanyakan orang cenderung membicarakan tentang penurunan berat badan, pola makan dan kandungan kalori dalam makanan daripada membicarakan cara untuk mencintai diri sendiri. Hal ini tidak menjadi masalah jika disimpan untuk kepentingan pribadi. Sayangnya, hal ini justru akan memicu fatphobia dan diskriminasi terhadap seseorang.

Katakan pendapatmu

Menyuarakan pendapat atas fatphobia yang merugikan banyak orang dapat mendukung secara langsung. Meskipun pelaku beralasan jika mereka hanya “mencoba untuk membantu”, tetap saja tindakan ini perlu ditegur karena telag melewati batasan privasi seseorang.

Berhenti berasumsi bahwa “gemuk” adalah kegagalan

Kembali lagi ke fakta bahwa mereka yang gemuk disebabkan oleh usaha yang kurang maksimal sehingga gagal. Tidak ada yang tau kondisi kesehatan seseorang termasuk bentuk tubuh. Setiap orang memiliki hak untuk menentukan ukuran tubuhnya dan kegemukan bukanlah penyimpangan atau kriminalisasi atas keadaan alami seseorang.

Mencintai diri sendiri

Mulailah untuk mencintai diri sendiri meskipun merasa berbeda dari orang lain. Katakan banyak hal positif terhadap diri sendiri bahwa bentuk tubuh apapun pantas untuk dicintai dan dihormati. Lakukan kegiatan positif seperti olahraga dengan tujuan untuk kebugaran, bukan karena berat badan. (**)

Sumber

  • Stephanie Dolgoff, 2021. “The Harmful and Insidious Effects of Fatphobia”, dalam Good Housekeeping 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Artikel Lainnya

Bincang Perempuan Circle: Calling Out Health Warrior

Gubernur Rohidin Paparkan Pelibatan Perempuan dalam Menjaga Hutan untuk Ketahanan Lokal

Segera Daftarkan Diri Kamu!

Leave a Comment