Home » News » Kenapa Menstruasi Bisa Bareng Sama Bestie?

Kenapa Menstruasi Bisa Bareng Sama Bestie?

Ais Fahira

News

Kenapa Menstruasi Bisa Bareng Sama Bestie

Bincangperempuan.com- B’Per’s, apakah kamu pernah merasa siklus menstruasi kamu sering sama dengan bestie? Padahal sebelumnya jadwal kalian beda. Tapi kenapa bulan ini dan seterusnya, bisa mens di waktu yang sama terus, ya? Siklus  kalian seakan saling menyamakan diri. Apakah hanya kebetulan? Atau ada alasan ilmiah di balik fenomena ini?

Fenomena ini sudah lama membuat penasaran banyak orang, termasuk para ilmuwan. Salah satu yang pertama menelitinya adalah Martha McClintock, seorang peneliti yang pada tahun 1971 melakukan studi terhadap sekelompok perempuan yang tinggal di asrama kampus. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa teman-teman dekat yang tinggal bersama cenderung mengalami menstruasi di waktu yang lebih berdekatan dari waktu ke waktu.

Temuan ini kemudian dikenal sebagai McClintock Effect atau yang lebih umum disebut menstrual synchrony (sinkronisasi menstruasi). Istilah ini merujuk pada gagasan bahwa perempuan yang tinggal berdekatan atau menghabiskan banyak waktu bersama—misalnya teman sekamar, sahabat dekat, atau rekan kerja—bisa mengalami siklus menstruasi yang jadi semakin selaras satu sama lain.

Jadi, Kenapa Bisa Sinkron?

Ada beberapa faktor yang dianggap berpengaruh dalam terjadinya sinkronisasi ini. Penelitian lanjutan menyebutkan bahwa kedekatan emosional, frekuensi pertemuan, intensitas hubungan, hingga aktivitas bersama seperti pola tidur dan makan yang serupa, serta tingkat stres yang sama, bisa membuat ritme biologis perempuan jadi saling menyesuaikan.

Bahkan dalam suatu studi terhadap 62 mahasiswi kesehatan yang tinggal bersama, ditemukan bahwa 54,8% pasangan teman sekamar menunjukkan perubahan menuju sinkronisasi siklus menstruasi. Dari total 31 pasangan yang diteliti, 23 di antaranya mengalami penyesuaian waktu menstruasi sehingga makin dekat satu sama lain. Sisanya, 8 pasangan tidak menunjukkan perubahan berarti, yang kemungkinan karena mereka justru lebih sering berinteraksi dengan teman dari kamar lain.

Artinya, bukan sekadar soal tinggal bersama, tapi seberapa dekat kamu dengan orang tersebut secara emosional dan sosial. Semakin sering bertemu, mengobrol, dan berbagi cerita, kemungkinan tubuh kalian “menyesuaikan diri” satu sama lain juga makin besar.

Baca juga: Minum Es Saat Menstruasi Bikin Darah Beku, Mitos atau Fakta?

Apa Penyebabnya? Pheromone?

Salah satu teori yang sering dibahas adalah soal feromon, yaitu zat kimia yang dilepaskan oleh tubuh dan bisa memengaruhi sistem hormonal orang lain. Dalam konteks ini, feromon yang dilepaskan oleh seorang perempuan mungkin saja memengaruhi panjang siklus menstruasi perempuan lain yang sering berinteraksi dengannya.

Walau teori ini terdengar meyakinkan, masih ada perdebatan di kalangan ilmuwan. Beberapa penelitian menyatakan bahwa menstrual synchrony bisa jadi cuma kebetulan belaka—karena siklus menstruasi rata-rata 28-30 hari, maka kemungkinan akan ada waktu di mana dua orang mengalami menstruasi di minggu yang sama. Kalau terus terjadi bersamaan dan diamati dalam waktu lama, siklus itu bisa tampak seperti sinkron, padahal sebenarnya tidak sama sekali.

Namun, tetap saja, ada cukup banyak data yang menunjukkan bahwa interaksi sosial yang kuat memang punya dampak terhadap tubuh kita—termasuk soal menstruasi.

Apakah Ini Berarti Mens Bareng Bestie Itu Pasti?

Namun, masih banyak perdebatan soal validitas menstrual synchrony. Ada beberapa penelitian yang membantah efek McClintock dan mengatakan bahwa siklus menstruasi bisa berubah karena banyak hal seperti stres, pola makan, olahraga, hingga kontrasepsi hormonal. 

Penelitian yang dilakukan terhadap mahasiswi di Polandia dan Tiongkok, misalnya, tidak menemukan adanya pengaruh tinggal bersama terhadap sinkronisasi menstruasi. Dalam studi ini, mahasiswa yang tinggal di asrama berbeda tidak menunjukkan pola menstruasi yang lebih selaras dibanding mereka yang tidak tinggal bersama. Ini memperkuat dugaan bahwa kedekatan fisik saja tidak cukup untuk menciptakan sinkronisasi siklus. Jadi meskipun kamu menghabiskan waktu bersama bestie 24 jam, belum tentu siklus kalian akan sama persis.

Jadi, meskipun ada banyak pengalaman personal tentang “mens bareng bestie,” secara ilmiah, belum ada bukti yang cukup kuat bahwa siklus menstruasi benar-benar bisa sinkron karena sering terjadi bersamaan. Bisa jadi, kita hanya memperhatikan waktu-waktu ketika tanggal mens berdekatan, dan lupa saat siklus itu kembali berjauhan. Ini adalah bentuk dari confirmation bias—kita lebih mengingat hal-hal yang terasa cocok dengan kepercayaan kita.

Baca juga: Apa yang Perlu Diketahui tentang Hari Kebersihan Menstruasi

Solidaritas Nyeri dan Pertemanan Perempuan

Di balik diskusi ilmiah soal sinkronisasi ini, ada hal yang jauh lebih hangat dan personal yaitu solidaritas nyeri. Menstruasi yang sinkron bukan hanya peristiwa biologis tapi juga tentang kebersamaan dalam menghadapi ketidaknyamanan.

Saat dua atau lebih perempuan mengalami menstruasi di waktu yang sama, sering muncul perasaan saling mengerti tanpa banyak kata. Sama-sama meringis karena kram perut, saling berbagi pembalut atau coklat, atau sekadar curhat soal emosi yang naik turun. Momen-momen kecil itu jadi penguat ikatan emosional dan perasaan bahwa kalian tidak sendirian.

Pertemanan perempuan bisa tumbuh kuat karena pengalaman-pengalaman bersama seperti ini. Kita jadi lebih berempati, saling jaga, dan bisa menghadapi hari-hari berat dengan lebih ringan karena ada yang menemani.

Mens Masih Jadi Tabu

Sayangnya, di banyak tempat, menstruasi masih dianggap tabu. Perempuan diminta “menyembunyikan” rasa sakit atau ketidaknyamanan mereka, seolah itu sesuatu yang memalukan. Pembicaraan soal darah haid, pembalut, atau perubahan suasana hati sering dianggap tidak pantas atau menjijikkan. Padahal, ini adalah proses alami tubuh yang dialami oleh setengah populasi dunia.

Dalam konteks ini, mens bareng bestie bisa jadi ruang aman untuk terbuka. Kita bisa saling berbagi cerita, edukasi, bahkan mengolok-olok stigma dengan cara yang menyenangkan. Karena ketika satu perempuan bicara, perempuan lain merasa punya ruang untuk bicara juga. 

Dari Bestie ke Perubahan Sosial

Tapi solidaritas ini tidak cukup kalau hanya berhenti di ruang pribadi. Lebih jauh lagi, pengalaman bersama ini membuka mata soal minimnya fasilitas publik yang ramah perempuan. Berapa banyak kantor, sekolah, atau ruang publik yang menyediakan pembalut gratis? Di tempat kerja, perempuan harus sembunyi-sembunyi bawa pembalut ke toilet, atau bahkan harus pulang lebih awal karena kram hebat tanpa ada cuti haid. Realita ini menandakan bahwa sistem masih belum cukup mendukung kebutuhan dasar perempuan.

Jadi, dari hal sederhana seperti mens bareng bestie, kita bisa bicara banyak tentang tubuh, tentang ketidaknyamanan yang normal tapi sering diabaikan, dan tentang pentingnya ruang publik yang peduli. Karena nyeri menstruasi bukan hanya urusan pribadi, tapi juga bagian dari perjuangan untuk hidup yang lebih adil dan setara bagi semua perempuan.

Jadi, kalau kamu lagi menstruasi bareng bestie, bisa jadi kamu sedang mengalami sebuah bentuk solidaritas yang tidak semua orang punya. 

Referensi:

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Artikel Lainnya

Conscious Beauty: Menantang Standar Kecantikan Patriarki

Conscious Beauty: Menantang Standar Kecantikan Patriarki

Kasus Perempuan di Afghanistan dan Refleksinya terhadap Indonesia

Sahkan RUU PPRT

Pemerintah Harus Segera Sahkan RUU PPRT

Leave a Comment