Bincangperempuan.com– Perhitungan kursi legislatif pemilu 2024 belum sepenuhnya selesai. Berdasarkan laporan dari situs KPU, pada Rabu (21/02/2024), persentase suara yang telah masuk mencapai 78,68%, setara dengan 4886 suara dari 6210 TPS. Dari jumlah tersebut, menariknya empat kursi DPR RI berhasil diraih oleh calon legislatif perempuan secara merata.
Dua diantaranya merupakan nama baru di dunia politik sekaligus istri kepala daerah, yakni Hj, Derta Rohidin dari Partai Golongan Karya (Golkar), istri dari Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah. Kemudian, Eko Kurnia Ningsih dari Partai Demokrasi Perjuangan Indonesia (PDIP) yang merupakan istri dari Bupati Bengkulu Utara dua periode, Mian.
Dua kursi lainnya diraih incument. Salah satunya Erna Sari Dewi dari Partai Nasional Demokrat (Nasdem). Erna bukan wajah baru dalam kancah politik di Bengkulu. Ia memulai karirnya dari Nasdem, dan menjadi Ketua DPRD Kota Bengkulu periode 2014-2019. Kemudian menjadi Wakil Ketua DPRD Provinsi Bengkulu pada periode pemilihan 2019–2024.
Selain itu ada pula Dewi Coryati dari Partai Amanat Nasional (PAN). Pemilu kali ini, Dewi menjadi calon legislatif dengan raihan suara tertinggi. Diketahui Dewi sudah menjadi anggota DPR RI selama tiga periode 2009–2014, 2014–2019, dan 2019–2024.
Baca juga: Tiga Periode Pemilihan, Afirmasi Politik Perempuan di Bengkulu Tak Kunjung Terpenuhi
Meskipun saat ini empat kandidat tersebut sudah meraih suara tertinggi, namun Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Bengkulu, Rusman Sudarsono mengatakan hasil tersebut belum final. Ia mengimbau masyarakat untuk menunggu hasil resmi yang akan dikeluarkan KPU ketika perhitungan sudah mencapai 100%.
“Jika dilihat dari perolehan sekarang iya, besar kemungkinan, namun perhitungan ini kan dinamis, masih kita tunggu hasil input semua suara yang TPS yang ada,” katanya singkat.
Meningkatkan partisipasi suara perempuan
Sementara itu, merespon perolehan sementara pemilu 2024 yang menempatkan caleg-caleg perempuan sebagai kandidat yang berpeluang besar duduk di senayan, Ketua Jaringan Peduli Perempuan Bengkulu (JPPB), Fonika Thoyib menyampaikan apresiasi atas keberhasilan perempuan Bengkulu mendominasi perolehan suara untuk duduk di Senayan. Dikatakan Fonika menjadi tantangan apakah mereka yang terpilih mau berkomunikasi dengan masyarakat secara umum.
“Khusus persoalan perempuan dan anak, karena pengalaman lapangan selama ini mereka terpilih jarang kembali pada semua isu dan komunikasi yang mereka jalin hanya pada komunikasi terbatas. Kita berharap perempuan terpilih harus jadi tokoh buat masyarakat dan tokoh di nasional,” tegas Fonika.
Direktur Yayasan PUPA, Susi Handayani mengatakan, perempuan-perempuan yang terpilih saat ini masih banyak yang muncul bukan berdasar kapasitas pribadi mereka, namun lebih pada faktor status, kedudukan suami dan kekayaan yang mungkin dimiliki oleh suami.
“Dengan kondisi ini tentu dominasi dan kendali tetap di laki-laki atau suaminya. Tapi secara pemikiran, ide dan gagasan kita harus menunggu dulu pembuktiannya,” kata Susi.
Tidak jauh berbeda disampaikan Ketua PPHAM Bengkulu, Joti Mahulfa. Meskipun ada ketakutan jika mereka yang lolos ke senayan masih kendalikan oleh maskulinitas.
” Alhamdulillah keterwakilan perempuan di parleman sudah banyak, ke depan mudah-mudahan mereka yang terpilih bisa mewakilkan suara perempuan selama ini,” imbuhnya.
Serupa disampaikan aktivis senior di Bengkulu, Yuniarti. “Rumuskan agenda setelah duduk yang akan dibawa untuk diperjuangkan,” tegasnya.
Baca juga: KPU Harus Koreksi 267 DCT Pemilu Anggota DPR Tahun 2024
Senada, akademisi UMB, Merri Sri Hartati mengatakan munculnya perempuan di parlemen tentu harus di apresiasi, meskipun di sisi lain ada campur tangan orang terdekat ( suami misalnya) tentu harapannya persoalan- persoalan terkait perempuan dengan segala problematikanya mendapat porsi perhatian yang lebih baik, sebagaimana soal kekerasan pada perempuan dan anak yang masih banyak sekali terjadi.
Menjadi support sistem
Mantan anggota DPD RI dari Bengkulu, Eni Khairani turut mengapresiasi hasil perhitungan sementara yang menunjukan dominasi perempuan Bengkulu di Senayan. Ia mengajak perempuan-perempuan di Bengkulu untuk saling menjadi support sistem bagi mereka (perempuan,red) yang terpilih.
“Alhamdulillah, mungkin saatnya perempuan yg memimpin. Biasanya sulit sekali bagi kita (perempuan) untuk meningkatkan keterwakilan perempuan di parlemen dan di posisi-posisi strategis. Mari kita support kawan-kawan perempuan yang terpilih dan membangun komunikasi dengan mereka sehingga kehadiran mereka di parlemen sesuai ekspektasi kita bersama. Kita iringi perjuangan kawan-kawan di parlemen dengan doa “kebaikan,” pungkasnya.