Bincangperempuan.com- Apa itu girlhood atau masa remaja? Menurut Cambridge dictionary, girlhood adalah kondisi yang mengacu pada perkembangan seorang perempuan yang menuju dewasa. Masa remaja merupakan masa pertumbuhan seseorang dari segi emosional dan fisik.
Belakangan, sejumlah perempuan menggunakan hastag #girlhood dalam setiap unggahannya di media sosial TikTok. Unggahan tersebut berisi kenangan masa remaja yang dilalui dengan penuh kebahagiaan.
Sayangnya, konsep ini sempat ditinggalkan karena dianggap kuno oleh kebanyakan orang. Konsep girlhood di masa lalu berkaitan erat dengan urusan rumah tangga dan kesiapan perempuan untuk menikah dan memiliki anak. Sedangkan saat ini konsep girlhood mencakup pemberdayaan, pendidikan, dan aktivitas positif yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas pertumbuhan remaja perempuan.
Kepopuleran girlhood di TikTok menunjukkan perkembangan norma di masyarakat yang mulai berfokus kepada pemberdayaan perempuan. Tren mendorong remaja perempuan untuk tampil atau berkembang sesuai dengan apa yang mereka lihat dan inginkan.
Sehingga menyadarkan banyak orang tua untuk lebih fokus memperhatikan kebutuhan anak perempuan mereka yang mulai beranjak dewasa. Selain itu, tren girlhood dianggap telah mempermudah pemerintah untuk membagi populasi dan mendistribusikan sumber daya secara merata.
Baca juga: Perempuan Papua Merawat Tradisi Memakan Pinang
Girlhood Adalah Tren yang Dipengaruhi Media Sosial
Selain sebagai sebuah gerakan, istilah girlhood adalah juga sebuah tren. Kehadiran tren girlhood di media sosial seperti TikTok, Instagram, dan Twitter memberikan pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan remaja perempuan saat ini. Sebagian besar remaja cenderung menghabiskan waktu mereka untuk menggunakan media sosial. Hal ini dapat memengaruhi perkembangan emosional dan pandangan mereka dalam melihat dunia.
Media sosial dianggap sebagai sarana baru yang memiliki pengaruh besar untuk menentukan kualitas remaja di masa mendatang. Postingan yang ditampilkan di media sosial akan mengkontruksi pemikiran remaja untuk meniru apa yang dilihatnya.
Beberapa peran media sosial yang dapat dilihat dari tren girlhood, di antaranya:
1. Memengaruhi citra tubuh
Media sosial memiliki pengaruh yang kuat dalam pembentukan persepsi seseorang terhadap suatu hal. Hal ini juga berlaku terhadap pandangan perempuan terhadap citra tubuhnya. Umumnya, perempuan akan membandingkan dirinya dengan orang lain yang mereka lihat di media sosial.
Hal ini merupakan kondisi yang umum dialami oleh remaja perempuan. Biasanya, mereka akan mencoba untuk memperbaiki penampilan untuk meningkatkan kepercayaan diri. Sayangnya, kondisi ini dapat menimbulkan rasa tidak percaya diri berlebihan sehingga menganggu kehidupan sehari-hari.
2. Membentuk identitas diri
McLuhan dan Innis mengatakan bahwa media memegang peran dominan dalam memengaruhi tahapan perkembangan manusia. Hal inilah yang menyebabkan media sosial dianggap memiliki pengaruh besar dalam membentuk identitas diri seorang remaja. Bagi remaja perempuan, biasanya mereka akan mengikuti gaya kehidupan influencer atau tokoh masyarakat yang dilihatnya di sosial media untuk membangun identitas diri di masyarakat. Biasanya, remaja perempuan terdorong untuk menunjukkan citra diri yang dianggapnya positif di media sosial yang secara tidak langsung telah memengaruhi cara mereka dalam memandang diri sendiri.
3. Memengaruhi kesehatan mental
Tren girlhood menunjukkan bagaimana perempuan menghabiskan atau menjalani masa remaja mereka. Hal yang tidak disadari dari tren ini adalah kehidupan remaja perempuan di tengah masyarakat yang patriarki mengharuskan mereka untuk menghadapi tekananan emosional. Belum lagi, pembatasan akses komunikasi karena keinginan orang tua untuk memiliki anak yang sempurna seakan mengurung mereka dalam penjara yang menyebabkan depresi dan kecemasan.
Di sinilah peran media sosial dianggap berpengaruh terhadap kesehatan mental remaja perempuan. Biasanya, mereka yang hidup dalam tekanan akan terdorong untuk keluar dari permasalahan yang ada melalui postingan media sosial yang diikuti. Media sosial membantu banyak remaja perempuan untuk mengekspresikan dirinya sehingga menciptakan ruang baru bagi kesehatan mental mereka. Meskipun demikian, penggunaan media sosial pada remaja perempuan harus tetap dikontrol agar tidak menimbulkan kerugian yang fatal.
Hambatan yang Diatasi Melalui Tren #girlhood
Tren girlhood menunjukkan kesenangan dan kesulitan remaja perempuan di seluruh dunia dalam menjalani kehidupannya. Hal unik dari tren ini adalah upaya remaja perempuan untuk mendapatkan pemberdayaan dan mencapai kesetaraan di sekitar mereka. Beberapa remaja perempuan di tren ini menunjukkan kesulitan yang dihadapi karena sistem patriarki yang masih kental di lingkungannya.
Meskipun begitu, remaja perempuan berhasil mengatasi hambatan untuk mendapatkan hak mereka. Beberapa cara yang mereka lakukan seperti:
1. Memperjuangkan pendidikan
Pendidikan yang tidak merata masih dihadapi oleh perempuan di seluruh dunia. Akses pendidikan yang terbatas membuat banyak anak dan remaja perempuan tidak dapat bersekolah selayaknya orang-orang di usia mereka. Untuk mengatasi hal ini, banyak remaja perempuan yang menuntut pemerintah melalui petisi atau protes kepada pemerintah setempat. Selain itu, biasanya mereka akan mencari alternatif pendidikan lainnya seperti pembelajar online atau pendidikan non-formal untuk meningkatkan pengetahuan mereka.
Baca juga: Syndrom Queen Bee : Fenomena Sosial di Tengah Dominasi Maskulinitas
2. Meningkatkan kesadaran gender
Streotipe gender telah memaksa remaja perempuan untuk mengikuti keinginan dari sekitar mereka. Sebuah studi yang dilakukan oleh Imani Minor terhadap remaja perempuan menemukan bahwa streotipe gender di masyarakat menganggap remaja perempuan sebagai sosok yang emosional sehingga mereka cenderung sulit untuk mengekspresikan diri. Meskipun demikian, hal ini tidak selalu terjadi karena beberapa orang tua memberikan ruang untuk pertumbuhan anak perempuan mereka.
Kehadiran tren girlhood membantu remaja perempuan untuk mengekspresikan keinginan mereka secara positif. Girlhood adalah tren yang juga memberikan ruang kepada remaja perempuan untuk mendapatkan hak mereka seutuhnya. Selain itu, banyak remaja perempuan yang sudah berani untuk mengadakan kampanye dalam meningkatkan kesadaran gender di masyarakat. Kondisi ini menjadi salah satu hal positif dari #girlhood yang berkembang di media sosial.
Sumber:
- Dr. Jennifer Helgren, 2021. “Why We Need Girl Studies: Dr. Jennifer Helgren”, dalam Girl Museum
- Imani Minor dan Dr. Onnie Rogers Ph.D, 2021. “Navigating Girlhood in a Society That Restricts Their Humanity”, dalam Psychology Today
- Tegar Roli A., M.Sos, 2023. “Pembentukan identitas remaja menggunakan media sosial”, dalam jatengprov.go.id