Home » Gaya Hidup » Hubungan » Jomblo, “Kutukan” atau Keuntungan? Ini Penjelasannya

Jomblo, “Kutukan” atau Keuntungan? Ini Penjelasannya

Yuni Camelia Putri

Hubungan

Bincangperempuan.com- B-Per’s, beberapa diantara kamu mungkin pernah membayangkan kencan romantis bersama pasangan? Menghabiskan waktu berdua dengan si dia di tempat yang disukai pasti menyenangkan. Hmm, tapi pernah nggak sih pasangan kalian melarang untuk berkarya? Melakukan hal-hal lain yang dapat meningkatkan value diri kalian sebagai perempuan? Atau jangan-jangan sebaliknya, ternyata kalian memiliki pasangan yang selalu insecure dengan kalian?

Duh, hal ini pasti bikin nggak nyaman banget, kan? Kamu akan merasa lelah karena hal ini berubah menjadi hubungan yang toxic. Alih-alih bertahan dengan pasangan yang nggak mendukungmu bahkan kerap merasa insecure, mungkin kamu akan memilih untuk sendiri alias menjomblo! Lho, kok gitu sih?

Yups, kalian nggak salah baca tentang pernyataan ini. Dalam hubungan, pasangan tidak hanya berperan sebagai teman saja, melainkan harus menjadi support system bagi kamu, lho! Untuk lebih jelasnya, yuk cari tahu disini!

Baca juga: Perempuan Bekerja 100 Jam per Minggu tapi Dianggap Tak Produktif

Jomblo atau bertahan, mana yang lebih baik?

Jomblo, kata yang kerap dianggap remeh oleh banyak orang. Kamu yang masih jomblo kerap dipandang negatif oleh orang-orang disekitarmu, kan? Eits, jangan kesal dulu, ya!

Pandangan masyarakat yang memandang negatif para jomblo didasari oleh norma budaya yang berlaku. Dr. Bella DePaulo, seorang psikolog sosial menjelaskan jika stereotipe yang telah lama berkembang di masyarakat adalah setiap orang selalu berpasangan dan jika itu tidak terjadi, “orang tersebut dianggap memiliki masalah dalam dirinya”. Untuk itu, hidup melajang dinilai kurang diminati dibandingkan dengan berpasangan.

Pada dasarnya, tidak ada salahnya untuk bertahan dengan pasangan dan hubungan yang lama dijalani. Namun, kamu harus bisa membuat keputusan ketika pasanganmu selalu insecure bahkan tidak mendukungmu. Selain, kamu tentu tidak ingin terus berada dalam hubungan yang toxic, bukan?

Singkatnya, Avivah Wittenberg-Cox selaku spesialis dalam keseimbangan gender dan generasi berpendapat bahwa setiap perempuan harus memilih untuk memiliki pasangan yang mendukung atau tetap melajang. Pandangan ini didukung oleh survei terhadap lulusan Harvard Business School yang menunjukkan bahwa 50% laki-laki mengabaikan karier pasangannya. Bagi mereka, laki-laki harus berfokus pada kariernya sementara perempuan harus berfokus pada keluarga.

Fakta inilah yang harus kamu pertimbangkan sebelum menjalin hubungan. Alih-alih lelah secara emosional ketika menjalin hubungan, kamu harus bertanya pada diri sendiri tentang akankah kamu terus bertahan dengan pasanganmu saat ini? Selain itu, kamu dapat mencoba untuk mengevaluasi dirimu, mencari tahu dampak yang dapat diberikan kepada orang lain, atau sejauh mana kamu berhasil menyelesaikan masalahmu.

Baca juga: Kawin Tangkap, Diskriminasi Gender Atas Nama Tradisi 

Keuntungan menjadi jomblo sebelum menemukan pasangan yang tepat

Setelah menyadari pentingnya memiliki pasangan yang suportif, kamu tentu penasaran tentang benefit menjadi jomblo. Dilansir dari Psychology Today, kebanyakan orang yang memilih untuk jomblo didasari oleh keinginannya yang merasa lebih bahagia daripada berada dalam hubungan.

Hal ini didukung sebuah penelitian yang dilakukan Apostolou & Christoforou pada tahun 2022 yang menemukan bahwa jomblo membuat seseorang merasa bebas dari tekanan yang memungkinkan mereka dapat berkembang tanpa memiliki kendala.

Akan tetapi, perlu diingat bahwa penelitian ini tidak memposisikan bahwa orang yang memilih untuk jomblo memiliki kehidupan yang lebih bahagia daripada mereka yang memiliki pasangan. Meskipun demikian, yuk intip keuntungan menjadi jomblo sebelum mendapatkan pasangan yang tepat!

  • Memiliki banyak waktu untuk diri sendiri

Disadari atau tidak, jomblo memiliki lebih banyak waktu untuk diri sendiri. Ini memungkinkan kamu untuk mengembangkan kemampuan yang ada di dalam dirimu dan menciptakan banyak kesempatan baru yang lebih menguntungkan.

Selain itu, kamu dapat memutuskan untuk menghabiskan waktumu dengan menonton film kesukaanmu atau pergi liburan tanpa harus memikirkan pasanganmu. Kamu juga dapat melatih tanggung jawabmu untuk lebih mencintai diri sendiri.

  • Tidak merasa terluka

Kamu tentu pernah mendengarkan pepatah “lebih baik sakit gigi daripada sakit hati” bukan? Nah putus cinta menjadi momen yang menyakitkan bagi kebanyakan orang. Kabar baiknya, memilih untuk tetap jomblo dapat menghindari kamu dari hal ini, lho! Selain itu, jomblo membuatmu terhindar dari pergolakan emosi ketika mengakhiri hubungan.

  • Memiliki keuntungan finansial

Dalam hubungan, kedua pasangan memiliki tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan finansial. Meskipun perempuan sering dianggap hanya menerima hadiah, kenyataannya kamu juga memiliki pengeluaran yang sama dengan pasanganmu. Ketika kamu jomblo, kamu dapat mengendalikan pengeluaranmu karena tidak dibebankan secara finansial. Selain itu, Andrea Syrtash selaku pakar hubungan menilai jika orang yang jomblo cenderung lebih mudah untuk mengendalikan keuangannya termasuk menutupi pengeluaran.

  • Meningkatkan kepercayaan diri

Percaya atau tidak, jomblo membuat kepercayaan dirimu semakin meningkat. Hal ini karena kamu tidak perlu memikirkan penampilanmu di mata pasangan. Selain itu, kamu dapat meningkatkan rasa kepercayaan diri dengan menuliskan resolusimu untuk satu tahun ke depan dan merefleksikan diri.

  • Lebih mudah mengambil keputusan

Ketika kamu jomblo, kamu dapat lebih mudah mengambil keputusan. Kamu dapat memilih untuk pindah ke luar negeri, mengganti pekerjaan, atau membeli rumah baru. Selain itu, kamu juga dapat pergi liburan atau berpetualang kapan saja tanpa harus bertengkar dengan pasangan ketika kembali ke rumah.

Setelah mengetahui informasi ini, kamu tidak perlu khawatir dengan statusmu yang masih jomblo, ya! Alih-alih menjalin hubungan dengan orang yang salah, kamu dapat fokus untuk meningkatkan dirimu setiap harinya. Meskipun demikian, bukan berarti memiliki pasangan adalah keputusan yang salah ya, B-Per’s!

Sumber:

  • Avivah Wittenberg-Cox, 2017. “If You Can’t Find a Spouse Who Supports Your Career, Stay Single”, dalam Harvard Business Review
  • Candice Jalili, 2018. “9 Ways Being Single Can Improve Your Life”, dalam TIME
  • Theresa E. DiDonato Ph.D., 2023. “10 Reasons Being Single Can Be an Excellent Option”, dalam Psychology Today

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Artikel Lainnya

Gamophobia, Ketakutan untuk Menjalin Komitmen dan Pernikahan

Gamophobia, Ketakutan untuk Menjalin Komitmen dan Pernikahan

Low Maintenance Friendship

Low Maintenance Friendship, Baik atau Buruk?

Ketika Aku Memilih Berjuang: Dari KDRT Hingga Kebebasan

Leave a Comment