Home » Cek Fakta » Keliru, Klaim Sperma Tinggalkan DNA pada Tubuh Perempuan dan Menelannya dapat Menyebabkan Organ Tersumbat

Keliru, Klaim Sperma Tinggalkan DNA pada Tubuh Perempuan dan Menelannya dapat Menyebabkan Organ Tersumbat

Retno Wahyuningtyas

Cek Fakta

BERITA

Sejumlah akun di X dan Facebook menyebarkan narasi bahwa saat perempuan menelan sperma pria, maka sperma tersebut akan berakhir di area hidung, di belakang mata dan telinga. Narasi dalam unggahan itu menyebutkan bahwa sperma dapat masuk ke dalam aliran darah dan kemudian terkumpul di otak dan tulang belakang. Sehingga membuat DNA dalam sperma menjadi bagian dalam diri perempuan itu selamanya

Unggahan tersebut juga memuat informasi, sperma lebih dari sekadar cairan, melainkan wadah informasi genetik. Fenomena ini diklaim sebagai “mikrokimerisme” oleh para ilmuwan.

Hingga artikel ini ditulis, unggahan yang diposting pada 19 November 2023 tersebut telah direspon 13 ribu kali retweet dan disukai 32 ribu. Lantas, benarkah menelan sperma bisa mengakibatkan hidung, telinga dan mata tersumbat?

HASIL CEK FAKTA

Menurut peneliti genetik di Mochtar Riady Institute for Nanotechnology, Pradiptajati Kusuma, narasi yang diunggah di Twitter tersebut tidak benar. Sebab microchimerism atau mikrokimerisme tidak merujuk pada sperma yang meninggalkan DNA di tubuh perempuan maupun saat kehamilan dan keguguran terjadi.

Menurut Pradiptajati, istilah fetomaternal microchimerism sesungguhnya adalah saat kehamilan, ada sel sel dari janin “mengalir” ke sistem peredaran darah melalui plasenta. Sel-sel tersebut berada di tubuh ibu selama beberapa waktu. Tidak ada kasus microchimerism terjadi melalui sperma laki-laki.

Microchimerism terjadi pada kasus fetomaternal yakni ibu dan janinnya lewat koneksi plasenta. Saya tidak pernah melihat di kasus lainnya, termasuk DNA laki-laki dalam tubuh perempuan karena sperma yang masuk lewat vagina, mulut, anus dan lain-lain,” kata Pradiptajati kepada Tempo, Selasa (13/02/2024).

Dari sel-sel yang berada di tubuh sang ibu itu, bisa mendeteksi adanya fragmen DNA bayi di ibunya. “Tapi untuk tujuan diagnosis biasanya dari amnion,” dia melanjutkan.

Penjelasan tentang microchimerism juga telah banyak diulas di sejumlah jurnal. Penelitian Rosner dkk (2021) menjelaskan, fenomena mikrokimerisme fetomaternal terjadi selama kehamilan, di mana beberapa jenis sel janin dan sel punca janin, termasuk sel progenitor terkait kehamilan (PAPC), masuk ke dalam sirkulasi ibu.

Selain bermigrasi ke berbagai organ ibu dan mengadopsi fenotipe jaringan target untuk berkontribusi pada proses regeneratif, sel janin juga berperan dalam patogenesis penyakit ibu. Selain itu, DNA janin bebas sel (cffDNA) dapat dideteksi dalam plasma wanita hamil. 

O’Donoghue (2008) menjelaskan hal yang sama. Aliran sel janin ke dalam sirkulasi ibu dimulai sejak awal kehamilan dan efek dari lalu lintas sel ini berlangsung lama. Semua jenis sel janin, termasuk sel punca, melintasi plasenta selama kehamilan normal untuk masuk ke dalam darah ibu, di mana sel tersebut dapat diperoleh kembali selama kehamilan untuk tujuan diagnosis prenatal genetik. Sel-sel janin juga dapat ditemukan dalam jaringan ibu selama dan setelah kehamilan, dan bertahan sebagai sel mikrokim selama beberapa dekade dalam sumsum dan organ lainnya.

Pradiptajati juga membantah narasi yang mengatakan bahwa DNA dari setiap laki-laki yang pernah tidur dengan perempuan, terendap di hidung, di belakang mata dan telinga. Karena sel sperma hancur setelah beberapa hari saat proses fertilisasi dan hanya ada satu sel yg berhasil membuahi sel ovum. Dan DNA dari sel sperma yg dihancurkan terdegradasi menjadi asam nukleat tunggal. 

“Jadi, tidak ada DNA pria dalam tubuh wanita yang ditidurinya,” kata Pradiptajati.

Dikutip dari Healthline, situs kesehatan yang berbasis di New York, Amerika Serikat, sperma secara umum masih aman untuk dikonsumsi lantaran mengandung protein, gula, baik fruktosa maupun glukosa, sodium, garam sitrat, seng, khlorida, kalsium, asam laktat, magnesium, kalium dan urea. Sperma yang tertelan akan dicerna tubuh dengan cara yang sama seperti makanan. Hanya saja beberapa orang mungkin akan mengalami alergi bila menelan sperma. Kondisi itu dikenal sebagai hipersensitivitas plasma seminalis manusia (HSP).  

Hasil pemeriksaan fakta TEMPO menunjukkan bahwa klaim sperma meninggalkan DNA pada tubuh perempuan adalahkeliru. Klaim soal menelan sperma dapat menyebabkan area hidung, belakang mata, dan telinga tersumbat,juga keliru. 

Rujukan

https://www.facebook.com/kiatjaya.sentosa/posts/pfbid0Myuw4U5DAuo2njzzeymdZkJUS2u25ypSNZC5k9ew9VAgzt8EXqxY5mukRWfe5MbEl

https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1383574221000363

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4989712/

https://www.healthline.com/health/healthy-sex/swallowing-semen#takeaway mailto:[email protected]

*)artikel ini direpublikasi dari Cek Fakta.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Informasi Palsu

Artikel Lainnya

[Hoaks] Exit Poll Hasil Pemilu Luar Negeri

(Hoax) BB Glow Treatment dapat Membuat Wajah Perempuan Lebih Putih Tanpa Skincare

Hoaks! Gojek bagikan THR

Hoaks! Gojek bagikan THR ke mitra ojek daring sebesar Rp1,8 juta

Leave a Comment