Home » News » Mansplaining dan Dampaknya Terhadap Perempuan

Mansplaining dan Dampaknya Terhadap Perempuan

Cindy Hiong

News

Bincangperempuan.com-   Mansplaining merupakan fenomena yang telah menjadi topik pembicaraan hangat dalam konteks kesetaraan gender. Istilah ini merujuk pada kecenderungan dimana laki-laki memberikan penjelasan yang cenderung merendahkan atau meremehkan pada perempuan, alias sotoy , termasuk tentang topik-topik di mana perempuan memiliki pengetahuan lebih banyak. 

Mansplaining merupakan gabungan dua kata, yaitu “man” dan “explaining”. Istilah ini pertama kali muncul sebagai tanggapan terhadap pola perilaku di mana laki-laki memberikan penjelasan secara tidak perlu kepada perempuan, dengan anggapan bahwa laki-laki memiliki pengetahuan yang lebih baik atau lebih benar. Ini seringkali terjadi dalam konteks di mana perempuan sudah memiliki pengetahuan yang cukup atau bahkan lebih banyak tentang topik yang dibahas.

Dilansir dari Dokter Sehat, istilah mansplaining pertama kali diungkapkan Rebecca Solnit pada tahun 2008 dalam esai otobiografinya yang berjudul “Men Explain Things to Me”. Dimana inti dari esai tersebut mengungkap perilaku seorang laki-laki yang berasumsi bahwa dirinya lebih tahu banyak daripada perempuan tentang suatu topik, padahal kenyataannya sebaliknya.

Baca juga: Benarkah Perempuan Cerdas Kerap Melajang? Ini Faktanya!

Ciri-ciri mansplaining

Mansplaining dapat terjadi dalam berbagai situasi, termasuk di tempat kerja, dalam hubungan pribadi, atau bahkan dalam percakapan sehari-hari. Hal ini menciptakan dinamika kuasa yang merugikan, di mana laki-laki menganggap diri mereka sebagai otoritas dan merendahkan pengetahuan atau pengalaman perempuan.

Beberapa ciri-ciri mansplaining yang bisa diamati antara lain:

Senang mendominasi percakapan

Seorang laki-laki cenderung mendominasi percakapan atau diskusi, terlihat dari cara berbicaranya yang terkesan keras dan memperlihatkan dominasinya. Mansplainer juga tidak memiliki minat untuk bertanya, tidak merasa penasaran terhadap sesuatu, tetapi selalu berusaha menjawab pertanyaan.

Mengabaikan lawan bicara perempuan 

Selain ucapan, mansplaining juga dapat terlihat dari gestur atau respons yang diberikan. Seorang mansplainer kemungkinan besar akan mengabaikan apa yang seorang perempuan sampaikan, sekalipun perempuan tersebut mungkin lebih memahami topik yang sedang dibicarakan.

Nada bicara yang terkesan merendahkan

Mansplainer biasanya menggunakan nada bicara yang cenderung meremehkan atau merendahkan perempuan. Perilaku ini membuat laki-laki akan meringkas kalimat atau ide orang lain semaunya, tanpa membiarkan orang tersebut menjelaskan apa maksud dari perkataannya. 

Dampak masplaining

Mansplaining memiliki dampak signifikan terhadap perempuan, baik secara pribadi maupun dalam konteks masyarakat. Perempuan bisa merasa malu, tidak berharga, sakit hati, atau bahkan memiliki rasa bersalah yang tinggi karena kerap kali mendapatkan perlakuan kasar dari para mansplainer. Pada gilirannya, kepercayaan diri perempuan akan berkurang. Jika dibiarkan berlarut-larut, kondisi ini dapat mengganggu kesehatan mentalnya. 

Selain itu, mansplaining juga dapat memperkuat ketidaksetaraan gender dan menghambat kemajuan perempuan dalam dunia kerja atau lingkungan sosial. Ketika laki-laki merasa lebih pintar daripada perempuan, mereka cenderung tidak mendengarkan atau mengabaikan pandangan perempuan. 

Beberapa dampak utama masplaining, diantaranya 

Merendahkan kepercayaan diri perempuan

Salah satu dampak paling nyata dari mansplaining adalah merendahkan kepercayaan diri perempuan. Ketika perempuan terus-menerus dihadapkan dengan penjelasan yang meremehkan dari pria, hal ini dapat membuat perempuan merasa bahwa kontribusi dan pengetahuannya tidak dihargai.

Perpetuasi ketidaksetaraan gender

Mansplaining dapat menjadi salah satu alat yang memperkuat ketidaksetaraan gender. Saat pria secara sistematis dianggap sebagai otoritas dan perempuan diabaikan, ini menciptakan lingkungan di mana perempuan sulit untuk diakui dan dihargai atas kontribusi mereka.

Penghambatan partisipasi perempuan

Dalam konteks profesional dan akademis, mansplaining dapat menghambat partisipasi perempuan. Mereka mungkin merasa tidak diundang atau dihargai dalam diskusi atau proyek karena dianggap kurang berpengetahuan.

Pertahanan stereotip gender

Mansplaining juga dapat mempertahankan stereotip gender yang merugikan. Mengasumsikan bahwa laki-laki lebih berpengetahuan, kita tidak hanya menilai individual berdasarkan kemampuan mereka, tetapi juga memperkuat pandangan bahwa pria secara inheren lebih kompeten daripada perempuan.

Baca juga: Bincang Perempuan, Terpilih Mengikuti Training Advance AMSI Didukung Internews-USAID MEDIA

Upaya Mengatasi Mansplaining

Mengatasi mansplaining membutuhkan upaya bersama dari masyarakat. Beberapa langkah yang dapat diambil termasuk diantaranya memberikan pendidikan kesadaran gender, melalui pendidikan kesadaran gender dapat membantu menghilangkan stereotip dan mengajarkan orang-orang tentang pentingnya mendengarkan dan menghargai kontribusi semua individu, tanpa memandang jenis kelamin.

Selain itu mendorong pengembangan keterampilan komunikasi yang efektif dapat membantu mencegah mansplaining. Semakin individu mampu mendengarkan dengan empati dan menghargai perspektif orang lain, semakin kecil kemungkinan mereka untuk mansplain.

Pemberdayaan perempuan di tempat kerja melalui kebijakan yang mendukung kesetaraan gender dapat membantu mengatasi mansplaining. Membangun lingkungan yang mendukung dan menghargai kontribusi semua anggota tim adalah langkah penting.

Mansplaining bukan hanya sekadar fenomena sehari-hari, tetapi juga mencerminkan ketidaksetaraan gender yang lebih besar dalam masyarakat. Penting bagi semua orang untuk lebih peka terhadap perilaku mansplaining dan berupaya menciptakan lingkungan yang menghargai kontribusi dan pandangan setiap individu, tanpa memandang jenis kelamin. Semua pihak perlu membangun kesadaran dan mengedukasi agar tindakan merendahkan tidak lagi menjadi norma dan dampak negatifnya dapat diminimalisir. 

Sumber : 

  • Mengenal Mansplaining dan Dampaknya pada Kesehatan Mental Wanita dalam Dokter Sehat.com 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Artikel Lainnya

Yayasan PUPA Bengkulu

Yayasan PUPA Bengkulu, Gerakan Perempuan Untuk Perempuan

Sedekah Pohon untuk Bumi, Kesadaran Perempuan untuk Memperbaiki Lingkungan Hidup dan Hutan

Trauma dan Derita Ibu Hamil yang Melahirkan di Gaza

Trauma dan Derita Ibu Hamil yang Melahirkan di Gaza

Leave a Comment