Bincangperempuan.com– “Menjaga dan mempromosikan kekayaan warisan budaya sebuah daerah sudah menjadi tanggungjawab generasi muda”. Hal ini disampaikan Nandina Putri saat menerima kunjungan reporter Bincang Perempuan beberapa waktu lalu.
Sebagai anak muda Bengkulu yang menyandang predikat Puteri Kebudayaan Provinsi Bengkulu tahun 2022, Nandina membagikan pengalaman dan pandangannya tentang peran anak muda dalam memelihara kekayaan budaya Bengkulu.
Nandina mengakui mengajak anak muda Bengkulu untuk ikut melestarikan budaya menjadi tantangan besar. Pasalnya minat terhadap warisan budaya rendah, budaya lokal dianggap kuno dan tidak menarik.
“Hal ini yang kita sayangkan, dan ini menjadi tantangan bersama untuk mengubah paradigma tersebut.
Padahal, lanjut Nandina, Bengkulu memiliki beragam potensi budaya yang perlu dilestarikan sebagai ciri khas Bengkulu. Seperti kesenian Barong Landong yang mirip dengan Ondel-Ondel dari Jakarta.
Diketahui, barong berarti orang-orangan, dan landong berarti besar dan tinggi. Namun ada perbedaan baik dari segi historis, bahan dan cara pembuatan serta alat pengiring dalam pertunjukan. Ondel-ondel biasanya diiringi oleh tanjidor, sedangkan Barong Landong diiringi oleh Rebana, Gendang panjang, Kulintang dan serunai.
Baca juga: Melihat Aktivitas Kelompok Perempuan Peduli Lingkungan (KPPL) Maju Bersama
Barong Landong merupakan sejenis alat permainan yang berbentuk manusia raksasa. Alat permainan tersebut terbuat dari kerangka lukah/bubu penangkap ikan, diberi tangan dan kepala seperti manusia berparas lelaki dan perempuan, dan didandani seperti pengantin tradisional Bengkulu.
Barong Landong tersebut didandani memakai topi yang disebut singal dan pada zaman dulu mengenakan kain dompak yang bersulam benang emas. Saat ini kain tersebut sudah sulit dicari dan digantikan dengan kain besurek khas Bengkulu.
Barong Landong yang mempunyai berat masing-masing sekitar 15 kg dengan tinggi 250 cm sampai 275 cm dan lebar 100 cm. tersebut dimainkan dengan digerak-gerakkan oleh orang yang masuk di dalamnya dengan diiringi musik kulintang dan dol serta penari dengan jumlah keseluruhan pemain sekitar 10 orang.
Meski belum banyak masyarakat yang mengenal Barong Landong, namun pada akhir tahun 2020 Barong Landong Kota Bengkulu telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB).
“Di tingkat SMP untuk mengenalkan Barong Landong kami sempat menggelar perlombaan menghias barong landong untuk tingkat SMP, menciptakan buku cerita rakyat dan mengumpulkan resep kuliner khas Bengkulu,” imbuhnya.
Sejauh ini upaya konkret yang dilakukan Nandina dan rekan-rekannya yang tergabung dalam Ikatan Putera Puteri Kebudayaan Bengkulu (PPKB) adalah melakukan sosialisasi di sekolah-sekolah.
“Sesekali mengadakan seminar seperti workshop pembuatan detar, sebuah jenis kain tenun tradisional, serta menciptakan konten menarik di laman instagram resmi PPKB. Bahkan, ada kami juga mencoba merancang kostum untuk penugasan PPKB dengan desain modern namun tetap berbahan utama kain besurek,” paparnya.
Bergabung dalam PPKB, Nandina mengaku mendapatkan banyak pengalaman berharga. Tidak hanya memperluas jejaring sosialnya, tetapi juga memperdalam pemahaman akan budaya Bengkulu. Sehingga ia memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan budaya yang sebelumnya tak pernah ia ikuti. ,
“Ini bukan sekadar kebanggaan pribadi, tetapi juga sebuah panggilan untuk berperan aktif dalam melestarikan dan mempromosikan kekayaan budaya daerah. Mulai dari bertambahnya wawasan sampai mendapatkan kesempatan tampil dalam beberapa ajang bergengsi. Semoga apa yang kami lakukan disini (PPKB,red) bisa menginspirasi anak Bengkulu lainnya,” paparnya.
Baca juga: Kartini di Sekitar Kita: Perjuangan Gia dan Lita Memaknai Kerja Domestik Perempuan
Putra Putri Kebudayaan Memanggil
Sementara itu, Ketua Pelaksana Pemilihan Putera Puteri Kebudayaan Bengkulu 2024, M Fahreza Alwahid mengatakan, PPKB bukan sekadar sebuah gelar prestisius, tetapi juga sebuah panggilan untuk generasi muda Bengkulu untuk mengeksplorasi dan mengembangkan minat serta bakat mereka dalam pengembangan budaya daerah. PPKB juga menjadi tempat di mana mereka dapat mengabdi untuk pelestarian, edukasi, dan promosi budaya Bengkulu.
Seleksi untuk pemilihan PPKB dilaksanakan setiap tahun. Ini menjadi kesempatan bagi anak muda Bengkulu yang siap mengabdikan diri mereka untuk budaya Bengkulu.
Dimulai pada tahun 2020, PPKB awalnya dipilih secara langsung untuk mewakili Provinsi Bengkulu dalam ajang nasional, Putera-Puteri Kebudayaan Indonesia. Kategori yang mereka wakili mencakup segala hal terkait dengan pelestarian, edukasi, dan promosi budaya Bengkulu.
Salah satu manfaat utama menjadi PPKB adalah kesempatan untuk terlibat langsung dalam bidang kebudayaan. Dengan mengembangkan program-program kerja yang bertujuan untuk edukasi dan pelestarian budaya Bengkulu, mereka tidak hanya menjadi bagian dari perubahan yang mereka inginkan, tetapi juga memberikan dampak yang nyata bagi masyarakat.
Fahreza menambahkan, selain memperdalam pemahaman tentang budaya Bengkulu, keuntungan bergabung dalam PPKB lainnya adalah bisa membangun jaringan yang luas dan belajar mengembangkan diri.
“Menjadi Putera-Puteri Kebudayaan Bengkulu bukan hanya sebuah kehormatan semata, tetapi juga sebuah panggilan untuk berkontribusi secara nyata dalam melestarikan dan mempromosikan budaya daerah. Melalui semangat dan dedikasi mereka, diharapkan generasi muda Bengkulu akan terus menjadi pelopor dalam menjaga warisan budaya yang kaya dan berharga bagi bangsa ini,” pungkasnya.