Home » Kesehatan Reproduksi » Sindrom MRKH: Kondisi Perempuan yang Lahir Tanpa Rahim

Sindrom MRKH: Kondisi Perempuan yang Lahir Tanpa Rahim

Sindrom Tanpa Rahim

Bincangperempuan.com- Pernahkah kamu mendengar tentang sindrom MRKH? Sindrom ini merupakan kelainan bawaan lahir dimana perempuan tidak memiliki rahim selayaknya perempuan pada umumnya. Sindrom ini masih dianggap tabu bagi kebanyakan perempuan di dunia. Padahal penelitian yang dilakukan oleh National Institute of Health menemukan satu dari 4.500 perempuan memiliki sindrom MRKH. Untuk lebih jelasnya, yuk cari tahu tentang sindrom MRKH!

Apa itu sindrom MRKH?

Mayer Rokitansky Küster Hauser adalah kelainan bawaan yang diderita oleh perempuan. Sindrom ini menyebabkan perempuan terlahir tanpa memiliki rahim selayaknya perempuan pada umumnya. Kondisi ini menyebabkan sistem reproduksi perempuan tidak berkembang sepenuhnya atau tidak berkembang sama sekali. Akibatnya perempuan yang menderita sindrom MRKH tidak mengalami menstruasi.

Meskipun demikian, perempuan yang memiliki sindrom MRKH masih memiliki ovarium, sel telur, dan hormon seks yang normal, hanya saja mereka tidak dapat hamil. Selain itu, sindrom ini menyebabkan perempuan hanya memiliki sepertiga dari panjang vagina yang perempuan normal. Pada kondisi tertentu, sindrom ini menyebabkan ginjal dan tulang belakang tidak dapat terbentuk dengan baik. Ironinya, kebanyakan perempuan yang mengalami sindrom ini baru menyadari setelah memasuki masa pubertas.

Terdapat dua tipe sindrom MRKH yang diderita oleh perempuan. Pada tipe pertama, perempuan tetap memiliki saluran tuba dan ovarium yang normal tetapi tidak memiliki vagina bagian atas, rahim, dan leher rahim. Meskipun demikian, organ lainnya masih berfungsi dengan normal. Sementara itu, tipe kedua menyebabkan perempuan mengalami penyumbatan di vagina bagia atas, rahim, leher rahim, saluran tuba, ovarium, ginjal, dan organ lainnya.

Kebanyakan orang akan berpikir jika perempuan yang memiliki sindrom MRKH tidak dapat memiliki anak. Faktanya, mereka tetap dapat anak selama indung telur berfungsi dengan normal. Biasanya, sel telur dapat dibuahi dengan sperma melalui perawatan fertilisasi in vitro (IVF). Selanjutnya, sel telur akan dipindahkan ke ibu pengganti hingga proses kelahiran terjadi.

Baca juga: Pembalut dan Pentyliner, Apa Bedanya?

Penyebab Sindrom MRKH

Kondisi ini menjadi pertanyaan besar bagi para perempuan. Selain karena dianggap sebagai kondisi yang langka, sindrom ini menimbulkan ketakutan dan tekanan bagi perempuan. Lantas apa penyebab dari sindrom MRKH?

Hingga saat ini, para peneliti belum menemukan penyebab yang pasti munculnya sindrom MRKH pada beberapa perempuan. Meskipun demikian, mereka menyatakan bahwa masalah pada kromosom dan genetik dapat mendorong munculnya sindrom ini. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh National Institute of Health menemukan bahwa saluran Müllerian tidak berkembang dengan sempurna pada perempuan yang memiliki sindrom MRKH. Akibatnya, komponen yang membentuk sistem reproduksi sperti rahim, leher rahim, dan bagian atas vagina tidak berfungsi. Selain itu, beberapa penelitian menyatakan bahwa lingkungan turut berperan dalam sindrom MRKH yang dialami oleh perempuan.

Gejala Sindrom MRKH

Sindrom MRKH memiliki gejala yang bervariasi tergantung pada jenis yang diderita. Gejala paling umum ditandai dengan perempuan tidak mengalami menstruasi (amenore) sampai usia 16 tahun. Kondisi ini disebabkan oleh tidak berkembangnya vagina dan rahim selayaknya perempuan pada umumnya. Meskipun demikian, perempuan yang memiliki sindrom ini tetap mengalami gejala menstruasi seperti perubahan suasana hati dan kembung tanpa adanya pendarahan.

Perempuan yang memiliki sindrom ini tetap mengalami pertumbuhan payudara dan tumbuh rambut di area tertentu. Akan tetapi, mereka akan mengalami kesulitan dan nyeri di area vagina saat pertama kali melakukan hubungan seksual. Hal ini didorong oleh kondisi dinding vagina yang lebih tipis dan sempit dibandingankan vagina pada umumnya.

Pada perempuan yang menderita sindrom MRKH tipe kedua, mereka akan mengalami gejala yang sama. Perbedaannya terletak pada munculnya komplikasi ginjal atau hilangnya salah satu ginjal, gangguan pada tulang belakang, gangguan pendengaran, dan komplikasi di hati.

Bagaimana mendiagnosis sindrom MRKH?

Jika kamu tidak mengalami menstruasi hingga usia 16 tahun, cobalah untuk melakukan pemeriksaan di layanan kesehatan terdekat. Biasanya, penyedia layanan kesehatan akan melakukan pemeriksaan fisik. Mereka akan melakukan pengecekan pada area dalam vagina. Hal ini dilakukan untuk mengetahui vagina berukuran normal atau lebih pendek dari perempuan pada umumnya. Seperti yang kita ketahui, vagina yang lebih pendek menjadi ciri khas dari sindrom MRKH.

Selain melakukan pengecekan ukuran vagina, layanan kesehatan akan melakukan USG untuk memastikan apakah sindrom ini telah kondisi rahim, saluran tuba, ginjal, dan organ lainnya. Selain itu, mereka akan melakukan tes darah untuk memerikasa kadar hormon pada perempuan.

Baca juga: Women Support Women : Membangun Empowerment Perempuan

Pengobatan untuk Mengatasi Sindrom MRKH

Pengobatan yang dilakukan untuk mengatasi sindrom MRKH tergantung pada gejala dan tujuannya. Dilansir dari Penn Medicine, pengobatan dapat dilakukan dengan metode bedah dan non-bedah termasuk transplantasi rahim, vaginoplasti, dan dilatator vagina.

Transplantasi rahim

Transplantasi rahim telah membantu perempuan dengan sindrom MRKH dapat hamil dan melahirkan. Cara ini dilakukan dengan prosedur bedah besar yang melibatkan penempatan rahim donor ke dalam tubuh perempuan yang tidak memiliki rahim. Sayangnya, transplantasi rahim tidak tersedia secara luas meskipun menjadi salah satu pengobatan yang menjanjikan.

Vaginoplasti

Vaginoplasti merupakan pembuatan vagina melalui prosedur pembedahan. Dokter bedah akan melakukan cangkok kulit di bokong atau sebagian usus. Setelah pembedahan berhasil, perempuan akan menggunakan dilator dan pelumas buatan selama berhubungan untuk membantu mempertahankan fungsi vagina.

Dilatator vagina

Dilatator vagina merupakan metode pengobatan untuk membantu meregangkan vagina. Dilatator ini terbuat dari silikon atau plastik dengan ukuran yang bervariasi. Alat yang digunakan berbentuk tabung yang menyerupai penis agar dapat merengangkan dan melebarkan bagian dalam vagina. Untuk melakukan pengobatan ini, lakukan konsultasi dengan dokter agar mendapatkan dilator vagina yang sesuai dengan kondisi kamu.(**)

Sumber:

  • Olivia Petter, 2018. “MRKH syndrome: The rare condition that leaves women born without a womb”, dalam INDEPENDENT
  • Penn Medicine Team, -. “Mayer-Rokitansky-Küster-Hauser (MRKH) Syndrome”, dalam Penn Medicine

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

kesehatan reproduksi, kesehatan reproduksi perempuan, sindrom tanpa rahim

Artikel Lainnya

Vaginismus, Rasa Sakit Ketika Berhubungan Seksual

Bolehkan Berhubungan Intim Saat Menstruasi  (1)

Bolehkan Berhubungan Intim Saat Menstruasi? 

Persistent Genital Arousal Disorder

Mengenal Persistent Genital Arousal Disorder

Leave a Comment