Home » Ibu dan Anak » Media Sosial Bagi Anak Dibawah Umur, Bagaimana Peran Orang Tua?

Media Sosial Bagi Anak Dibawah Umur, Bagaimana Peran Orang Tua?

Yuni Camelia Putri

Ibu dan Anak

Bincangperempuan.com- Media sosial menjadi pilihan bagi berbagai kalangan usia saat menikmati waktu luangnya. Media sosial menyajikan gosip hangat atau video- video singkat yang menggemaskan. Tanpa disadari bisa membuat kita menghabiskan waktu berjam-jam berkelana disana. Akan tetapi, apakah kebiasaan ini sehat dan aman bagi anak-anak?

Pertanyaan ini timbul dipikiran sebagian besar orang tua ketika mengizinkan anak-anak mereka menggunakan media sosial. Sulit untuk mencegah anak menggunakan media sosial karena tingginya rasa penasaran yang dimiliki oleh mereka. Hal ini menuntut para orang tua untuk lebih berhati-hati dalam mengedukasi anak tentang media sosial.

Meskipun sebagian besar aplikasi media sosial mengharuskan pengguna berusia minimal 13 tahun, survei yang dilakukan oleh National Poll on Children’s Health mengungkapkan bahwa orang tua di Amerika Serikat mengatakan jika 50% anak berusia 10 hingga 12 tahun dan 33% anak berusia 7 hingga 9 tahun telah menggunakan media sosial. Kondisi ini mengharuskan para orang tua untuk lebih teliti dalam mengontrol penggunaan media sosial pada anak termasuk konten yang disajikan.

Dr. Eshleman selaku dokter anak dan remaja di Cleveland Clinic Main Campus mengatakan bahwa media sosial menjadi ajang membandingkan diri sendiri dengan orang lain dan dapat diakses setiap waktu. Hal ini berpotensi dalam menyesatkan anak-anak karena tidak adanya batasan dalam mengakses tayangan di media sosial.

Baca juga: Pro dan Kontra, Fenomena Tube Girl 


Bahaya Media Sosial yang Mengintai Anak

Saat ini sulit untuk membatasi penggunaan media sosial pada anak. Media sosial seakan telah menjadi kebutuhan yang turut serta dalam tumbuh kembang anak. Meskipun demikian, penggunaan media sosial pada anak di bawah usia 13 tahun berpotensi mendapati bahaya seperti pelecehan seksual secara online.

Selain pelecehan seksual secara online, terdapat bahaya lainnya yang mengintai anak-anak di media sosial. Beberapa bahaya yang mengintai penggunaan media sosial dibawah umur, seperti:

1. Membangun pemikiran negatif

Media sosial merupakan platfrom yang luas dan tanpa batas dalam mengakses dan menanyangkan informasi yang diinginkan. Oleh sebab itu, anak-anak dapat mengakses konten negatif yang mempengaruhi pola pikir mereka.

2. Cyber bullying

Aksi cyber bullying menjadi bahaya yang sering dialami oleh pengguna media sosial terutama anak dibawah umur. Pada kasus anak dibawah umur,  cyber bullying menimbulkan ketakutan, rasa malu, dan trauma pada anak yang berujung pada depresi. Ironinya, masih sedikit orang tua yang menyadari bahwa aksi ini berdampak buruk bagi kehidupan anaknya.

3. Anak menjadi kurang produktif

Media sosial dapat menyebabkan kecanduan yang menganggu aktivitas sehari-hari. Penggunaan yang berlebihan dapat menimbulkan kecanduan dan menghambat produktivitas anak. Hal ini akan berdampak buruk bagi kesehatan fisik dan mentalnya.

4. Mengurangi kemampuan hubungan interpersonal

Anak yang menggunakan media sosial secara berlebihan cenderung menolak untuk berinteraksi dengan anak lainnya. Hal ini telah lama dibahas mengingat kehadiran ponsel juga menghasilkan efek yang sama. Media sosial telah merusak hubungan dan komunikasi antar anak karena kecanduan media sosial. Pada akhirnya, anak akan merasa sulit untuk berinteraksi dan beradaptasi dengan lingkungan di sekitarnya.

5. Merusak kepercayaan diri

Media sosial menjadi ajang yang membandingkan kehidupan manusia dengan manusia lainnya. Sama halnya dengan pengguna media sosial lainnya, anak-anak tergabung didalamnya akan merasa tidak percaya diri karena konten yang dilihatnya. Mereka akan terus membandingkan dirinya dengan seseorang yang dilihatnya di media sosial sehingga menimbulkan rasa tidak percaya diri secara berlebihan.

Baca juga: Susilawati, Perempuan Penyintas Konflik Agraria di Jambi


Bagaimana menciptakan ruang aman bagi anak di media sosial?

Media sosial dapat membantu dan merugikan pertumbuhan anak. Dalam konteks negatif, media sosial dapat menyebabkan pelecehan seksual secara online, kecanduan, dan mengurangi produktivitas anak.  Sementara dalam konteks positif, media sosial dapat membantu anak dalam berkomunikasi dan mencari pengetahuan baru. Meskipun demikian, penggunaan media sosial bukanlah solusi terbaik dimasa pertumbuhan anak.

Tentu saja orang tua dapat membiarkan anak-anak mereka menggunakan media sosial dan berinteraksi dengan orang-orang secara online. Akan tetapi, perlu diingat bahwa media sosial bukanlah ruang yang aman bagi anak. Lantas, bagaimana orang tua dapat menciptakan ruang yang aman bagi anak di media sosial?

1. Komunikasikan dengan anak

Meskipun terdengar sepele, berbicara dengan anak tentang interaksi dan bahaya di media sosial sangat penting dilakukan. Orang tua dapat mengedukasi anak-anak tentang berita palsu, kejahatan dunia maya, dan dampak yang dihasilkan. Cara ini digunakan agar anak lebih berhati-hati dalam menggunakan media sosial.

2. Batasi waktu penggunaan media sosial

Membatasi waktu penggunaan media sosial dapat mengurangi efek kecanduan pada anak. Dalam penerapannya, Amerika Academy of Pediatrics menyarankan penggunaan media sosial pada anak dilakukan selama dua jam per harinya. Hal ini juga bertujuan untuk memastikan anak tetap berinteraksi dengan anak lainnya dan mendapatkan aktivitas fisik secara normal.  

3. Memantau penggunaan media sosial

Cara ini dapat dilakukan sebagai upaya tambahan setelah membatasi jam penggunaan media sosial pada anak. Orang tua dapat memasang aplikasi tambahan atau transfer data untuk memantau penggunaan media sosial pada anak. Hal ini ditujukkan agar anak tetap mengakses konten yang layak.

4. Memberikan contoh yang baik pada anak

Ada ungkapan bahwa anak akan mengikuti orang tua dan apa yang dilihatnya. Hal ini turut berlaku dalam kasus penggunaan media sosial pada anak. Orang tua dapat mempraktikkan penggunaan media sosial yang aman dan baik di depan anak agar lebih mudah dipahami.(**)

Sumber:

  • Cleveland Clinic Team, 2021. “Effects of Social Media on Children”, dalam Cleveland Clinic
  • Gwenn Schurgin O’Keeffe, 2011. “The Impact of Social Media on Children, Adolescents, and Families”, dalam PEDIATRICS
  • Pragya Bhargavi, MSc, Bed, 2023. “The Impact Of Social Media On Children: Positive & Negative’, dalam Mom Junction

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

media sosial dan peran orang tua, pengaruh media sosial pada anak

Artikel Lainnya

Sindrom Baby Blues

BKKBN: 57% Ibu di Indonesia Alami Gejala Baby Blues

1 dari 3 anak di dunia terpapar racun timbel

1 dari 3 Anak di Dunia Terpapar Racun Timbel

Mengandung dan melahirkan

Mengandung dan Melahirkan: Dua Gambaran Kekuatan Perempuan

Leave a Comment