Home » News » Pro dan Kontra, Fenomena Tube Girl 

Pro dan Kontra, Fenomena Tube Girl 

Yuni Camelia Putri

News

Tren Tube Girl

Bincangperempuan.com- Perempuan merupakan salah satu kelompok rentan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk ekonomi. Perempuan juga sering kali menjadi sasaran kritik masyarakat ketika mencoba untuk mengekspresikan dirinya. Sehingga penting untuk mendukung dan memberdayakan perempuan agar mereka dapat memiliki kesempatan yang sama dalam mengembangkan potensi dan berkontribusi dalam pembangunan ekonomi. Salah satu tren yang dapat digunakan untuk mendukung dan memberdayakan perempuan adalah fenomena Tube Girl.

Tube Girl merupakan bentuk keberanian seorang perempuan untuk berekspresi di tengah keramaian. Belakangan tren ini populer di media sosial terutama TikTok. Alhasil banyak diikuti oleh perempuan, mereka menari dan merekam tarian di ruang publik seperti kereta api atau di tengah kerumunan masyarakat.

Tube Girl pertama kali dipopulerkan oleh seorang content creator asal London, Sabrina Bahsoon. Ia mengunggah video tarian dan posenya di kereta bawah tanah. Sabrina merupakan seorang mahasiswa hukum asal Malaysia yang berkuliah di Universitas Durham. Video Tube Girl yang dipostingnya ditonton lebih dari 10 juta orang di TikTok dan diikuti oleh banyak perempuan di dunia. Sejak saat itu, Sabrina dijuluki sebagai Tube Girl. Meskipun memberikan dukungan untuk lebih percaya diri kepada banyak perempuan, Sabrina mengatakan bahwa ia berulang kali menanyakan apakah ia harus memposting video tersebut.

Baca juga: Ancaman Krisis Iklim, Bagaimana Nasib Perempuan Adat?

Dukungan untuk perempuan 

Tube Girl yang diperkenalkan oleh Sabrina menularkan kepercayaan diri pada orang-orang di seluruh dunia untuk melakukan hal yang sama. Tren ini telah memberikan kebebasan bagi perempuan untuk mengekspresikan dirinya tanpa memikirkan norma sosial dan sekedar bersenang-senang di ruang publik. 

Tren ini juga mengajak perempuan untuk mencintai diri sendiri dan berani untuk tampil dan mengabaikan perkataan buruk dari orang lain. Hal ini akan mendorong perempuan untuk hidup dengan lebih positif, menghargai dan merasakan diri sendiri selama melakukan perjalanan atau berada ditengah keramaian.

Sebuah wawancara yang dilakukan oleh NBC News terhadap perempuan di Amerika Serikat terkait tren Tube Girl menemukan banyak reaksi positif dari perempuan disana. Tren ini memberikan banyak energi bagi para perempuan untuk tampil dengan percaya diri. Menurut Nicole McNichols selaku dosen di Universitas Washington, tren Tube Girl telah memberdayakan banyak perempuan untuk merasa lebih bahagia dan kompeten.

Baginya, tren ini memudahkannya untuk mengajarkan tentang seksualitas manusia kepada mahasiswanya. Tren ini telah membantu perempuan secara ekonomi sebagai sarana untuk membangun bisnis atau mendapatkan pekerjaan yang layak. Selain itu, Sabrina berpendapat bahwa tren Tube Girl mengajak para perempuan untuk berhenti mendengarkan pendapat orang lain agar dapat memiliki tujuan hidup yang jelas.

Baca juga: Rita Wati, Inspirasi Perempuan yang Memperjuangkan Hak Atas Hutan

Kritik terhadap Tube Girl

Tube Girl membantu banyak perempuan untuk tampil percaya diri diruang publik. Meskipun demikian, tren ini menerima banyak kritik dari banyak pihak. Seperti perilaku pantas yang seharusnya diterapkan di ruang publik justru dilanggar oleh sebagian perempuan yang berpartisipasi di tren ini. Ada pula yang menyatakan dukungan namun menganggap aksi merekam diri sendiri melanggar kenyaman penumpang lainnya. 

Selain itu, tren ini menimbulkan kekhawatiran publik terhadap perempuan yang berkaitan dengan perilaku, privasi dan norma-norma sosial yang seharusnya tetap dipertahankan.

Beberapa video tren Tube Girl telah melanggar privasi penumpang lainnya. Kondisi ini seolah menjadi sangat umum dilakukan oleh orang-orang yang tidak memperhatikan kenyamanan orang lain diatas kepentingan pribadinya.

Sebagian masyarakat berpendapat bahwa Tube Girl telah mencerminkan gagalnya pendidikan norma dan ekspektasi masyarakat. Terakhir, kritik ini dilontarkan karena sebagian besar perempuan yang mengikuti tren ini memiliki bentuk tubuh yang sama sehingga muncul rasa insecure dari perempuan lainnya. Hal ini menjadi catatan pembelajaran untuk menghilangkan beauty standar yang tidak masuk akal.

Sumber:

  • Angela Yang, 2023. “‘Tube Girl’ inspires unapologetic self-expression among women on TikTok”, dalam nbc news
  • Dane Revira, 2023. “The Tube Girl TikTok Phenomenon Explained, And Our Favorite Takes On The Trend”, dalam UPROXX
  • Maham Javaid, 2023. “The Tube Girl is selling confidence — and her audience is lining up”, dalam The Washington Pos
  • Odeya Pinkus, 2023. “TikTok’s ‘Tube Girl’ wants you to dance as if no one is watching, like she does”, dalam today.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Artikel Lainnya

Policy Brief : Perempuan Adat Menghadapi Perubahan Iklim di Provinsi Bengkulu

Policy Brief: Perempuan Adat Menghadapi Perubahan Iklim di Provinsi Bengkulu

Benarkah Perempuan Cerdas Kerap Melajang? Ini Faktanya!

Menguatkan Perempuan Mencapai Indonesia Emas 2045

Menguatkan Perempuan Mencapai Indonesia Emas 2045

Leave a Comment