Bincangperempuan.com- Ghosting menjadi fenomena yang muncul di era dating apps saat ini. Istilah ini merujuk pada pemutusan hubungan atau kontak secara tiba-tiba dengan seseorang tanpa memberikan penjelasan apa pun kepada orang tersebut. Dengan kata lain, orang ini akan “lenyap” seolah-olah mereka adalah hantu.
Istilah ini pertama kali muncul di tahun 2015 di Amerika Serikat. Bagi kebanyakan orang, ghosting merupakan bentuk sikap buruk yang telah menganggu kehidupan. Biasanya, ghosting dilakukan dengan tidak membalas pesan dari seseorang yang belum pernah ditemui, memutuskan kontak dengan seseorang yang pernah dikencani atau menolak untuk berbicara melalui telepon tanpa alasan yang jelas. Perilaku ini dapat dilakukan oleh siapa saja termasuk pasangan yang telah kamu kenal lama.
Loren Soeiro, Ph.D. ABPP selaku psikolog menemukan jika ghosting menjadi alternatif paling umum untuk menghindari orang yang sudah tidak diminati. Ghosting menjadi respon praktis dalam permasalahan cinta yang dinilai mulai membosankan. Beberapa pasiennya mengatakan bahwa ghosting menjadi cara yang elegan ketika tidak adanya hubungan pribadi yang kuat antara pelaku dan orang yang dikencaninya. Kondisi ini memudahkan mereka untuk berhenti merespon pesan-pesan dari pasangannya.
Ghosting menjadi bentuk dari tindakan yang tidak bermoral yang didasari oleh penolakan untuk mengakui kesalahan sendiri. Para pelaku ghosting biasanya akan meyakinkan dirinya tentang tindakan ghosting yang dianggap tidak bermasalah. Pada akhirnya, tindakan ini tidak lebih dari perilaku egois dan tidak bermoral yang mulai dinormalisasikan.
Baca juga: Serba Serbi tentang Bra yang Harus Diketahui
Ciri-ciri Ghosting
B-Pers, kamu pasti tidak ingin menjadi korban ghosting, bukan? Selain membuatmu kepikiran, ghosting bisa menganggu aktivitas sehari-harimu lho! Nah untuk menghindarinya, kamu perlu mengenali ciri-ciri ghosting itu sendiri.
Kira-kira, apa aja sih ciri-ciri ghosting?
Dilansir dari Verywell Mind, ghosting biasanya akan dimulai dengan cara yang halus dan bertahap untuk meminimalisir kesadaran dari korban. Beberapa ciri-ciri awal dari pelaku ghosting, diantaranya:
- Sulit untuk membuat komitmen
- Menolak untuk mengenalkanmu pada temannya atau keluarga
- Menghilang atau membatasi akses ke media sosial pelaku
- Mulai jarang menanggapi pesan atau panggilan darimu
- Terlihat tidak tertarik dengan topik pembicaraanmu
- Selalu membatalkan rencana untuk bertemu
Dampak Ghosting
Pada dasarnya, ghosting memberikan banyak dampak negatif bagi korbannya. Penelitian yang dilakukan oleh Navarro R mendapati bahwa ghosting memberikan dampak buruk yang menganggu kesehatan mental dan kesejahteraan emosional seseorang.
Dalam penelitiannya, Navarro menemukan bahwa penolakan, rasa tidak percaya diri dan kebingungan yang berlebihan menjadi dampak negatif jangka pendek yang dirasakan oleh korban ghosting. Kondisi ini didorong karena kurangnya kejelasan akibat pemutusan komunikasi sepihak yang membuat korban sulit untuk memahami situasi yang ada.
Sementara itu, dampak jangka panjang yang dirasakan adalah perasaan tidak percaya diri yang berkembang menjadi depresi. Akibatnya, korban akan mengalami permasalahan dalam hubungan di masa depan. Ironinya, hal ini justru menimbulkan rasa penolakan terhadap diri sendiri dan perasaan rendah diri.
Pada dasarnya, ghosting menghadirkan situasi yang ambigu karena tidak adanya penjelasan lebih lanjut dari hubungan yang diakhiri. Hal ini membuat korban merasa bersalah, sedih, dan malu yang berkepanjangan. Meskipun demikian, fenomena ini terus berkembang menjadi “ghosting berantai” karena kebiasaan buruk untuk mengakhiri hubungan.
Baca juga:
Tips Mengatasi Ghosting
B-Pers, ghosting pasti menganggu kehidupan kamu banget, kan? Selain bikin kepikiran, ghosting bikin kamu selalu menyalahkan dirimu terus lho! Eits, hal ini nggak boleh bertahan lama, ya!
Untuk mengatasi dampak negatif dari ghosting, kamu bisa menerapkan beberapa tips berikut.
Berhentilah menyalahkan dirimu
Ketika di-ghosting, kamu akan berpikir jika hal ini menjadi kesalahanmu seutuhnya, kan? Padahal, seseorang dapat menghilang secara tiba-tiba untuk menciptakan rasa bersalah dan malu dalam diri korbannya. Hal yang perlu diingat bahwa ghosting merupakan urusan pelaku dan korban.
Untuk itu, berhentilah menyalahkan dirimu atas tindakan ghosting yang diterima. Cobalah untuk berpikir positif dan berkumpul dengan temanmu untuk mendapatkan dukungan. Selain itu, kamu dapat memberikan waktu istirahat bagi dirimu tanpa melihat ke masa lalu. Ingatlah bahwa kamu harus menghargai dirimu dan bersikap dewasa atas apa yang terjadi.
Lakukan perawatan diri
Alih-alih mencari tahu alasan dari ghosting, kamu dapat melakukan perawatan diri. Kamu dapat menghabiskan waktumu bersama teman dan keluarga dengan melakukan aktivitas yang menyenangkan seperti piknik, yoga, atau melakukan olahraga yang disukai.
Langkah ini dilakukan untuk mengalihkan pikiranmu dari stres yang diakibatkan oleh ghosting. Bagaimanapun, pelaku telah menunjukkan nilai moral yang buruk dalam menjalin hubungan yang sehat. Untuk itu, akan lebih baik jika kamu melakukan perawatan diri untuk menghibur dirimu.
Tentukan batasan
Memiliki hubungan baik dengan banyak orang memang dibutuhkan olehmu ya, B-Pers! Akan tetapi, apakah ini menandakan bahwa batasan tidak diperlukan dalam hubungan? Eits, tentu saja tidak!
Kamu dapat menentukan batasan dalam menjalin hubungan dengan orang baru untuk menghindari ghosting di masa depan ya, B-Pers! Mulailah untuk membuat batasan agar kamu tidak tenggelam lebih jauh ketika berhubungan dengan orang baru. Menetapkan batasan yang sehat untuk diri sendiri dapat menghindarimu dari ghosting di masa depan, lho!
Pelajari polanya
Pelaku ghosting biasanya akan melakukan pola yang sama terhadap korbannya. Untuk itu, kamu dapat mulai mencari tahu alasannya dengan mempelajari alasan atau latar belakang dari pelaku. Biasanya, pelaku ghosting memiliki pengalaman masa kecil yang buruk atau dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang tidak sehat. Mengindentifikasi pola-pola ini akan membantumu untuk terhindar dari perilaku ghosting yang ada.
Sumber:
- Barbara Field, 2024. “How to Cope When You’ve Been Ghosted”, dalam verywell mind
- Navarro R, Larrañaga E, Yubero S, Víllora B. Psychological Correlates of Ghosting and Breadcrumbing Experiences: A Preliminary Study among Adults. International Journal of Environmental Research and Public Health. 2020; 17(3):1116.
- Tracy S. Hutchinson, Ph.D., 2023. “8 Ways to Recover From Being Ghosted”, dalam Psychology Today
- Wendy Rose Gould, 2023. “What Is Ghosting?”, dalam verywell mind