Home » News » Penerapan Teknologi AI pada Industri Kecantikan

Penerapan Teknologi AI pada Industri Kecantikan

Cindy Hiong

News

Bincangperempuan.com-  Kurun lima tahun terakhir, teknologi Artificial Intelligence menunjukan pertumbuhan yang signifikan dalam industri kecantikan. Penggunaan teknologi AI memberikan kontribusi dalam memperkaya pengalaman belanja konsumen secara online. Termasuk meningkatkan interaksi antara konsumen dengan brand kecantikan. Serta membantu perusahaan untuk lebih inovatif dan efisien

Menurut The Business Research Company, pasar AI global di bidang kecantikan dan kosmetik diproyeksikan mencapai US$3,97 miliar dengan sekitar Rp59,153 triliun (jika 1 USD = 14,900 IDR) tahun 2024, dengan pertumbuhan pesat sekitar 19,5 persen hingga tahun 2028. Ini menunjukkan di masa depan, minat untuk menerapkan teknologi AI di industri kecantikan masih sangat besar.

Kehadiran teknologi AI dalam industri kecantikan diantaranya sebagai tempat konsultasi kecantikan yang lebih personal. Lewat algoritma pembelajaran mesin (machine learning), AI dapat menganalisis kondisi kulit, jenis rambut, dan preferensi pribadi konsumen untuk merekomendasikan produk yang paling sesuai.

Sejumlah brand kecantikan saat ini sudah mengunakan teknologi AI untuk mensimulasikan berbagai produk kecantikan langsung pada wajah pengguna melalui kamera ponsel mereka. Hal ini memungkinkan konsumen untuk “mencoba” produk sebelum membelinya, sehingga mengurangi risiko ketidakpuasan.

AI juga memainkan peran penting dalam meningkatkan efisiensi produksi dan distribusi produk kecantikan. Lewat teknologi AI, perusahaan dapat menganalisis data penjualan dan tren pasar secara real-time untuk memprediksi permintaan produk. Hal ini membantu mengurangi overstock atau stockout, sehingga perusahaan dapat mengelola persediaan mereka dengan lebih baik. Selain itu, AI dapat digunakan untuk mengotomatisasi proses produksi, yang tidak hanya mempercepat waktu produksi tetapi juga mengurangi biaya.

Industri kecantikan sangat bergantung dengan layanan pelanggan, AI membantu meningkatkan kualitas layanan tersebut. Chatbot yang didukung oleh AI dapat memberikan respon cepat dan akurat terhadap pertanyaan konsumen, 24/7. Selain itu, AI juga dapat digunakan untuk menganalisis feedback pelanggan dan memberikan wawasan berharga kepada perusahaan tentang bagaimana meningkatkan produk dan layanan mereka.

Analisis data yang canggih, AI membantu perusahaan kecantikan untuk lebih inovatif dalam menciptakan produk baru. AI dapat menganalisis tren di media sosial, ulasan produk, dan preferensi konsumen untuk mengidentifikasi bahan dan formula yang diminati pasar. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk merancang produk yang lebih relevan dan menarik bagi konsumen.

Penerapan teknologi AI dalam industri kecantikan membawa berbagai manfaat yang signifikan, mulai dari personalisasi produk hingga efisiensi produksi dan distribusi. Kemampuan AI untuk menganalisis data secara mendalam dan memberikan wawasan berharga, perusahaan kecantikan dapat lebih inovatif dan responsif terhadap kebutuhan konsumen. Teknologi ini tidak hanya menguntungkan perusahaan, tetapi juga memberikan pengalaman yang lebih baik bagi konsumen. Masa depan industri kecantikan dengan AI terlihat sangat menjanjikan, dan kita hanya bisa menantikan inovasi-inovasi menarik yang akan datang.

Baca juga: Film Sleep Call: Jerat Perempuan dalam Kemajuan Teknologi

Teknologi AI yang bisa digunakan

Ada berbagai jenis teknologi AI yang bisa digunakan dalam industri kecantikan untuk meningkatkan berbagai aspek, mulai dari personalisasi produk hingga layanan pelanggan. Berikut adalah beberapa contoh AI kecantikan yang populer dan inovatif

1. YouCam Makeup

YouCam Makeup adalah aplikasi kecantikan yang menggunakan teknologi AI dan AR (Augmented Reality) untuk memberikan pengalaman mencoba produk kecantikan secara virtual. Pengguna dapat mencoba berbagai riasan, warna lipstik, gaya rambut, dan produk kecantikan lainnya melalui kamera ponsel mereka. Aplikasi ini juga menawarkan analisis kulit yang memberikan rekomendasi produk berdasarkan kondisi kulit pengguna.

2. L’Oréal’s ModiFace

ModiFace, yang diakuisisi oleh L’Oréal, adalah salah satu pionir dalam teknologi AR dan AI untuk kecantikan. Teknologi ini memungkinkan pengguna untuk mencoba riasan, pewarna rambut, dan produk perawatan kulit secara virtual. Selain itu, ModiFace juga digunakan untuk analisis kulit dan memberikan rekomendasi produk yang sesuai.

3. Olay Skin Advisor

Olay Skin Advisor menggunakan teknologi AI untuk menganalisis kondisi kulit pengguna melalui selfie. Aplikasi ini kemudian memberikan skor kondisi kulit dan rekomendasi produk perawatan kulit yang sesuai. Lewat cara ini, pengguna dapat mengetahui kebutuhan kulit mereka dan mendapatkan saran perawatan yang lebih personal.

4. HiMirror

HiMirror adalah cermin pintar yang dilengkapi dengan teknologi AI untuk menganalisis kondisi kulit. Cermin ini dapat mendeteksi kerutan, bintik-bintik, pori-pori, dan kondisi kulit lainnya. Selain itu, HiMirror juga menyediakan rekomendasi produk dan tips perawatan kulit berdasarkan analisis tersebut.

5. Proven Skincare

Proven Skincare menggunakan AI untuk menciptakan produk perawatan kulit yang dipersonalisasi. Platform ini mengumpulkan data tentang jenis kulit, lingkungan, dan kebiasaan pengguna untuk merancang formula produk yang unik dan sesuai dengan kebutuhan individu. Teknologi AI di balik Proven Skincare menganalisis jutaan ulasan produk dan studi ilmiah untuk mengembangkan rekomendasi yang akurat.

6. Function of Beauty

Function of Beauty adalah perusahaan yang menggunakan AI untuk membuat produk perawatan rambut yang dipersonalisasi. Pengguna mengisi kuis online tentang jenis rambut, tujuan perawatan, dan preferensi mereka. Berdasarkan data ini, AI menciptakan formula shampoo, kondisioner, dan produk perawatan lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan spesifik pengguna.

7. Foreo UFO

Foreo UFO adalah alat perawatan kulit pintar yang menggunakan teknologi AI untuk mengoptimalkan rutinitas perawatan kulit. Alat ini menggabungkan terapi cahaya LED, krioterapi, termoterapi, dan pulsasi T-Sonic untuk memberikan perawatan wajah yang lebih efektif. Aplikasi Foreo yang terhubung dengan alat ini juga menyediakan panduan perawatan yang dipersonalisasi.

8. L’Oréal Perso

L’Oréal Perso adalah perangkat yang menggunakan teknologi AI untuk membuat produk perawatan kulit dan kosmetik yang dipersonalisasi di rumah. Pengguna mengisi informasi tentang kondisi kulit, preferensi warna, dan lingkungan mereka. Berdasarkan data ini, Perso menciptakan formula yang disesuaikan untuk setiap individu.

Teknologi-teknologi AI ini membawa perubahan signifikan dalam cara kita merawat kulit, memilih produk kecantikan, dan mendapatkan saran kecantikan. Dengan terus berkembangnya teknologi AI, kita bisa mengharapkan lebih banyak inovasi yang akan membuat pengalaman kecantikan semakin personal dan efektif di masa depan.

Baca juga: Ulas Konten Anak Lewat Screen Score

Dampak buruk teknologi AI

Meskipun teknologi AI membawa banyak manfaat dalam industri kecantikan, ada beberapa dampak buruk yang perlu diwaspadai, terutama bagi perempuan.

1. Standar Kecantikan yang Tidak Realistis

Teknologi AI, terutama yang berkaitan dengan filter dan aplikasi editing foto, bisa memperkuat standar kecantikan yang tidak realistis. Dengan aplikasi seperti YouCam Makeup atau ModiFace, pengguna dapat mengubah penampilan mereka secara drastis hanya dengan beberapa klik. Hal ini dapat menciptakan tekanan bagi perempuan untuk memenuhi standar kecantikan yang sebenarnya sulit atau bahkan tidak mungkin dicapai tanpa bantuan teknologi.

2. Penurunan Harga Diri

Kecenderungan untuk membandingkan diri dengan gambar-gambar yang sudah diedit atau hasil simulasi AI dapat menyebabkan penurunan harga diri. Perempuan mungkin merasa tidak cukup cantik atau tidak memenuhi standar kecantikan yang diciptakan oleh teknologi. Ini dapat mempengaruhi kesehatan mental dan emosional mereka, menyebabkan rasa tidak puas dengan penampilan alami mereka.

3. Privasi dan Keamanan Data

Penggunaan teknologi AI dalam aplikasi kecantikan sering kali memerlukan pengumpulan data pribadi, seperti foto wajah dan informasi kulit. Ada risiko bahwa data ini dapat disalahgunakan atau dicuri jika tidak dilindungi dengan baik. Pelanggaran privasi ini bisa berdampak buruk bagi perempuan, terutama jika data tersebut jatuh ke tangan yang salah.

4. Konsumerisme Berlebihan

Teknologi AI yang memberikan rekomendasi produk secara personal dapat mendorong konsumerisme berlebihan. Perempuan mungkin merasa terdorong untuk terus membeli produk baru yang direkomendasikan oleh aplikasi, meskipun mereka mungkin tidak benar-benar membutuhkannya. Hal ini bisa menyebabkan pemborosan uang dan berkontribusi pada masalah lingkungan karena meningkatnya limbah produk kecantikan.

5. Ketergantungan pada Teknologi

Semakin banyaknya aplikasi dan alat kecantikan yang menggunakan teknologi AI, ada risiko perempuan menjadi terlalu bergantung pada teknologi untuk merasa percaya diri. Ketergantungan ini dapat mengurangi kemampuan mereka untuk merawat dan mencintai diri sendiri tanpa bantuan teknologi, yang pada akhirnya bisa merusak kesejahteraan mental dan emosional mereka.

6. Pengaruh Negatif terhadap Persepsi Tubuh

Penggunaan teknologi AI yang dapat mengubah penampilan fisik secara instan bisa mempengaruhi persepsi tubuh perempuan. Mereka mungkin merasa perlu untuk mengubah penampilan mereka agar sesuai dengan versi yang telah diedit oleh AI, yang bisa menyebabkan gangguan makan atau perilaku tidak sehat lainnya dalam upaya mencapai “kecantikan ideal” tersebut.

7. Diskriminasi dan Bias Algoritma

Algoritma AI tidak selalu bebas dari bias. Ada kemungkinan bahwa teknologi ini bisa memperkuat stereotip dan diskriminasi yang ada dalam masyarakat. Misalnya, algoritma yang dilatih dengan data yang bias bisa lebih sering merekomendasikan produk atau layanan yang lebih cocok untuk jenis kulit tertentu, mengabaikan kebutuhan perempuan dengan latar belakang yang berbeda.

Meskipun teknologi AI dalam industri kecantikan menawarkan banyak manfaat, penting untuk menyadari dan mengatasi dampak buruk yang mungkin timbul. Perempuan harus didorong untuk menggunakan teknologi ini dengan bijaksana dan kritis, serta tetap menghargai dan merawat diri mereka sendiri secara alami. Perusahaan teknologi juga harus memastikan bahwa mereka melindungi privasi pengguna dan menghindari bias dalam algoritma mereka, untuk menciptakan pengalaman kecantikan yang lebih inklusif dan aman bagi semua orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Artikel Lainnya

Retno Agustina, Satu-satunya Rektor Perempuan

Retno Agustina, Satu-satunya Rektor Perempuan PTN di Sumatera

Perempuan Pulau Pari Mengeluh Sulitnya Menjaga Laut dan Pesisir

Perempuan Pulau Pari Mengeluh Sulitnya Menjaga Laut dan Pesisir

Keterlibatan Perempuan Gen Z dalam Perekonomian Nasional

Leave a Comment