Home » Kesehatan » Ibu dan Anak » Pentingnya Memberikan Mainan Netral Gender pada Si Kecil

Pentingnya Memberikan Mainan Netral Gender pada Si Kecil

Pentingnya Memberikan Mainan Netral Gender pada Si Kecil

Bincangperempuan.com-  Memberikan mainan kepada si kecil menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan sensoriknya. Mainan yang diberikan dapat membantu anak untuk lebih kreatif dan mengenal dunia disekitarnya. Akan tetapi, apakah bunda menyadari bahwa memberikan mainan juga dapat memperkuat stereotip gender pada Si Kecil? Loh kok bisa sih?

Bunda pasti sering memberikan mainan robot dan mobil-mobilan ke anak laki-laki atau boneka barbie dan mainan perhiasan ke anak perempuan, bukan? Pemberian mainan berdasarkan kategori gender inilah yang turut berperan dalam membangun stereotipe gender pada anak. Ingatlah bahwa permainan tidak hanya hiburan, melainkan cara untuk mengenalkan anak dengan sekitarnya. Untuk itu, pentingnya memberikan mainan anak tanpa kategori gender.

Ketika memperkenalkan permainan kepada si kecil tanpa membatasi streotip, Bunda akan memberikan Si Kecil kesempatan untuk mengeksplorasi minat dan bakatnya tanpa keterbatasan. Si Kecil dapat memiliki ruang yang lebih untuk tumbuh dan berkembang sesuai minatnya, tidak hanya sekedar ‘sesuai’ dengan jenis kelaminnya saja. Loh, bagaimana kalau anak jadi tomboy kalau tidak berikan mainan untuk perempuan? Duh, jadi takut anak laki-laki justru suka barbie kalau kayak gitu!

Eits, tenang dulu ya, Bun! Memberikan mainan tanpa kategori gender tidak akan merugikan anak dan memiliki banyak manfaat selain penjelasan diatas, lho! Yuk, kepoin penjelasannya sampai habis!

Apa yang terjadi jika mainan anak selalui dibatasi streotip gender?

Memberikan mainan tanpa kategori gender masih terdengar asing di telinga Bunda, kan? Pemikiran ini sudah diturunkan sejak zaman nenek moyang kita. Barang kali, bunda pernah mendengar jika anak perempuan tidak boleh diberikan bola atau robot agar tidak kehilangan sifat femininnya. Begitu juga dengan anak laki-laki yang dilarang untuk memainkan boneka agar tidak bersikap lemah lembut selayaknya anak perempuan.

Untuk menjawab permasalahan ini, Elizabeth Sweet mempelajari katalog dan iklan mainan selama beberapa waktu. Dalam penelitiannya, Elizabeth menemukan bahwa mainan dengan kategori gender telah ada sejak setengah abad yang lalu. Fakta ini turut didukung oleh Rebecca Hains, profesor di Salem State University yang menyatakan bahwa anak-anak tunduk pada stereotip yang ada disekitarnya.

Rebecca turut menambahkan jika seluruh orang tua selalu menganggap bayi perempuan yang baru lahir lebih lemah dari bayi laki-laki. Akibatnya para ibu selalu memberikan permainan yang lembut seperti boneka untuk menurunkan risiko fisik. Kondisi ini menyebabkan seluruh orang tua sulit untuk memisahkan preferensi mainan yang tepat bagi Si Kecil.

Streotip gender yang telah lama melekat ini menyebabkan anak-anak melakukan didiskriminasi kepada temannya karena mainan yang dianggap tidak sesuai dengan jenis kelaminnya. Padahal, memberikan mainan yang tidak netral gender akan mendorong anak tumbuh sesuai dengan citra dari mainan itu sendiri. Sebagai contoh, kebanyakan anak perempuan yang diberikan mainan sesuai jenis kelaminnya tumbuh menjadi perempuan yang cenderung tidak ingin bekerja setelah kuliah atau ingin mencari pasangan yang dapat mencari nafkah selayaknya ‘putri kerajaan’.

Bagaimana tidak, Rosemarie Truglio, psikolog perkembangan anak mengatakan bahwa mainan yang diberikan kepada anak memiliki pengaruh yang kuat terhadap kesiapan anak dalam menghadapi kehidupan. Menurutnya, setiap anak dapat menyukai apapun seperti mainan berwarna merah muda atau mainan maskulin seperti pistol atau mobil-mobilan.  Sekali lagi, streotip gender yang dilekatkan pada mainan anak justru tidak akan membantu mereka bersikap sesuai jenis kelaminnya atau merusak masa depannya sekalipun.

Baca juga: Lahan Parkir dan Gerbong Kereta Khusus Perempuan

Keuntungan memberikan mainan tanpa kategori gender

Bunda pasti berpikir jika memberikan mainan yang sesuai gender akan meningkatkan kecerdasan Si Kecil. Faktanya, Judith Elaine Blakemore dan Jeffrey Trawick-Smith menemukan bahwa anak yang diberikan mainan dengan kategori gender justru kurang mendukung perkembangan anak secara optimal. Sementara itu, permainan tanpa kategori gender justru bersifat sebaliknya.

Elizabeth Lombardo, PhD, penulis buku From Entitlement to Intention: Raising Purpose-Driven Children mengungkapkan bahwa mainan yang tidak terikat dengan kategori gender akan membantu internalisasi Si Kecil. Mainan seperti boneka yang diberikan kepada anak perempuan kerap terikat dengan unsur feminin seperti keterampilan rumah tangga, sedangkan mainan yang diberikan kepada anak laki-laki kerap dikaitkan dengan kekerasan dan pertarungan. Gagasan inilah yang akan mempengaruhi cara anak dalam memandang aktivitas di luar ruang bermain.

Perlu disadari bahwa membebaskan permainan anak dari streotip gender tidak hanya membantu dalam membangun identitasnya, tetapi turut memperkuat keterampilan sosial sejak kecil. Mainan yang netral justru mendorong anak memiliki kemampuan yang kuat secara fisik, akademis, kognitif, musik, dan artistik. Kenapa hal ini dapat terjadi?

Singkatnya, permainan yang netral berperan dalam meningkatkan kerja sama anak tanpa adanya asumsi gender. Anak akan lebih bebas dalam memperlajari komunikasi, negosiasi, dan memecahkan masalah bersama-sama dengan anak lainnya. Hal inilah yang menjadi dasar bagi hubungan yang lebih sehat kedepannya.

Selain itu, mainan tanpa kategori gender turut meningkatkan imajinasi Si Kecil. Si Kecil dapat memainkan peran yang diinginkannya tanpa rasa malu dan terhindar dari penindasan yang didapatkan karena mainan yang dianggap tidak sesuai dengan gendernya. Langkah inilah yang akan meningkatkan kreativitas Si Kecil ketika menghadapi tantangan di dunia nyata.

Baca juga: Stop Normalisasi Manel, Saatnya Suarakan Kesetaraan!

Salah satu permainan yang dapat mendukung kecerdasan anak adalah permainan sains, teknologi, teknikal, seni, dan matematika (STEAM) kerap dikaitkan dengan anak laki-laki. Padahal, permainan ini bersifat netral gender dan inklusif. Mainan STEAM yang netral gender inilah yang dapat meningkatkan kecerdasan otak Si Kecil seperti peningkatan memori dan penalaran.

Memberikan mainan netral gender memiliki banyak manfaat untuk perkembangan Si Kecil. Dengan memperkenalkan anak-anak pada permainan netral, Bunda membantu Si Kecil tumbuh tanpa adanya streotip gender di sekitarnya. Langkah kecil inilah yang membantu Si Kecil untuk mendapatkan kesempatan yang sama untuk tumbuh dengan baik.

Sumber:

  • Anya Kamenetz & Cory Turner, 2019. “Sparkle Unicorns And Fart Ninjas: What Parents Can Do About Gendered Toys”, dalam npr
  • Naeyc Team, -. “What the Research Says: Gender-Typed Toys”, dalam naeyc
  • Rebecca Macatee, 2024. “How Kids Benefit From Gender-Neutral Toys”, dalam Parents

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Artikel Lainnya

Payudara Membengkak Pasca Melahirkan, Kok Bisa

Payudara Membengkak Pasca Melahirkan, Kok Bisa?

Pumping ASI Eksklusif

Edukasi Kebutuhan ASI Eksklusif, Melalui Pumping pada Ibu Pekerja

Sindrom Baby Blues

BKKBN: 57% Ibu di Indonesia Alami Gejala Baby Blues

Leave a Comment