Home » Isu » Kesetaraan Gender » Perempuan Arab Saudi: Perjuangan Menuju Kebebasan dan Kesuksesan

Perempuan Arab Saudi: Perjuangan Menuju Kebebasan dan Kesuksesan

Kesetaraan gender perempuan Arab

Bincangperempuan.com- Arab Saudi, negara di Timur Tengah yang dikenal dengan budaya konservatif dan penerapan hukum syariah yang ketat, telah lama menjadi pusat perhatian dunia terkait isu hak-hak perempuan. Dalam beberapa tahun terakhir, perempuan Arab Saudi telah menunjukkan keberanian luar biasa dalam memperjuangkan hak-hak mereka, termasuk hak untuk mendapatkan pendidikan, bekerja, dan berpartisipasi dalam kehidupan publik. Perjuangan ini telah membawa hasil yang signifikan, dan kesuksesan mereka terus bertambah seiring dengan perubahan kebijakan pemerintah yang lebih progresif.

Sejarah Pembatasan Hak Perempuan di Arab Saudi

Arab Saudi memiliki sejarah panjang dalam membatasi hak-hak perempuan. Selama bertahun-tahun, perempuan di Arab Saudi harus mematuhi berbagai aturan ketat yang mengatur bagaimana mereka berpakaian, bepergian, dan berinteraksi dengan masyarakat. Mereka juga diharuskan mendapatkan izin dari wali laki-laki untuk melakukan banyak aktivitas penting, seperti menikah, bekerja, atau mendapatkan layanan kesehatan. Pembatasan ini didasarkan pada interpretasi konservatif terhadap hukum Islam yang diterapkan di negara tersebut.

Namun, tekanan internasional dan perubahan sosial yang terjadi di seluruh dunia telah mendorong Arab Saudi untuk mulai melakukan reformasi. Dengan hadirnya Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) dan visinya yang dikenal sebagai Visi 2030, sejumlah perubahan penting mulai dilakukan untuk memberikan lebih banyak kebebasan dan otonomi kepada perempuan.

Baca juga: Perempuan Alam Lestari : Menghidupkan Kearifan Lokal dan Melawan Perubahan Iklim

Kebebasan yang Diraih Perempuan Arab Saudi

Salah satu perubahan paling signifikan adalah dihapuskannya larangan mengemudi bagi perempuan pada Juni 2018. Larangan ini telah lama menjadi simbol ketidaksetaraan gender di Arab Saudi, dan pencabutannya disambut dengan kegembiraan besar di seluruh dunia. Pencabutan larangan ini tidak hanya memungkinkan perempuan untuk bergerak lebih bebas, tetapi juga menandai awal dari perubahan sosial yang lebih besar di negara tersebut.

Selain itu, pada tahun 2019, pemerintah Arab Saudi memperkenalkan serangkaian reformasi yang semakin memperluas kebebasan perempuan. Salah satu reformasi paling penting adalah diizinkannya perempuan untuk memiliki paspor dan bepergian ke luar negeri tanpa perlu izin dari wali laki-laki. Langkah ini memberikan perempuan Saudi otonomi yang lebih besar dalam hidup mereka, memungkinkan mereka untuk mengambil keputusan sendiri mengenai pendidikan, pekerjaan, dan kehidupan pribadi mereka.

Perempuan Arab Saudi juga sekarang diperbolehkan untuk mendaftarkan pernikahan, perceraian, dan kelahiran, serta menerima dokumen-dokumen keluarga tanpa harus mendapatkan izin dari wali laki-laki. Ini adalah perubahan yang sangat penting dalam memberikan perempuan akses yang lebih besar terhadap hak-hak hukum dan administratif.

Peran Perempuan dalam Menghapuskan Sistem Perwalian

Sistem perwalian laki-laki, yang telah lama menjadi pilar pembatasan kebebasan perempuan di Arab Saudi, menjadi target utama gerakan reformasi yang dipimpin oleh perempuan Saudi. Melalui kampanye media sosial, perempuan Saudi memulai gerakan #IAmMyOwnGuardian, yang menyerukan penghapusan sistem perwalian. Kampanye ini berhasil mendapatkan perhatian internasional dan memicu diskusi yang lebih luas tentang hak-hak perempuan di Arab Saudi.

Selain itu, perempuan Saudi juga mulai mengadakan kelas-kelas untuk memberikan edukasi kepada perempuan lainnya tentang undang-undang sistem perwalian. Kelas-kelas ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman perempuan tentang hak-hak mereka, serta bagaimana mereka dapat melindungi diri dan memperjuangkan kebebasan mereka dalam sistem hukum yang ada.

Peningkatan Partisipasi Perempuan dalam Dunia Kerja dan Pendidikan

Visi 2030 yang diperkenalkan oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman juga menargetkan peningkatan partisipasi perempuan dalam angkatan kerja. Pemerintah Arab Saudi berencana untuk meningkatkan partisipasi perempuan dari 22% menjadi 30% pada tahun 2030. Seiring dengan itu, sektor-sektor yang sebelumnya hanya didominasi oleh laki-laki mulai terbuka bagi perempuan, termasuk sektor perbankan, teknologi, dan keamanan.

Pengangkatan perempuan dalam posisi-posisi penting di perusahaan besar dan institusi publik menunjukkan perubahan nyata di Arab Saudi. Misalnya, pada tahun 2020, Sarah Al-Suhaimi diangkat sebagai ketua bursa efek Arab Saudi, menjadi perempuan pertama yang menduduki posisi tersebut. Keberhasilan ini menginspirasi banyak perempuan lain untuk mengejar karier di bidang yang sebelumnya dianggap eksklusif untuk laki-laki.

Dalam bidang pendidikan, perempuan Arab Saudi kini memiliki akses yang lebih besar ke universitas dalam dan luar negeri. Banyak dari mereka yang berprestasi di bidang akademik, terutama dalam disiplin ilmu yang sebelumnya kurang diakses oleh perempuan, seperti sains dan teknologi. Kemajuan ini menunjukkan potensi besar yang dimiliki perempuan Saudi dalam membangun masa depan negara mereka.

Baca juga: Pendidikan Membaik,Namun Kesenjangan Kerja Perempuan Tetap Nyata

Tantangan yang Masih Dihadapi Perempuan Arab Saudi

Meskipun telah ada banyak kemajuan, perempuan di Arab Saudi masih menghadapi sejumlah tantangan besar. Norma-norma sosial dan budaya yang patriarkal masih kuat di negara ini, dan banyak perempuan yang masih menghadapi diskriminasi di tempat kerja, baik dalam bentuk ketidaksetaraan upah maupun peluang promosi yang terbatas.

Selain itu, isu-isu seperti kekerasan dalam rumah tangga dan hak asuh anak masih menjadi masalah besar. Banyak perempuan yang merasa sulit untuk melaporkan kekerasan yang mereka alami karena takut akan stigmatisasi atau kurangnya perlindungan hukum yang memadai. Pemerintah telah memperkenalkan beberapa inisiatif untuk mengatasi masalah ini, tetapi implementasinya sering kali tidak konsisten.

Meskipun kebebasan bepergian telah diberikan, masih ada laporan tentang perempuan yang ditahan atau dipaksa kembali oleh keluarga mereka ketika mencoba meninggalkan negara untuk mencari perlindungan di luar negeri. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun perubahan telah terjadi di tingkat kebijakan, masih banyak tantangan yang harus diatasi dalam pelaksanaan di lapangan.

Masa Depan Perjuangan Perempuan Saudi

Perempuan Arab Saudi telah menunjukkan ketangguhan dan keberanian luar biasa dalam memperjuangkan hak-hak mereka. Mereka terus berusaha membuktikan bahwa mereka adalah bagian integral dari masyarakat Saudi yang modern dan berdaya saing. Dengan semakin banyaknya perempuan yang terlibat dalam ekonomi, politik, dan kehidupan publik, masa depan Arab Saudi tampaknya akan semakin inklusif dan dinamis.

Namun, jalan menuju kesetaraan penuh masih panjang. Perempuan Arab Saudi masih harus terus berjuang melawan diskriminasi, baik yang bersifat legal maupun sosial. Dukungan dari komunitas internasional, serta solidaritas di antara perempuan Saudi itu sendiri, akan menjadi kunci dalam memastikan bahwa kemajuan yang telah dicapai tidak akan terhenti, tetapi justru semakin berkembang.

Referensi :

  • Perempuan Arab Saudi sedang berjuang untuk kebebasan – dan kesuksesan mereka terus bertambah, dalam The Conversation, 2019
  • Arab Saudi izinkan perempuan bepergian ke luar negeri tanpa izin wali pria, dalam BBC Indonesia, 2019

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Artikel Lainnya

Menguatkan Perempuan Mencapai Indonesia Emas 2045

Menguatkan Perempuan Mencapai Indonesia Emas 2045

Sri Astuti, Perempuan Pelestari Budaya Rejang Umeak Meno’o

Minim Riset dan Sensitivitas, Aplikasi Pemerintah Jadi Bias Makna

Minim Riset dan Sensitivitas, Aplikasi Pemerintah Jadi Bias Makna

Leave a Comment