Remaja Bengkulu Kampanye KBGO dan KSBE Lewat Media Sosial
MENGANTISIPASI bertambahnya jumlah korban KBGO (Kekerasan Berbasis Gender Online) dan KSBE (Kekerasan Seksual Berbasis Elektronik), sebanyak 40 peserta Jambore Remaja
MENGANTISIPASI bertambahnya jumlah korban KBGO (Kekerasan Berbasis Gender Online) dan KSBE (Kekerasan Seksual Berbasis Elektronik), sebanyak 40 peserta Jambore Remaja
Bincangperempuan.com- Tahu kah kamu setiap tanggal 26 September diperingati sebagai Hari Kontrasepsi Sedunia atau World Contraception Day (WCD). Peringatan ini
Bincangperempuan.com- “Lebih nyaman curhat dengan cermin di dalam kamar. Rahasianya tidak bocor, tidak ada yang membully dan tidak dimarahi orang
Laporan terbaru Komnas Perempuan mengungkap lonjakan kekerasan terhadap perempuan di Indonesia. Dengan meningkatnya angka pelaporan, apakah ini tanda keberanian korban atau justru kondisi yang makin memburuk?
Candaan seksis yang dilontarkan Ahmad Dani kembali memicu kontroversi di ruang publik. Bagaimana humor “out of the box” tersebut mencerminkan budaya patriarki dan berdampak nyata pada kesetaraan gender.
International Women’s Day (IWD) bukan sekadar perayaan tahunan, tetapi simbol perjuangan panjang perempuan dalam menuntut kesetaraan hak. Dari demonstrasi di awal abad ke-20 hingga gerakan global masa kini, IWD terus mengingatkan bahwa jalan menuju kesetaraan masih panjang. Mengapa tanggal 8 Maret dipilih? Apa makna yang terus diperjuangkan hingga hari ini?
B-pers, pernahkah kalian memperhatikan bagaimana iklan menggambarkan peran perempuan dan laki-laki? Dari iklan bumbu dapur hingga olahraga ekstrem, representasi gender dalam iklan mulai berubah. Beberapa brand berani menampilkan laki-laki di dapur dan perempuan dalam aktivitas menantang. Tapi, apakah perubahan ini cukup untuk melawan bias gender yang sudah mengakar?
Serangan digital terhadap media siber semakin marak dan mengancam kebebasan pers di Indonesia. Dari serangan DDoS hingga peretasan akun jurnalis, berbagai bentuk ancaman ini membuat media independen kesulitan bertahan.
Menurut pakar sosiologi, tagar ini bukan sekadar tren, melainkan refleksi kekecewaan generasi muda terhadap kebijakan pemerintah yang dirasa kurang berpihak pada mereka, terutama dalam hal ekonomi dan lapangan kerja.