Home » Kesehatan » Kesehatan Reproduksi » Vasektomi, Upaya Melawan Ketidaksetaraan Gender 

Vasektomi, Upaya Melawan Ketidaksetaraan Gender 

Vasektomi, Upaya Melawan Ketidaksetaraan Gender 

Bincangperempuan.com– Ketika berbicara tentang ketidaksetaraan gender, topik yang sering kali muncul adalah beban reproduksi yang cenderung lebih berat di pundak perempuan. Dari penggunaan alat kontrasepsi hingga tanggung jawab pengasuhan anak, perempuan sering kali menjadi pihak yang diharapkan untuk menanggung beban lebih besar.

Namun, dengan semakin berkembangnya kesadaran akan pentingnya kesetaraan gender, muncul berbagai upaya untuk menyeimbangkan tanggung jawab ini. Salah satu upaya tersebut adalah melalui vasektomi.

Masih banyak orang awam yang tidak mengetahui apa itu vasektomi. Vasektomi adalah sebuah cara atau prosedur kontrasepsi pada laki-laki yang dilakukan dengan memutus saluran sperma dari testis (buah zakar), sehingga air mani tidak akan mengandung sperma dan kehamilan dapat dicegah.

Proses penanganannya dilakukan dalam bentuk operasi kecil dengan memberikan bius lokal pada area testis dan skrotum. Saluran yang dilalui sperma dari testis akan dipotong dan diikat supaya sperma tidak masuk ke dalam air mani. Hal ini berdampak pada air mani tidak mengandung sperma saat ejakulasi. 

Baca juga: KB Suntik, Alat Kontrasepsi yang Paling Banyak Digunakan di Bengkulu

Mengapa vasektomi dilakukan?

Vasektomi dilakukan dengan tujuan untuk menekan angka kelahiran yang melonjak tinggi. Metode pemutusan saluran sperma dari testis ini seringkali dilakukan oleh laki-laki secara sukarelawan agar perempuan (istrinya) tidak harus mandul dengan melakukan tubektomi atau pemotongan tuba falopi. 

Selama ini, kebanyakan tanggung jawab untuk kontrasepsi sering kali dibebankan pada perempuan. Pil kontrasepsi, IUD, suntikan, dan implan semuanya lebih sering digunakan oleh perempuan. Sementara itu, pilihan kontrasepsi untuk laki-laki sangat terbatas, biasanya hanya kondom atau vasektomi. Ketidaksetaraan ini tidak hanya membebani perempuan secara fisik, tetapi juga secara mental dan emosional.

Memilih vasektomi, laki-laki dapat mengambil peran aktif dalam pengendalian kelahiran, membagi beban yang sebelumnya hampir seluruhnya ditanggung oleh pasangan perempuan mereka. Ini adalah langkah nyata dalam upaya mencapai kesetaraan gender dalam hal tanggung jawab reproduksi.

Isu kesetaraan lewat vasektomi   

Di era modern, isu kesetaraan gender masih menjadi perbincangan hangat. Salah satu aspek penting dalam hal ini adalah hak reproduksi dan kesehatan seksual. Di berbagai negara, termasuk di Asia Tenggara, masih banyak perempuan yang dipaksa untuk mandul, sementara laki-laki terkesan lepas dari tanggung jawab dalam hal ini.

Vasektomi, prosedur bedah sederhana yang memotong vas deferens pria untuk mencegah kehamilan, hadir sebagai solusi ampuh untuk melawan ketidaksetaraan gender dan mendorong tanggung jawab bersama dalam keluarga.

Berdasarkan data di beberapa negara Asia Tenggara, angka perempuan yang menjalani sterilisasi jauh lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Di Indonesia, misalnya, berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2021, sekitar 20% perempuan usia subur telah disterilisasi, sementara hanya 2% laki-laki yang telah menjalani vasektomi. Hal ini menunjukkan bahwa beban tanggung jawab dalam hal pengendalian kehamilan masih dibebankan pada perempuan secara tidak proporsional.

Vasektomi menawarkan solusi efektif untuk mengatasi ketidaksetaraan gender ini. Prosedur ini aman, reversibel, dan tidak memiliki efek samping jangka panjang yang signifikan bagi kesehatan pria. Vasektomi juga memungkinkan pasangan untuk merencanakan keluarga secara lebih bebas dan mandiri, tanpa harus selalu mengandalkan perempuan untuk menjalani sterilisasi.

Di berbagai negara di Asia Tenggara, seperti Thailand dan Vietnam, vasektomi semakin populer sebagai pilihan pengendalian kehamilan yang lebih setara. Kampanye edukasi dan akses yang lebih mudah terhadap pelayanan vasektomi telah mendorong lebih banyak laki-laki untuk mengambil tanggung jawab dalam hal reproduksi.

Baca juga: Stalking Gebetan, Bentuk Cinta atau Obsesif

Vasektomi bukan hanya bermanfaat bagi pasangan, tetapi juga bagi masyarakat secara keseluruhan. Dimana dengan mengurangi jumlah kehamilan yang tidak diinginkan, vasektomi dapat membantu menurunkan angka kemiskinan, meningkatkan kesehatan ibu dan anak, dan mendorong pembangunan keluarga yang lebih harmonis.

Oleh karena itu, vasektomi dianggap dan dipandang sebagai solusi ampuh untuk melawan ketidaksetaraan gender dan mendorong tanggung jawab bersama dalam keluarga. Dengan meningkatkan edukasi dan akses terhadap pelayanan vasektomi, diharapkan lebih banyak laki-laki yang bersedia untuk mengambil peran aktif dalam hal reproduksi dan kesehatan seksual, sehingga tercipta masyarakat yang lebih adil dan sejahtera.

Mendorong lebih banyak laki-laki untuk mempertimbangkan vasektomi sebagai metode kontrasepsi adalah langkah penting menuju kesetaraan gender. Ini menunjukkan bahwa laki-laki juga bersedia mengambil tanggung jawab dalam pengendalian kelahiran dan tidak sepenuhnya mengandalkan pasangan perempuan mereka.

Selain itu, vasektomi juga bisa menjadi solusi bagi pasangan yang sudah memutuskan untuk tidak menambah anak lagi. Dengan memilih vasektomi, pasangan dapat menikmati hubungan seksual tanpa khawatir akan kehamilan yang tidak diinginkan, dan perempuan dapat bebas dari efek samping alat kontrasepsi hormonal.

Sumber: 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Kontrasepsi, Vasektomi

Artikel Lainnya

Fragile masculinity

Fragile Masculinity dan Dampaknya pada Perempuan

Bolehkan Berhubungan Intim Saat Menstruasi  (1)

Bolehkan Berhubungan Intim Saat Menstruasi? 

Media berperan mengedukasi masyarakat agar adil gender

Media Berperan Mengedukasi Masyarakat agar Adil Gender

Leave a Comment