Home » News » Wartawan Perempuan, Herawati Diah Tampil di Google Doodle Hari Ini

Wartawan Perempuan, Herawati Diah Tampil di Google Doodle Hari Ini

Bincang Perempuan

News

Bincangperempuan.com- sebelumnya menampilkan Rohana Kudus, hari ini, Minggu (03/04/2022), Google Doodle kembali menampilkan sosok wartawan perempuan. Yakni Siti Latifah Herawati Diah. Dilansir dari Wikipedia, Herawati mengawali karirnya dibidang jurnalistik ketika pulang ke Indonesia pada 1942. Ia bekerja sebagai wartawan lepas kantor berita United Press International (UPI). Kemudian bergabung sebagai penyiar di radio Hosokyoku.

Herawati menikah dengan B.M. Diah,tokoh pers yang juga mantan Menteri Penerangan yang saat itu bekerja di koran Asia Raja. Pada 1 Oktober 1945, B.M. Diah mendirikan Harian Merdeka, Herawati pun terlibat dalam pengembangan harian tersebut.

Baca juga: Rita Wati, Inspirasi Perempuan yang Memperjuangkan Hak Atas Hutan

Pada tahun 1955, Herawati dan suaminya mendirikan The Indonesian Observer, koran berbahasa Inggris pertama di Indonesia. Koran itu diterbitkan dan dibagikan pertama kali dalam Konferensi Asia Afrika di Bandung, Jawa Barat, tahun 1955. The Indonesian Observer bertahan hingga tahun 2001, sedangkan koran Merdeka berganti tangan pada akhir tahun 1999.

Herawati lahir pada 3 April 1917 dari pasangan Raden Latip, seorang dokter yang bekerja di Billiton Maatschappij, dan Siti Alimah. Herawati berkesempatan mengecap pendidikan tinggi. Lepas dari Europeesche Lagere School (ELS) di Salemba, Jakarta, ia bersekolah ke Jepang di American High School di Tokyo. Setelah itu, atas dorongan ibunya, Herawati berangkat ke Amerika Serikat untuk belajar sosiologi di Barnard College yang berafiliasi dengan Universitas Columbia, New York dan lulus pada tahun 1941.

Baca juga: Khatijah dan Kartini, Perempuan yang Luput dari Cerita Konservasi

Sepanjang hidupnya, Herawati sempat menerbitkan buku Kembara Tiada Akhir (1993) dan An Endless Jurney (2005). Di usianya yang sudah senja, Herawati masih aktif menekuni hobinya bermain bridge dua kali seminggu. Bahkan, ia masih mengikuti turnamen bridge. Ia mengatakan, dengan bermain bridge, kemampuan otak akan terus terasah dan mencegah kepikunan.

Herawati Diah meninggal pada tanggal 30 September 2016 di Rumah Sakit Medistra, Jakarta, karena usia yang sudah sepuh dan mengalami pengentalan darah. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, di samping makam suaminya, B.M. Diah.(**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

gerakan perempuan, Herawati Diah, wartawan perempuan

Artikel Lainnya

Jangan ada lagi kekerasan seksual di lingkungan kerja

Jangan Ada Lagi Kekerasan Seksual di Lingkungan Kerja

Media Sulit Apresiasi Prestasi Perempuan

Media Sulit Apresiasi Prestasi Perempuan

Suara.com dan Core Indonesia Siap Gelar Youth Economic Summit 2024

Leave a Comment